Tanda Serangan Panik yang Dapat Mengarah ke Gangguan Panik

Antrean mobil yang panjang di pintu gerbang tol sementara harus memimpin rapat jam 8 pagi membuat jantung kita berdegup lebih cepat dan tangan mengeluarkan keringat dingin. Contoh situasi ini tentu pernah kita alami, tetapi jangan cepat menyimpulkan bahwa kita mengalami serangan panik atau bahkan gangguan panik.
Observasi dan tes psikologi yang dilakukan oleh dokter sangat diperlukan sebelum menyebut diri kita mengalami serangan atau gangguan panik. Sekadar informasi, gejala dan intensitas baik serangan panik maupun gangguan panik berbeda.
Seseorang yang sering mengalami serangan panik dan bila tidak ditangani dengan baik dapat mengarah kepada gangguan panik. Nah, apa sih gejala dari serangan panik dan gangguan panik? Kemudian apakah ada tanda-tanda yang patut diwaspadai sebelum memutuskan untuk ke dokter? Simak penjabarannya hingga akhir, ya!
1. Gejala serangan panik

Buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-V) dipakai sebagai panduan untuk membantu baik dokter maupun psikolog dalam mendiagnosis seseorang. Laman Substance Abuse and Mental Health Service Administration tahun 2016 menyebutkan gejala serangan panik atau panic attack seperti yang tertera di DSM-V adalah:
- Rasa takut dan tidak nyaman yang tiba-tiba muncul. Tingkat ketakutan dapat menyentuh puncak dalam hitungan menit. Seseorang harus mengalami bentuk rasa takut sebanyak empat atau lebih seperti berikut:
- Merasakan sensasi panas
- Gemetar
- Denyut jantung berdetak cepat
- Dada terasa sakit atau nyeri
- Napas terasa pendek
- Berkeringat
- Mual
- Pusing berkunang-kunang seperti hendak jatuh
- Merasa seperti di dalam mimpi atau merasa jiwa keluar dari tubuh
- Takut menjadi gila
- Takut menderita atau meninggal
- Mati rasa
2. Merasa tegang dan cemas lebih sering dari biasanya

Dikutip dari laman Help Guide, gejala serangan panik memuncak dalam kurun waktu 10 menit dan gejala akan hilang dalam waktu kurang dari 1 jam. Serangan panik yang terjadi 1 hingga 2 kali saja dan tidak berulang, tidak perlu terlalu dikhawatirkan, tetapi tetap dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter. Sebabnya gejalanya mirip dengan penyakit medis lain seperti sakit jantung, sehingga dokter perlu memastikan.
Namun bila serangan panik terjadi berulang kali, maka orang tersebut perlu mendapatkan evaluasi dari psikiater atau psikolog. Misalnya selama seminggu, ia dapat mengalami serangan panik sebanyak 3-4 kali.
Laman WebMD menyebutkan tidak semua orang yang mengalami serangan panik akan mendapatkan diagnosis gangguan panik. Kurang lebih hanya 3 persen orang dewasa yang akhirnya mempunyai kondisi gangguan panik dan mayoritas berjenis kelamin perempuan. Namun perlu diketahui bahwa serangan panik yang tidak ditangani dengan baik dapat mengarah kepada gangguan panik.
3. Mengalami anticipatory anxiety (kecemasan antisipatif)

Seseorang yang pernah mengalami serangan panik dan frekuensinya cukup sering dapat memicu timbulnya rasa khawatir yang sangat tinggi dalam dirinya. Rasa khawatir bila nanti mengalami serangan panik lagi menjadi pertanda gejala gangguan panik.
Dilansir MSD Manual Professional Version, mayoritas orang dengan kondisi gangguan panik mengantisipasi dan cemas akan munculnya serangan yang lain. Kondisi ini disebut anticipatory anxiety atau kecemasan antisipatif.
Seperti yang dijelaskan di laman Verywell Mind, kecemasan antisipatif yang dirasakan oleh penderita gangguan panik berbeda dari rasa cemas yang kita rasakan sebelum berpidato di depan banyak orang. Antisipasi tersebut berkaitan dengan gejala serangan panik yang keluar di situasi tertentu. Misalnya, bagaimana kalau serangan panik muncul saat sedang berbelanja di pusat perbelanjaan dan lalu dilihat oleh banyak orang.
4. Jadi apa gejala gangguan panik?

Merujuk pada Substance Abuse and Mental Health Service Administration tahun 2016, seseorang harus memiliki kondisi seperti di bawah ini untuk dapat disebut mengalami gangguan panik atau panic disorder:
- Mengalami serangan panik secara tiba-tiba dan berulang.
- Mempunyai kekhawatiran secara terus menerus bila serangan panik tiba-tiba muncul atau khawatir akan konsekuensi dari munculnya serangan panik.
- Terjadi perubahan di dalam perilaku yang berkaitan dengan serangan panik.
- Serangan panik yang terjadi secara berulang tersebut tidak disebabkan oleh penggunaan obat dan minuman terlarang.
- Serangan panik juga tidak berkaitan atau disebabkan oleh penyakit kejiwaan yang lain.
Perubahan perilaku yang disebutkan di poin atas adalah orang tersebut jadi menjauhi tempat atau aktivitas atau situasi tertentu yang kemudian mengganggu aktivitas sehari-hari. Contohnya jadi takut menyetir mobil atau naik sepeda motor sendiri dan tidak mau bekerja di kantor.
5. Apa yang terjadi bila tidak segera ditangani?

Seperti yang sudah disebutkan di awal, seseorang yang sering mengalami serangan panik dan selalu merasa ketakutan merupakan gejala penting pada gangguan panik. Keterlambatan dalam mendapatkan pertolongan dari dokter dapat mengakibatkan orang tersebut mengalami gangguan panik.
Kemudian laman American Psychological Association (APA) menjelaskan gangguan panik yang tidak ditangani dengan baik dapat mengarah kepada fobia yang menyebabkan rutinitas sehari-hari terhambat. Dampak akhirnya orang tersebut dapat mengonsumsi minuman keras dan obat terlarang, mempunyai pemikiran untuk bunuh diri, sering dibawa ke IGD (Intensif Gawat Darurat), dan bergantung pada orang lain.
Itulah kenapa, ketika kamu atau orang di sekitarmu menunjukkan gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, ada baiknya untuk segera konsultasi ke psikolog atau psikiater. Dengan begitu, kondisi akan lebih cepat ditangani.