Askariasis adalah penyakit akibat infeksi Ascaris lumbricoides, cacing gelang parasit yang hidup di usus manusia. Meski sering dianggap sepele, tetapi penyakit ini masih menjadi salah satu infeksi cacing usus paling umum di dunia.
Sumber utama penularan askariasis adalah makanan atau minuman yang terkontaminasi telur cacing gelang. Penyakit ini erat kaitannya dengan sanitasi yang buruk. Di wilayah yang masih menggunakan tinja manusia sebagai pupuk, risiko penularan makin tinggi.
Setelah tertelan, telur cacing akan menetas di usus halus dan melepaskan larva. Dalam beberapa hari, larva ini masuk ke aliran darah lalu bermigrasi ke paru-paru. Dari sana, mereka naik ke saluran pernapasan besar, kemudian ikut tertelan kembali ke lambung dan usus halus.
Saat berada di paru-paru, larva bisa menimbulkan peradangan jarang terjadi yang dikenal sebagai pneumonia eosinofilik, karena melibatkan sel darah putih khusus bernama eosinofil. Setelah kembali ke usus halus, larva berkembang menjadi cacing dewasa. Di sinilah mereka bertelur, dan telur tersebut keluar bersama tinja. Cacing dewasa dapat bertahan hidup 10 hingga 24 bulan di dalam tubuh manusia.
Hingga kini, diperkirakan 800–900 juta orang di seluruh dunia terinfeksi askariasis. Penyakit ini dapat menyerang semua usia, tetapi anak-anak biasanya mengalami gejala yang lebih berat dibandingkan orang dewasa.
Gejala infeksi cacing gelang
Sebagian besar orang dengan askariasis tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun, bila gejala muncul, biasanya berupa:
Batuk berdahak bercampur darah.
Sesak napas atau mengi.
Demam ringan.
Nyeri perut.
Ruam kulit.
Mual dan muntah.
Cacing yang keluar bersama tinja.
Cacing yang keluar melalui mulut atau hidung.
Dalam kasus tertentu, orang yang terinfeksi bahkan bisa muntah atau batuk hingga mengeluarkan cacing.