Membedakan AFib dan serangan panik bukan perkara mudah. AFib sulit dikenali sendiri tanpa pemeriksaan oleh dokter. Namun, ada beberapa petunjuk yang bisa membantu melihat perbedaannya.
Mekanisme yang mendasari
AFib berhubungan langsung dengan jantung. Gangguan ini terjadi ketika sinyal listrik di ruang atas jantung (atrium) tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga kontraksi jantung menjadi tidak normal. Perubahan pada struktur jantung serta gangguan pada sistem saraf juga dapat memengaruhi keteraturan irama jantung.
Serangan panik berakar dari pengalaman emosional yang berasal dari otak, meski sering kali disertai gejala fisik. Penyebab pasti serangan panik belum sepenuhnya dipahami, tetapi para ahli menduga mekanisme dasarnya terkait dengan perubahan kadar neurotransmiter atau bahkan perubahan struktur di otak.
Laju muncul dan meredanya gejala
Perhatikan bagaimana gejala muncul dan menghilang.
Karena AFib dipicu oleh sinyal listrik yang kacau, gejalanya biasanya datang tiba-tiba. Saat episode mereda, gejala pun ikut reda. Namun, siklus ini cenderung berulang sampai ada penanganan medis.
Pada serangan panik, detak jantung bisa perlahan meningkat seiring rasa ketidaknyamanan lain muncul, lalu menurun bertahap setelah mencapai puncaknya.
Pola detak jantung
Irama detak jantung juga bisa menjadi petunjuk.
Serangan panik biasanya membuat detak jantung cepat, tetapi tetap teratur.
Sebaliknya, AFib menyebabkan irama jantung tidak menentu, seperti melompat, melewati satu detak, atau berganti antara cepat dan lambat secara acak.
Respons emosional
Serangan panik kerap disertai perasaan takut yang intens, seolah ada sesuatu yang sangat buruk akan terjadi. Rasa cemas, panik, dan tak berdaya inilah yang sering memperparah serangan.
AFib memang membuat jantung berdebar tidak teratur, tetapi jarang sampai menimbulkan respons emosional sedahsyat itu.
Jenis nyeri
AFib dan gangguan panik dapat memicu nyeri dada saat jantung berdebar kencang dan otot menegang. Nyeri dada tumpul bukanlah hal yang jarang terjadi, tetapi setiap orang merasakan nyeri yang berbeda.
Ketika AFib muncul bersamaan dengan gangguan jantung lainnya, nyerinya bisa lebih spesifik dan intens, dan ini tidak boleh diabaikan. Jika kamu mengalami nyeri dada selama serangan atau episode, temui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Detak jantung
Detak jantung yang cepat (takikardia) bisa muncul baik pada serangan panik maupun AFib. Tidak ada batas angka pasti yang hanya berlaku pada serangan panik dan tidak pada AFib.
Pada orang dengan AFib yang disertai takikardia, detak jantung biasanya berada di kisaran 110 hingga 140 kali per menit. Bedanya, pada AFib detak jantung bukan hanya cepat, tetapi juga tidak teratur.
Sebaliknya, pada serangan panik yang terjadi pada orang tanpa masalah jantung, detak jantung memang meningkat pesat, tetapi iramanya tetap teratur.
Serangan panik biasanya hanya berlangsung singkat. Setelah serangan berakhir, detak jantung akan berangsur melambat dan kembali normal, umumnya dalam waktu hingga 30 menit. Namun, bila detak jantung tidak kunjung menurun atau muncul gejala lain yang mengkhawatirkan, seperti nyeri dada, sebaiknya segera mencari pertolongan medis.