ilustrasi basal cell carcinoma atau karsinoma sel basal (skincancer.org)
Karsinoma sel basal adalah jenis paling umum kanker kulit, tercatat sekitar 80 persen dari semua kasus, menurut American Cancer Society.
Angka kasus karsinoma sel basal diketahui meningkat. Para ahli percaya hal ini disebabkan oleh paparan sinar matahari yang lebih banyak, umur yang lebih panjang, dan kemajuan dalam deteksi kanker kulit.
Karsinoma sel basal dimulai di sel basal kulit, yang ditemukan di lapisan terluar, yaitu epidermis. Menurut laman The Skin Cancer Foundation, karsinoma sel basal biasanya berkembang pada area yang terpapar sinar matahari, seperti wajah, kepala, dan leher.
Ciri-cirinya bisa tampak seperti:
- Pertumbuhan bulat berwarna daging.
- Benjolan seperti mutiara.
- Bercak kulit berwarna merah muda.
- Luka berdarah atau berkeropeng yang sembuh dan kemudian muncul kembali.
Karsinoma sel basal biasanya tumbuh lambat dan tidak menyebar ke area lain di tubuh. Namun, jika tidak diobati, mereka bisa berkembang lebih dalam dan menembus saraf dan tulang.
Meski jarang, tetapi karsinoma sel basal bisa mengancam nyawa.
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan risiko kita mengembangkan karsinoma sel basal meliputi:
- Terpapar sinar matahari atau tanning bed.
- Memiliki riwayat kanker kulit.
- Usia di atas 50 tahun.
- Memiliki kulit putih dengan mata cerah dan rambut pirang atau merah.
- Jenis kelamin laki-laki.
- Mengalami infeksi kronis, radang kulit, atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Terpapar senyawa industri, radiasi, tar batu bara, atau arsenik.
- Memiliki kelainan bawaan, seperti sindrom karsinoma sel basal nevoid atau xeroderma pigmentosum.
Orang yang mengembangkan karsinoma sel basal memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami yang lain. Ini biasanya terjadi dalam 3 hingga 5 tahun sejak yang pertama.