Apakah Obat Komorbid Tetap Diminum sebelum Divaksinasi COVID-19?

Atau, perlukah pengobatan komorbid dihentikan terlebih dulu?

Mendapatkan vaksinasi COVID-19 adalah salah satu upaya yang bisa kita lakukan agar bisa terbebas dari pandemik. Hampir semua usia, termasuk yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, disarankan untuk melakukan vaksinasi jika kondisinya memenuhi syarat.

Namun, beberapa orang mungkin bingung apakah tetap harus meminum atau menggunakan pengobatan untuk komorbidnya sebelum divaksinasi, atau perlukah pengobatan tersebut dihentikan dulu untuk sementara waktu? Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasan berikut sampai habis, ya.

1. Vaksin COVID-19

Apakah Obat Komorbid Tetap Diminum sebelum Divaksinasi COVID-19?Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (pexels.com/SHVETS production)

Beragam upaya dilakukan pemerintah guna menekan kasus COVID-19, salah satunya dengan percepatan vaksinasi. Vaksinasi COVID-19 dilakukan secara bertahap yang mencakup kelompok tenaga kesehatan, tenaga pelayanan publik, lansia, masyarakat umum, hingga yang terbaru kelompok anak-anak usia 6-11 tahun.

Hingga saat ini, upaya pemerataan vaksinasi masih terus digencarkan dan telah melampaui target 40 persen yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes).

Hasil pencapaian tersebut tak lepas dari peran seluruh elemen masyarakat sehingga cakupan vaksinasi terus bertambah setiap harinya. Harapannya, makin cepat herd immunity atau kekebalan kelompok bisa dicapai.

2. Vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia

Apakah Obat Komorbid Tetap Diminum sebelum Divaksinasi COVID-19?ilustrasi vaksin COVID-19 (pexels.com/Mufid Majnun)

Bersumber dari laman Kemenkes, vaksin yang digunakan di Indonesia terjamin kualitas, keamanan, dan efikasinya. Jenis vaksin COVID-19 yang telah digunakan di Indonesia juga beragam, salah satunya adalah vaksin Sinovac yang saat ini juga digunakan pada kelompok anak usia 6-11 tahun.  

Vaksin lainnya yang telah mendapat izin penggunaan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) adalah AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan yang terbaru adalah vaksin Zifivax. Dengan diterbitkannya izin penggunaan vaksin Zifivax oleh BPOM, maka di Indonesia sudah ada 10 jenis vaksin COVID-19.

Baca Juga: Jadi Joki Vaksin COVID-19 Disuntik hingga 16 Kali, Apa Dampaknya?

3. Keamanan vaksin pada kondisi medis tertentu

Apakah Obat Komorbid Tetap Diminum sebelum Divaksinasi COVID-19?ilustrasi skrining sebelum vaksinasi COVID-19 (flickr.com/Fauzan Ijazah/UNICEF for USAID)

Mengutip laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), vaksinasi merupakan salah satu “senjata” untuk kita bisa menjalani kehidupan normal. Vaksin COVID-19 efektif untuk mencegah terjadinya kondisi sakit yang parah apabila sampai terinfeksi COVID-19.

Penelitian telah dilakukan pada orang-orang yang memiliki penyakit komorbid, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hasil penelitian tersebut, orang-orang dengan penyakit komorbid merespons dengan baik vaksin yang diberikan. Jadi, pengobatan rutin dari dokter tetap digunakan seperti biasa, dilansir Cleveland Clinic.

4. Penggunaan obat penyakit komorbid sebelum vaksinasi COVID-19

Apakah Obat Komorbid Tetap Diminum sebelum Divaksinasi COVID-19?ilustrasi vaksinasi COVID-19 di Indonesia (flickr.com/dr. Saskia/USAID Indonesia)

CDC menyarankan untuk tetap menggunakan obat yang diminum rutin pada kondisi medis tertentu sebelum menjalani vaksinasi COVID-19. Pengobatan rutin seperti hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit kronis lainnya tetap harus diminum atau sesuai saran dokter.

Diterangkan pada laman British Heart Foundation, obat-obatan kronis, seperti pengobatan penyakit jantung, tidak menghambat kerja dari vaksin. Vaksin pun tidak menghambat kerja dari obat yang dikonsumsi. Bila ingin memahaminya lebih lanjut, konsultasikan kepada dokter yang merawat.

5. Penggunaan obat untuk mencegah efek samping

Apakah Obat Komorbid Tetap Diminum sebelum Divaksinasi COVID-19?ilustrasi obat (pixabay.com/stevepb)

Menggunakan obat seperti parasetamol, ibuprofen, dan aspirin sebelum melakukan vaksinasi dengan tujuan mencegah efek samping tidak dianjurkan, begitu pula dengan menggunakan obat antihistamin sebelum divaksinasi untuk mencegah reaksi alergi. Ini tidak direkomendasikan karena obat-obatan tersebut dikhawatirkan dapat memengaruhi respons imun.

Obat pereda nyeri baru boleh digunakan setelah vaksinasi jika merasakan efek samping seperti demam atau nyeri.

Sampai di sini sudah paham, ya? Obat-obatan penyakit komorbid seperti obat hipertensi atau obat diabetes yang diperoleh dari dokter tetap diminum sebelum divaksinasi COVID-19, atau sesuai arahan dokter. Bila ada yang tidak dimengerti, ada perasaan khawatir, atau ragu, tanyakan kepada dokter yang merawat, ya.

Baca Juga: Moderna Klaim Booster Vaksinnya Mampu Lawan Varian Omicron

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya