Perbedaan Vaksin Polio Suntik dan Vaksin Polio Tetes

Imunisasi polio menjadi cara untuk mencegah polio

Kasus polio di Indonesia bisa dibilang hampir hilang. Indonesia telah mendapatkan sertifikat bebas polio pada tahun 2014 dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Namun, baru-baru ini Kementerian Kesehatan mendapatkan laporan ditemukannya tiga penyakit kasus lumpuh layu akut (acute flaccid paralysis) yang disebabkan oleh virus polio tipe 2. Dua kasus ditemukan di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Desember 2023, sedangkan satu kasus lainnya ditemukan di Jawa Timur pada 4 Januari 2024.

Selain dapat menyebabkan kelumpuhan, polio juga disebut tidak ada obatnya. Oleh sebab itu, vaksinasi menjadi salah satu cara untuk mencegah penyakit polio. Terdapat dua jenis vaksin polio, yaitu vaksin yang diberikan dengan cara tetes dan vaksin yang diberikan dengan cara disuntik. Sebenarnya, apa perbedaan kedua vaksin polio? Berikut penjelasannya!

1. Upaya pemberantasan penyakit polio

Perbedaan Vaksin Polio Suntik dan Vaksin Polio Tetesilustrasi menggunakan kursi roda (pexels.com/cottonbro studio)

Meskipun sudah jarang terdengar, namun penyakit polio masih ada. Kasus polio telah menurun hingga lebih dari 99 persen sejak tahun 1988. Penurunan kasus polio merupakan upaya dalam pemberantasan penyakit polio di dunia.

Terlepas dari keberhasilan dalam menurunkan kasus polio, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan selama masih ada satu anak yang terinfeksi polio, maka anak-anak di seluruh dunia berisiko tertular polio. Sebab, virus polio mudah menyebar ke negara yang bebas polio dan dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang belum diimunisasi. Oleh sebab itu, vaksinasi merupakan langkah yang penting dalam memberantas polio.

2. Mengenal vaksin polio

Perbedaan Vaksin Polio Suntik dan Vaksin Polio Tetesilustrasi vaksin (pexels.com/Thirdman)

WHO menjelaskan bahwa terdapat dua jenis vaksin polio yang tersedia, yaitu inactivated polio vaccine (IPV) yang dikembangkan oleh Dr. Jonas Salk dan oral polio vaccine (OPV) yang dikembangkan oleh Dr. Albert Sabin. Kedua vaksin tersebut efektif dan aman dalam melawan virus polio.

Keduanya digunakan dalam kombinasi yang berbeda di seluruh dunia, tergantung dari kondisi epidemiologi dan program lokal suatu negara. Menambahkan penjelasan laman Polio Eradication, tingkat cakupan vaksinasi yang tinggi harus tetap dipertahankan untuk menghentikan penularan dan mencegah terjadinya wabah.

Baca Juga: Mengenal Jenis Vaksin, Mulai dari Vaksin Hidup hingga Vaksin Vektor

3. Oral poliovirus vaccines (OPV) atau vaksin polio tetes

Perbedaan Vaksin Polio Suntik dan Vaksin Polio Tetesilustrasi imunisasi polio tetes (who.int/Tuuli Hongisto)

Mengutip penjelasan Polio Eradication, oral poliovirus vaccines (OPV) adalah vaksin utama yang digunakan dalam memberantas polio. Terdapat beberapa jenis vaksin polio oral yang dapat mengandung satu maupun kombinasi 2 atau 3 serotipe yang berbeda.

Vaksin polio tetes mengandung virus polio hidup yang telah dilemahkan. Oleh sebab itu, virus yang telah dilemahkan dapat bereplikasi atau berkembang biak di usus. WHO menyebutkan bahwa vaksin OPV memberikan kekebalan atau antibodi di darah sekaligus di mukosa usus.

Mengutip penjelasan pada laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), virus yang telah dilemahkan akan bereplikasi di usus sehingga merangsang usus dan darah untuk membentuk kekebalan terhadap virus polio liar. Apabila suatu saat virus polio liar masuk ke dalam tubuh, maka virus tersebut akan dibunuh oleh sistem kekebalan tubuh yang ada di usus sehingga tidak dapat berkembang biak di usus dan tidak menyebar ke orang lain di sekitarnya. OPV dapat memberikan kekebalan mukosa yang baik sehingga sangat efektif dalam mencegah penularan virus polio.

4. Inactivated polio vaccine (IPV) atau vaksin polio suntik

Perbedaan Vaksin Polio Suntik dan Vaksin Polio Tetesilustrasi imunisasi polio suntik (unsplash.com/CDC)

Inactivated polio vaccine (IPV) mengandung tiga tipe virus polio yang inaktif atau telah dimatikan. Jenis vaksin tersebut diberikan dengan cara disuntik sehingga perlu tenaga kesehatan terlatih dalam pemberiannya. Vaksin IPV akan menghasilkan antibodi di dalam darah terhadap tiga tipe virus polio. Ketika suatu saat terjadi infeksi polio, maka antibodi yang telah dimiliki dapat mencegah penyebaran virus ke sistem saraf pusat dan melindungi dari terjadinya kelumpuhan.

Berbeda dengan vaksin OPV, virus yang terkandung di dalam vaksin IPV tidak dapat berkembang biak di usus sehingga tidak memberikan kekebalan di usus. Seperti disebutkan WHO, bahwa sebagian besar penelitian menunjukkan tingkat kekebalan mukosa usus secara signifikan lebih rendah daripada vaksin OPV.

Oleh sebab itu, apabila suatu saat virus polio liar masuk ke dalam tubuh, virus masih dapat berkembang biak di usus karena tidak memiliki kekebalan di ususnya, namun ia tidak jatuh sakit karena sudah memiliki kekebalan di darahnya. Karena virus masih dapat berkembang biak di ususnya, virus tersebut dapat menyebar ke orang lain di sekitarnya melalui tinja.

5. Cakupan imunisasi polio di Indonesia

Perbedaan Vaksin Polio Suntik dan Vaksin Polio Tetesilustrasi cakupan vaksinasi (pixabay.com/Alexandra_Koch)

Di Indonesia, vaksin polio menjadi program imunisasi rutin bagi anak-anak. Pemberian imunisasi polio dilakukan beberapa kali untuk memberikan perlindungan yang maksimal. 

Namun, cakupan imunisasi menggunakan vaksin OPV dan IPV di seluruh Indonesia termasuk rendah, terutama saat pandemi COVID-19, seperti dijelaskan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Maxi Rein Rondonuwu pada konferensi pers yang disiarkan secara daring. Mengutip penjelasan laman Kementerian Kesehatan, sebanyak 415 kabupaten/kota di 30 provinsi di Indonesia termasuk dalam kriteria berisiko tinggi polio karena rendahnya imunisasi, termasuk Aceh. Untuk itu, pemerintah mengupayakan untuk menggencarkan imunisasi.

Imunisasi polio menjadi langkah penting untuk mencegah polio. Terdapat dua jenis vaksin polio, yaitu vaksin polio tetes dan vaksin polio suntik. Vaksin polio tetes mengandung virus hidup yang dilemahkan sehingga dapat memberikan kekebalan di usus dan di darah, sementara vaksin polio suntik mengandung virus yang telah dimatikan sehingga hanya memberi kekebalan di darah.

Baca Juga: Vaksin Meningitis: Kegunaan, Efek Samping, dan Waktu Pemberian

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie
  • Delvia Y Oktaviani
  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya