Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Perbedaan antara Peluru Tajam dengan Peluru Karet?

senjata Mosin-Nagant Model 1891 yang digunakan saat Perang Dunia II (commons.wikimedia.org/	Falcon® Photography)
senjata Mosin-Nagant Model 1891 yang digunakan saat Perang Dunia II (commons.wikimedia.org/ Falcon® Photography)

Kalau melihat kata senjata api, pikiran kita tentu langsung tertuju pada berbagai jenis pistol atau senjata laras panjang yang digunakan oleh pihak militer ataupun kepolisian dalam bertugas. Tergantung siapa yang memegangnya maupun apa tujuan kepemilikannya, senjata api dapat jadi alat perlindungan diri atau masyarakat yang sangat ampuh maupun alat yang mempermudah aksi kejahatan yang dilakukan seseorang.

Nah, berbicara soal senjata api pasti tak lepas dari isian di dalamnya, yakni peluru. Ada begitu banyak jenis peluru, mulai dari ukuran sampai proyektil yang ada di dalamnya. Terkait dengan proyektil, sebenarnya ada banyak jenisnya. Namun, ada dua jenis proyektil peluru yang mungkin sering kita dengar atau lihat namanya, yakni peluru tajam dan peluru karet.

Tentunya ada berbagai perbedaan antara peluru tajam dan peluru karet. Misalnya, terkait material, tujuan penggunaan, sampai tingkat berbahaya kedua jenis peluru itu. Supaya kita bisa memahaminya secara menyeluruh, yuk, simak pembahasan lengkapnya di bawah ini!

Mengenal bagian-bagian peluru

potret bagian-bagian peluru (commons.wikimedia.org/Bouterolle)
potret bagian-bagian peluru (commons.wikimedia.org/Bouterolle)

Sebelum membahas beberapa perbedaan antara peluru tajam dan peluru karet, pastinya penting untuk memahami bagian-bagian peluru secara umum supaya tidak bingung. Kalau dibedah secara singkat, peluru itu dibagi atas empat bagian utama. Dari paling bawah ada pemicu atau primer, lalu di atasnya ada mesiu, di bagian paling atas ada proyektil, dan luar yang melapisi tiga bagian sebelumnya disebut selongsong.

Dimulai dari selongsong, bagian ini jadi tampilan luar, paling besar ukurannya, dan sering kita lihat keluar dari badan senjata api setelah peluru ditembakkan. Dilansir Tract Optics, selongsong umumnya dibuat dari material kuningan hasil kombinasi tembaga dan seng. Material tersebut mampu bertahan dari tekanan tinggi saat peluru ditembakkan sehingga tidak mengalami deformasi (perubahan bentuk). Selongsong sendiri terbagi lagi jadi empat bagian berbeda, yakni bagian dasar, badan, leher, dan mulut.

Bagian pemicu atau primer pada peluru terletak pada bagian dasar selongsong. Pemicu berbentuk melingkar dan dapat memicu percikan api saat pin penembak pada senjata api dilepaskan. Tepat di atas bagian pemicu atau sekitar badan selongsong, ada tumpukan bubuk mesiu yang langsung menyala begitu pemicu memercikkan api. Akibatnya, ada ledakan kecil yang terjadi di dalam selongsong dan gas yang dihasilkan ledakan itu berusaha mencari titik terlemah untuk keluar.

Tepat pada jalur keluar yang ada, yakni sekitar leher dan mulut selongsong, ada proyektil yang merupakan material yang dikeluarkan peluru ke arah target. Nah, pada bagian proyektil inilah kita dapat menemukan berbagai material berbeda yang sesuai dengan peruntukkan masing-masing, termasuk soal pembahasan utama kita, yakni soal peluru tajam dan peluru karet.

1. Perbedaan isi proyektil

tampilan peluru karet (commons.wikimedia.org/PV2 ANDREW W. MCGALLIARD)
tampilan peluru karet (commons.wikimedia.org/PV2 ANDREW W. MCGALLIARD)

Dari namanya saja tentu mudah untuk mengetahui kalau perbedaan mendasar antara peluru tajam dengan peluru karet terletak pada perbedaan isi proyektil. Peluru tajam dibuat dengan material logam atau metal yang ringan, tetapi sangat kuat. Sebab, logam itu harus dapat menahan tekanan dan suhu tinggi ketika ditembakkan sampai mengenai target.

Dilansir Field & Stream, material paling umum yang digunakan untuk proyektil peluru tajam adalah timah dan paduan timah (campuran antara timbal, antimon, timah, dan/atau tembaga). Berkat isian tersebut, proyektil peluru tajam jadi sering kita panggil dengan istilah, “timah panas”. Tergantung ukuran dan bentuk pelurunya, tingkat penetrasi sampai dampak yang ditimbulkan pada target setelah tertembak proyektil peluru tajam itu sangat bervariasi.

Di sisi lain, peluru karet—sesuai dengan namanya—terbuat dari material karet yang dimodifikasi supaya cocok dengan selongsong peluru biasa. Byrna melansir kalau proyektil yang dipakai untuk peluru karet bisa berupa karet, plastik, sampai busa khusus. Diluar dari  jenis proyektil yang dipakai, sebenarnya bagian badan peluru karet terbilang sama seperti jenis peluru lain karena prinsip penembakkan peluru karet identik dengan peluru tajam.

2. Beda tempat penggunaan

potret aparat penegak hukum dengan senjata khusus untuk peluru karet (commons.wikimedia.org/ukberri)
potret aparat penegak hukum dengan senjata khusus untuk peluru karet (commons.wikimedia.org/ukberri)

Perbedaan proyektil antara peluru tajam dengan peluru karet tentu menghasilkan perbedaan tempat penggunaan antara dua jenis peluru ini. Peluru tajam lebih banyak digunakan dalam kondisi pertempuran serius yang pasti menghasilkan korban jiwa. Misalnya saja, peluru ini digunakan dalam pertempuran militer, misi penumpasan aksi kejahatan oleh aparat penegak hukum, sampai alat perlindungan diri. Kadang-kadang peluru tajam juga digunakan dalam latihan menembak yang diselenggarakan militer maupun kepolisian.

Sementara untuk peluru karet, penggunaannya terbilang lebih khusus. ABC News melansir bahwa penggunaan peluru karet paling sering kita lihat ketika aparat penegak hukum ingin mengendalikan massa ketika terjadi kericuhan. Penggunaan jenis peluru ini saat mengendalikan massa tentu tak boleh sembarangan karena tetap berbahaya. Selain itu, peluru karet digunakan pada senjata aparat penegak hukum pada kasus tertentu. Terakhir, peluru ini turut digunakan dalam latihan menembak.

3. Beda tingkat berbahaya

selongsong peluru karet yang sudah ditembakkan (commons.wikimedia.org/Mustafa Bader)
selongsong peluru karet yang sudah ditembakkan (commons.wikimedia.org/Mustafa Bader)

Sebenarnya, baik peluru tajam maupun peluru karet sama-sama berbahaya ketika digunakan. Keduanya sama-sama mampu mencederai anggota tubuh sampai menghilangkan nyawa seseorang yang tertembak. Namun, ada perbedaan klasifikasi atau tingkat berbahaya yang dimiliki oleh peluru tajam dengan peluru karet.

Peluru tajam dikategorikan sebagai proyektil lethal atau mematikan. Sifat berarti peluru tajam memang didesain untuk melukai sampai menewaskan target yang ditembak. Sementara peluru karet lebih dikategorikan sebagai proyektil less-lethal atau kurang mematikan. Nah, perbedaan sebutan ini kadang membuat orang beranggapan kalau peluru karet itu tidak mematikan jika ditembakkan ke arah kerumunan. Padahal, kata “kurang mematikan” itu berbeda jauh dengan “tidak mematikan”.

Dilansir Bio Kinetics, peluru karet yang ditembakkan tetap menghasilkan energi kinetik yang besar. Ketika energi pada proyektil itu mengenai target, maka hasil fatal berupa luka serius pada anggota tubuh yang terdampak sampai kematian tetap dapat terjadi akibat jenis peluru ini. Jadi, sekalipun peluru karet menggunakan material yang lebih lembut dari peluru tajam dengan kekuatan yang berkurang secara signifikan, energi yang dilepaskan pada tiap tembakannya tetap mampu memberikan risiko berbahaya bagi korban. Maka dari itu, peluru ini dikategorikan “kurang mematikan”.

Peluru karet sebenarnya tidak didesain untuk menembus kulit target. Penargetan oleh penembaknya pun harus presisi karena tidak diperbolehkan ditembak ke organ-organ vital tubuh seseorang karena tetap bisa merusak jaringan tubuh. Hanya saja, proses pengontrolan massa itu jelas bukan perkara mudah, terutama kalau terjadi ekskalasi tinggi. Oleh karenanya, kita sering melihat ada korban jiwa berjatuhan begitu aparat menembakkan peluru karet tanpa prosedur yang tepat.

Pada akhirnya, peluru tajam maupun peluru karet memang jadi proyektil yang sama-sama berbahaya kalau ditembakkan pada manusia. Perlu kehati-hatian bagi individu atau organisasi yang diberikan wewenang untuk menggunakan senjata api, apa pun jenis pelurunya. Sementara itu, bagi kita sebagai masyarakat umum, sebaiknya selalu ingat untuk langsung lari menyelamatkan diri begitu mendengar ada suara tembakan terdengar di sekitar. Mau bagaimana pun, keselamatan diri selalu jadi prioritas dalam kondisi apa pun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Science

See More

[QUIZ] Tes Rumus Matematika Bangun Ruang, Yakin Masih Ingat?

08 Sep 2025, 17:30 WIBScience