ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)
Penggunaan obat tidur dalam jangka pendek bisa membantu banyak orang untuk mendapatkan istirahat malam yang berkualitas. Namun, menggabungkan kebiasaan tidur yang baik dapat membantu mencegah insomnia akut berkembang menjadi kronis.
Dikutip dari Health, pil tidur bisa bekerja dengan sangat baik selama periode stres singkat. Dokter perlu mengatur pengobatan jangka pendek untuk mencegah pasien jatuh ke dalam siklus.
Saat kamu minum obat tidur yang diresepkan dalam jangka waktu lama, tubuh akan terbiasa dengan obat tersebut dan kamu akan membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek penginduksi tidur yang sama.
Namun, jika kamu mengonsumsi dosis yang cukup tinggi, ini dapat menyebabkan hipoventilasi (pernapasan yang terlalu dangkal atau terlalu lambat untuk memenuhi kebutuhan tubuh) saat tidur, yang dapat menyebabkan kematian, dilansir Everyday Health.
Alasan utama penggunaan obat tidur seharusnya adalah kebutuhan untuk membangun kembali pola tidur yang normal pada orang yang mengalami gangguan tidur jangka pendek. Masalah akan terjadi jika kamu menggunakan obat tidur lebih dari 7 hingga 10 hari.
Apabila kamu minum obat tidur lebih dari satu bulan dan masih sulit tidur, konsultasikan kembali dengan dokter. Menurut penelitian, penggunaan pil tidur dalam jangka panjang tidak sehat.
Satu studi mengamati orang yang menggunakan hipnotik atau ansiolitik (obat anticemas) secara konsisten selama tiga tahun. Para peneliti menemukan bahwa obat-obatan tersebut meningkatkan kematian dengan cara yang bergantung pada dosis. Berdasarkan hasil tersebut, para peneliti menyarankan untuk membatasi penggunaan hingga 2–4 empat minggu (BMJ, 2019).
Studi lainnya mengamati sekelompok orang yang minum pil tidur selama dua tahun. Mereka, terutama yang menggunakan benzodiazepine, juga mengalami peningkatan mortalitas (Drugs - Real World Outcomes, 2015).