Tuberkulosis (disingkat TB atau TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja. Organ tubuh yang diserang biasanya paru-paru, dan bisa juga tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan jantung.
Berdasarkan data Global Tuberculosis Report tahun 2023, Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di dunia, setelah India, untuk negara dengan estimasi kasus dan kematian akibat TBC. Indonesia menyumbang sekitar 10 persen TBC di seluruh dunia, dengan angka penderita sekitar 1.060.000 dari 10.600.000 kasus TBC di dunia pada 2022.
Beberapa provinsi di Jawa, Sumatra Utara, dan Sulawesi Selatan merupakan penyumbang kasus tertinggi, masing-masing mencatat lebih dari 40.000 kasus.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) telah menetapkan target eliminasi TBC pada tahun 2030, dengan menurunkan angka kejadian (insidensi) menjadi 65 kasus per 100.000 penduduk dan angka kematian menjadi 6 per 100.000 penduduk. Target ini merupakan bagian dari komitmen nasional untuk mengurangi beban TBC secara signifikan dan sejalan dengan tujuan global yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Informasi ini dapat ditemukan dalam berbagai dokumen resmi Kemenkes, termasuk laporan kinerja dan strategi transformasi kesehatan. Misalnya, dalam dokumen "Transformasi Kesehatan" disebutkan bahwa pada tahun 2030 ditargetkan angka insidensi TBC mencapai 65 per 100.000 penduduk dan angka kematian 6 per 100.000 penduduk.
Pemerintah telah mengidentifikasi beberapa produsen vaksin terkemuka di beberapa negara untuk mengembangkan vaksin TBC. Salah satunya adalah vaksin yang dikembangkan oleh Yayasan Bill & Melinda Gates dan GlaxoSmithKline (GSK) asal Amerika Serikat (AS). Vaksin ini dikembangkan dengan memanfaatkan protein rekombinan.
Yuk mengenal apa itu vaksin TBC M72/AS01E yang masih dalam uji klinis fase 3, yang dilakukan di lima negara, yaitu Afrika Selatan Kenya, Malawi, Zambia, termasuk Indonesia.