Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang perempuan tampak kesakitan saat buang air besar.
ilustrasi kesakitan saat buang air besar (IDN Times/Novaya Siantita)

Intinya sih...

  • Pendarahan rektum merupakan indikasi kuat kanker kolorektal dini pada orang dewasa di bawah 50 tahun, menurut temuan studi terbaru.

  • Para ahli mengatakan orang dewasa bahwa muda yang mengalami pendarahan rektum, usia berapa pun, sebaiknya menjalani kolonoskopi untuk skrining kanker kolorektal.

  • Tingkat kanker kolorektal dini pada orang dewasa muda telah meningkat selama lebih dari satu dekade.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa satu gejala tertentu mungkin menjadi prediktor terkuat kanker kolorektal pada orang dewasa muda di bawah usia 50 tahun, yaitu perdarahan rektal.

Para peneliti melaporkan bahwa perdarahan rektal pada orang dewasa muda meningkatkan kemungkinan diagnosis kanker kolorektal hingga 8,5 kali lipat!

Kesimpulan ini diperoleh setelah menganalisis 443 pasien berusia di bawah 50 tahun yang menjalani kolonoskopi di University of Louisville Health System, Kentucky, Amerika Serikat (AS), antara tahun 2021 hingga 2023.

Dari jumlah tersebut, 195 pasien terdiagnosis kanker kolorektal dengan onset dini (muncul pada usia cenderung muda), sementara 248 lainnya memiliki hasil kolonoskopi yang bersih.

Para peneliti menyebutkan bahwa 88 persen pasien kanker muda menjalani kolonoskopi karena adanya gejala, bukan karena skrining rutin.

Mereka juga menambahkan bahwa 70 persen pasien kanker tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tersebut.

Selain itu, orang yang pernah merokok memiliki risiko lebih dari dua kali lipat untuk mengembangkan kanker kolorektal onset dini dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok.

Temuan ini diharapkan akan membantu dokter memutuskan kapan harus merekomendasikan skrining dini untuk pasien mereka.

Studi ini dipresentasikan dalam American College of Surgeons Clinical Congress 2025 pada awal Oktober lalu di Chicago, AS. Temuan ini belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah peer-review.

Sekilas tentang perdarahan rektal

Perdarahan rektal adalah kondisi ketika darah keluar melalui rektum atau anus. Kamu bisa melihat darah pada tinja, ada noda darah di tisu toilet, atau terlihat di dalam toilet. Darah biasanya berwarna merah terang. Istilah medis untuk kondisi ini adalah hematokezia.

Warna darah pada tinja dapat menunjukkan sumber perdarahan.

  • Tinja berwarna hitam atau seperti ter (melena) dapat disebabkan oleh perdarahan di saluran cerna bagian atas, seperti kerongkongan, lambung, atau bagian awal usus halus. Dalam kasus ini, darah biasanya lebih gelap karena sudah dicerna saat melewati saluran cerna. Meski jarang, perdarahan jenis ini bisa cukup cepat sehingga tetap tampak sebagai darah merah segar dari rektum.

  • Perdarahan dari rektum biasanya berwarna merah segar. Ini umumnya berarti sumber perdarahan berasal dari saluran cerna bagian bawah (usus besar, rektum, atau anus).

  • Mengonsumsi bit atau makanan dengan pewarna merah kadang dapat membuat tinja tampak kemerahan. Dalam kasus ini, dokter dapat melakukan tes kimia pada tinja untuk memastikan ada tidaknya darah.

Penyebab perdarahan rektal meliputi:

  • Fisura ani (robekan kecil pada lapisan anus, sering akibat mengejan berlebihan, tinja keras, atau diare berulang). Biasanya menimbulkan perdarahan mendadak disertai nyeri di area anus.

  • Wasir, penyebab umum darah merah segar, bisa disertai nyeri atau tidak.

  • Proktitis, yaitu peradangan atau pembengkakan pada rektum dan anus.

  • Prolaps rektum, ketika rektum menonjol keluar melalui anus.

  • Trauma atau benda asing.

  • Polip kolorektal.

  • Kanker usus besar, rektum, atau anus.

  • Kolitis ulseratif dan jenis peradangan usus besar lainnya.

  • Infeksi usus.

  • Divertikulosis, yaitu terbentuknya kantong-kantong abnormal pada usus besar.

Segera temui dokter jika melihat atau mengalami:

  • Darah segar pada tinja.

  • Nyeri perut disertai darah atau lendir berdarah pada tinja.

  • Perubahan warna tinja.

  • Nyeri di area anus saat duduk atau buang air besar.

  • Inkontinensia atau hilangnya kontrol buang air besar.

  • Penurunan berat badan tanpa sebab jelas.

  • Tekanan darah turun hingga menyebabkan pusing atau pingsan.

Kamu tetap perlu diperiksa oleh dokter, bahkan jika menduga darah pada tinja hanya disebabkan oleh wasir.

Pada anak, sedikit darah dalam tinja umumnya tidak serius. Penyebab paling sering adalah konstipasi. Namun, tetap penting memberi tahu dokter anak jika kamu melihat masalah ini.

Referensi

"Rectal Bleeding in Young Adults Linked to 8.5 Times Higher Risk of Colorectal Cancer." American College of Surgeons. Diakses Oktober 2025.

“Rectal Bleeding: MedlinePlus Medical Encyclopedia,” n.d., https://medlineplus.gov/ency/article/007741.htm.

Editorial Team