Peluru karet dikategorikan sebagai jenis proyektil less-lethal atau kurang mematikan. Penggunaan jenis peluru ini sering terlihat ketika aparat penegak hukum hendak mengendalikan massa demonstrasi, terutama kalau terjadi kericuhan. Selain itu, peluru karet turut digunakan untuk latihan menembak sampai amunisi untuk aparat keamanan di lapangan.
Sebenarnya, prinsip kerja peluru karet tetap serupa dengan peluru tajam. Ada mekanisme pemicu atau primer di bagian bawah yang akan memicu mesiu di badan selongsong untuk kemudian melontarkan proyektil ke arah target. Hanya saja, perbedaan mendasar antara peluru karet dengan peluru tajam terletak pada isi proyektil. Kalau peluru tajam menggunakan timah atau campurannya, maka peluru karet menggunakan karet, plastik, ataupun busa khusus.
Karena prinsip kerja yang sama, peluru karet tetap menghasilkan energi yang cukup kuat. Akibatnya, kalau seseorang tertembak jenis peluru ini, maka potensi luka sampai kematian tetap memungkinkan. Maka dari itu, istilah yang dipakai untuk peluru ini adalah “less-lethal”, bukan “non-lethal”. Nah, pada kesempatan ini, kita akan membahas soal dampak mengerikan yang dapat ditimbulkan peluru karet pada tubuh manusia. Simak sampai tuntas, ya!