ilustrasi plastik (freepik.com/freepik)
Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai adalah langkah paling efektif untuk memutus rantai polusi mikroplastik. Beralih ke produk berbahan alami, seperti sikat bambu atau kantong belanja kain, bisa menekan jumlah limbah plastik. Selain itu, memilih makanan segar ketimbang yang dikemas plastik juga mengurangi risiko konsumsi mikroplastik.
Di tingkat kebijakan, beberapa negara sudah mulai melarang penggunaan mikroplastik dalam produk kosmetik dan perawatan tubuh. Inovasi teknologi seperti filter air canggih dan metode daur ulang plastik tanpa residu juga sedang dikembangkan. Namun, kesadaran individu tetap menjadi kunci utama dalam melawan ancaman ini sebelum berdampak lebih serius.
Mikroplastik mungkin terlihat kecil, tapi dampaknya terhadap kesehatan manusia bisa sangat masif. Dari gangguan pencernaan hingga risiko kanker, partikel ini membawa ancaman yang gak boleh dianggap sepele. Meski penelitian masih terus berkembang, tindakan pencegahan harus segera dilakukan sebelum efeknya semakin sulit dikendalikan.
Dengan perubahan gaya hidup dan dukungan kebijakan yang tepat, polusi mikroplastik masih bisa dikurangi. Setiap langkah kecil, seperti mengurangi penggunaan plastik atau memilih produk ramah lingkungan, berkontribusi besar bagi kesehatan diri dan planet ini. Jika dibiarkan, bukan gak mungkin mikroplastik akan menjadi krisis kesehatan baru di masa depan.
Referensi:
ScienceDirect. (2022). Toxicity and environmental risks of microplastics: A comprehensive review. Diakses April 2025, dari ScienceDirect website.
Particle and Fibre Toxicology. (2020). Microplastic research—current trends and future perspectives. Diakses April 2025, dari Particle and Fibre Toxicology website.
National Center for Biotechnology Information. (2024). Research on microplastics: Behaviour and toxicological effects. Diakses April 2025, dari NCBI website.
Frontiers in Microbiology. (2025). Microplastic pollution and microbial interactions: Current understanding and knowledge gaps. Diakses April 2025, dari Frontiers in Microbiology website.