Penelitian pertama, bernama POSITIVE Trial, melibatkan 518 perempuan penyintas kanker payudara stadium I–III dengan reseptor hormon positif. Para peserta berusia 42 tahun ke bawah dan sebelumnya menjalani terapi endokrin selama 18–30 bulan.
Mereka kemudian menghentikan terapi selama maksimal dua tahun untuk mencoba hamil, melahirkan, dan menyusui. Setelah itu, terapi dilanjutkan kembali selama 5–10 tahun. Dari 317 perempuan yang melahirkan, sebanyak 196 di antaranya berhasil menyusui dengan rata-rata durasi 4,4 bulan.
Hasilnya menguatkan satu hal penting, bahwa menyusui tidak meningkatkan risiko kekambuhan kanker. Dalam masa tindak lanjut sekitar 41 bulan, angka kekambuhan pada kelompok yang menyusui hampir sama dengan yang tidak—1,1 persen vs 1,9 persen setelah satu tahun, dan 3,6 persen vs 3,1 persen setelah dua tahun.
“Sebagian besar pasien yang ingin menyusui ternyata bisa melakukannya, dan hasilnya menunjukkan hal itu aman,” ujar Prof. Fedro Peccatori, ahli onkologi dari European Institute of Oncology, Italia, dilansir laman resmi ESMO.
Studi kedua, BRCA BCY Collaboration, meneliti 4.904 perempuan dengan kanker payudara akibat mutasi gen BRCA1 atau BRCA2. Semua peserta studi didiagnosis sebelum usia 40 tahun.
Hasilnya pun serupa, bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara ibu yang menyusui dan yang tidak dalam hal kekambuhan kanker maupun angka kesintasan penyakit selama tujuh tahun pengamatan.
Dari 110 perempuan yang menyusui dan 68 yang tidak, angka kejadian kanker baru pada payudara atau area sekitarnya tidak jauh berbeda, yaitu 29 persen berbanding 37 persen. Bahkan, tingkat kesintasan bebas penyakit juga serupa.
“Temuan ini menegaskan bahwa menyusui bisa dilakukan tanpa mengorbankan keamanan onkologis,” jelas Dr. Eva Blondeaux dari Ospedale San Martino, Italia.
Temuan dua studi ini merupakan cermin dari harapan banyak penyintas kanker payudara. Bagi para perempuan yang telah melewati fase pengobatan kanker payudara, menyusui bukan hanya tentang memberi nutrisi bagi bayi, tetapi juga tentang mendapatkan kembali bagian dari diri mereka yang sempat dirampas oleh penyakit. Jika memiliki kekhawatiran mengenai menyusui pasca perawatan kanker, konsultasikan dengan dokter.