ilustrasi penurunan berat badan (pexels.com/Moe Magners)
Penurunan berat badan dapat menjadi alasan mengapa pola makan dengan batasan waktu, seperti puasa intermiten, dapat berkontribusi pada penurunan tekanan darah. Ketika memiliki berat badan berlebih atau kelebihan lemak tubuh, tubuh cenderung mengalami peningkatan tekanan darah.
Hal ini karena berat badan yang berlebih dapat memengaruhi kinerja sistem kardiovaskular, seperti meningkatkan beban kerja jantung dan meningkatkan resistansi pembuluh darah.
Hasil studi dalam jurnal Nutrition & Metabolism menemukan, ketika menjalani puasa intermiten, seseorang mengatur jendela makan mereka dan mengurangi waktu makan mereka dalam sehari. Dengan mengurangi waktu makan, tubuh memiliki waktu lebih lama untuk mencerna dan membakar energi dari makanan yang dikonsumsi. Selain itu, penurunan berat badan terjadi ketika tubuh membakar lebih banyak kalori daripada yang dikonsumsi melalui makanan, sehingga lemak yang ada dalam tubuh diubah menjadi energi.
Penurunan berat badan yang terjadi karena puasa intermiten dapat membantu mengurangi tekanan darah karena berbagai alasan.
Pertama, berkurangnya lemak tubuh dapat mengurangi jumlah jaringan yang membutuhkan pasokan darah. Ini mengurangi beban kerja jantung dan pembuluh darah, sehingga tekanan darah dapat menurun.
Selain itu, penurunan berat badan juga dapat memperbaiki sensitivitas insulin dan mengurangi resistansi insulin. Resistansi insulin merupakan faktor yang berperan dalam meningkatkan tekanan darah. Dengan penurunan resistansi insulin, tekanan darah dapat terkendali dengan lebih baik.
Penting diingat bahwa penurunan berat badan terjadi bukan karena puasa intermiten semata. Namun, ada faktor-faktor lain, seperti pola makan yang sehat, olahraga teratur, pengelolaan stres, dan tidak merokok juga dapat berkontribusi pada penurunan tekanan darah.