ilustrasi suplemen vitamin D (freepik.com/Freepik)
Sebuah analisis gabungan dari 6 penelitian yang melibatkan 830 ibu hamil di Indonesia berusia rata-rata 27,6–30,6 tahun mengungkapkan fakta yang memprihatinkan: 63 persen ibu hamil di Indonesia mengalami kekurangan vitamin D.
Lebih rincinya, sekitar 25 persen ibu hamil memiliki kadar vitamin D yang tidak mencukupi (insufisiensi), dan jika digabungkan dengan yang defisiensi, maka totalnya mencapai 78 persen ibu hamil mengalami hipovitaminosis D—istilah medis untuk kadar vitamin D di bawah normal.
Rata-rata kadar vitamin D dalam darah para ibu hamil yang diteliti hanya sekitar 40,59 nmol/L, jauh dari angka yang dianggap ideal untuk mendukung kehamilan yang sehat.
Kekurangan vitamin D pada ibu hamil bukan masalah sepele. Bila dibiarkan, kondisi ini bisa meningkatkan risiko komplikasi serius seperti preeklamsia (tekanan darah tinggi yang berbahaya bagi ibu dan janin) atau small-for-gestational-age (kondisi berat badan bayi lebih kecil dari biasanya untuk jumlah minggu kehamilan tertentu).
Meski para ahli masih memerlukan lebih banyak penelitian untuk benar-benar membuktikan keterkaitan langsungnya, tetapi temuan ini cukup jadi alarm. Vitamin D bukan hanya soal tulang, nutrisi ini juga penting dalam menjaga kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
Sumber alami vitamin D, seperti ikan berlemak, kuning telur, atau jamur tertentu, serta produk fortifikasi seperti susu dan sereal, tidak selalu dikonsumsi cukup oleh semua orang. Sinar matahari juga tidak selalu bisa diandalkan, terutama bagi orang dengan kulit gelap, yang tinggal di daerah beriklim dingin, atau yang sering memakai tabir surya.
Itulah mengapa suplemen vitamin D sering direkomendasikan, termasuk bagi ibu hamil.
Angka kecukupan vitamin D adalah sebagai berikut:
Bayi: 10 mcg (400 IU)
Anak-anak dan remaja: 15 mcg (600 IU)
Dewasa: 15 mcg (600 IU)
Dewasa >usia 70: 20 mcg (800 IU)
Ibu hamil dan ibu menyusui: 15 mcg (600 IU)
Pada beberapa kasus, kondisi kadar vitamin D dalam tubuh belum mencukupi atau kurang, dan disertai kebutuhan vitamin D yang meningkat. Untuk memastikan kondisi ini, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Untuk mengetahui kadar vitamin D dalam tubuh, cara yang paling akurat adalah dengan tes darah, khususnya tes 25-hidroksivitamin D atau 25(OH)D.
Walaupun temuan penelitian ini menunjukkan hubungan kuat, tetapi para peneliti menekankan bahwa topik ini masih butuh penelitian lebih lanjut, terutama uji coba terkontrol untuk memastikan seberapa besar peran vitamin D secara langsung pada kecerdasan anak. Kalau benar terbukti efektif, langkah sederhana ini bisa membantu anak tumbuh dengan kemampuan berpikir yang lebih baik hingga dewasa nanti.
Referensi
Scott C. Weaver and Marc Lecuit, “Chikungunya Virus and the Global Spread of a Mosquito-Borne Disease,” New England Journal of Medicine 372, no. 13 (March 25, 2015): 1231–39, https://doi.org/10.1056/nejmra1406035.
Gilbert Sterling Octavius et al., “A Systematic Review and Meta-analysis of Prevalence of Vitamin D Deficiency Among Indonesian Pregnant Women: A Public Health Emergency,” AJOG Global Reports 3, no. 2 (March 12, 2023): 100189, https://doi.org/10.1016/j.xagr.2023.100189.
"Peran Vitamin D dalam Kesehatan Tulang." Kemenkes RI. Diakses Juli 2025.
"Kenali Apa itu Vitamin D." Kemenkes RS Soeradji Tirtonegoro. Diakses Juli 2025.
"About a third of pregnant women in the US lack sufficient vitamin D to support healthy pregnancies − new research." The Conversation. Diakses Juli 2025.
"Vitamin D During Pregnancy Linked to Cognitive Boost in Children." Science Alert. Diakses Juli 2025.