Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pengobatan rabies (pexels.com/cottonbro studio)

Rabies adalah virus yang mengancam jiwa. Namun, kalau kamu sampai terpapar, pengobatan yang cepat dan efektif dengan vaksin tertentu dapat menyelamatkan hidup.

Cara paling umum bagi manusia untuk terkena rabies adalah melalui gigitan hewan. Kalau tidak diobati, virus tersebut memicu peradangan mematikan pada otak dan sumsum tulang belakang.

Di seluruh dunia, lebih dari 90 persen kasus rabies pada manusia disebabkan oleh penularan virus oleh anjing.

Kalau kamu pernah digigit, dicakar, atau dijilat oleh hewan yang mungkin mengidap rabies, dokter akan memeriksa apakah kamu memerlukan pengobatan.

Profilaksis pasca pajanan

ilustrasi vaksin (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kalau kamu terkena gigitan atau cakaran dari hewan yang mungkin mengidap rabies, atau jika hewan tersebut menjilat luka terbuka di tubuhmu, segera bersihkan luka selama 15 menit dengan air sabun, povidone iodine, atau detergen. Ini mungkin meminimalkan jumlah partikel virus. Setelah itu, segera cari perhatian medis.

Profilaksis pasca pajanan (PEP)

Gigitan hewan memerlukan pengobatan yang cepat dan efektif, terutama jika kamu tidak dapat memastikan apakah hewan tersebut sudah mendapatkan suntikan rabies terbaru. Bahkan, jika ada risiko kecil hewan menjadi rabies, dokter akan mengambil langkah-langkah untuk melindungi kamu dari virus, yaitu sebuah protokol yang disebut PEP.

PEP dimulai dengan pembersihan ekstensif dan perawatan luka secara lokal, serta mencakup dosis vaksin rabies dan human rabies immune globulin (HRIG).

Ketika diberikan tepat waktu, PEP dapat menghentikan virus rabies memasuki sistem saraf pusat dan, pada gilirannya, mencegah timbulnya gejala rabies. Ini satu-satunya strategi pengobatan yang diketahui untuk mencegah kematian terkait rabies, seperti dilansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Human rabies immune globulin (HRIG)

Kalau kamu belum pernah menerima vaksin rabies, kamu juga akan diberikan suntikan HRIG. Antibodi ini diberikan sesegera mungkin setelah gigitan.

HRIG memungkinkan tubuh untuk mulai mendeteksi dan melawan virus rabies segera. Ini membantu memberikan perlindungan sampai tubuh mulai membuat antibodi sendiri setelah mendapatkan vaksin.

Dokter mungkin juga meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi. Kamu mungkin juga memerlukan suntikan tetanus, tergantung status vaksinasi kamu.

Vaksinasi rabies

Satu-satunya cara untuk memastikan bahwa seekor hewan tidak mengidap rabies adalah dengan memverifikasi catatan vaksinasi atau "menidurkan" hewan tersebut dan menguji jaringan otaknya.

Kalau kamu tidak dapat menemukan hewan yang menggigit atau mencakar kamu, kamu perlu diberi dosis tambahan vaksin untuk mencegah rabies.

Jadwal pemberian dosis standar untuk vaksin rabies adalah empat dosis, diberikan selama 14 hari. Dosis pertama diberikan sesegera mungkin sebagai bagian dari protokol PEP.

Ada dua vaksin rabies yang tersedia, yaitu vaksin PCECV (RabAvert) dan vaksin HDCV (Imovax). RabAvert tidak dianjurkan untuk individu dengan alergi telur.

Vaksin rabies mengandung bentuk virus yang dilemahkan. Ini tidak mampu mereproduksi atau menyebabkan penyakit. Kamu tidak akan sakit karena vaksin rabies. Sebaliknya, tubuh akan merespons suntikan tersebut dengan memproduksi antibodi yang menargetkan dan membunuh virus rabies.

Menentukan apakah hewan yang menggigit kamu terkena rabies

ilustrasi anjing rabies (freepik.com/freepik)

Dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk menentukan apakah hewan yang menggigit atau mencakar kamu menderita rabies sebelum dokter memulai rangkaian suntikan rabies. Dengan begitu, jika ditentukan bahwa hewan tersebut sehat, kamu tidak butuh injeksi.

Dilansir Mayo Clinic, prosedur untuk menentukan apakah seekor hewan terkena rabies berbeda-beda tergantung situasi. Contohnya:

  • Hewan peliharaan dan hewan ternak: Kucing, anjing, dan musang yang menggigit dapat diamati selama 10 hari untuk melihat apakah mereka menunjukkan tanda dan gejala rabies. Jika hewan yang menggigit kamu tetap sehat selama waktu pengamatan, maka hewan tersebut tidak mengidap rabies dan kamu tidak memerlukan suntikan rabies. Hewan peliharaan dan hewan ternak lainnya dipertimbangkan berdasarkan kasus per kasus. Bicaralah dengan dokter dan petugas kesehatan masyarakat setempat untuk menentukan apakah kamu harus menerima suntikan rabies.
  • Hewan liar yang bisa ditangkap: Hewan liar yang bisa ditemukan dan ditangkap, seperti kelelawar yang masuk ke rumah, bisa dibunuh (eutanasia) dan diuji rabies. Tes pada otak hewan dapat mengungkapkan virus rabies. Jika hewan tersebut tidak mengidap rabies, kamu tidak memerlukan suntikan.
  • Hewan tidak dapat ditemukan: Jika hewan yang menggigit kamu tidak bisa ditemukan, diskusikan situasinya dengan dokter dan dinas kesehatan setempat. Dalam kasus tertentu, mungkin paling aman untuk berasumsi bahwa hewan tersebut menderita rabies dan melanjutkan dengan suntikan rabies. Dalam kasus lain, kemungkinan kecil hewan yang menggigit menderita rabies dan mungkin ditentukan bahwa suntikan rabies tidak diperlukan.

Efek samping

ilustrasi vaksin rabies (pexels.com/RF._.studio)

Reaksi merugikan terhadap vaksin rabies dan HRIG tidak umum terjadi, tetapi tetap bisa terjadi. Menurut CDC, reaksi minor di tempat suntikan bisa meliputi: 

  • Nyeri.
  • Kemerahan.
  • Pembengkakan.
  • Gatal.

Dalam kasus yang jarang terjadi, seseorang mungkin mengalami gejala seperti sakit kepala, mual, sakit perut, nyeri otot, dan pusing.

Sebelum menerima vaksin rabies, beri tahu dokter apabila kamu pernah mengalami reaksi alergi serius terhadap satu dosis vaksin rabies. Juga, beri tahu dokter jika memiliki alergi parah, atau jika memiliki sistem kekebalan yang lemah karena kondisi kronis atau penggunaan obat tertentu (seperti steroid).

Rabies adalah kondisi mematikan yang ditularkan melalui kontak dengan air liur hewan yang terinfeksi. Untuk mencegah sakit, segera cari pertolongan medis jika digigit binatang. Sangat penting untuk mendapatkan bantuan medis kalau kamu tidak dapat memverifikasi bahwa hewan tersebut sudah divaksinasi rabies.

Tidak ada obat untuk rabies. Dokter akan segera mengambil langkah-langkah untuk melindungi kamu dari perkembangan penyakit. Ini termasuk perawatan luka, HRIG untuk antibodi, dan vaksin rabies.

Editorial Team