Vaksin Meningitis: Kegunaan, Efek Samping, dan Waktu Pemberian

Tidak lagi digunakan sebagai syarat umrah

Vaksin meningitis sering dikaitkan dengan persyaratan perjalanan ibadah ke luar negeri, seperti haji dan umrah. Bukan hanya itu, beberapa kelompok rentan juga wajib mendapatkan vaksinasi ini guna mencegah penularan.

Namun, baru-baru ini pemerintah melonggarkan peraturan dengan tidak lagi mewajibkan vaksin meningitis sebagai syarat umrah. Lantas, apa sebenarnya fungsi vaksinasi meningitis dan seberapa penting dampaknya?

Apa itu meningitis?

Meningitis adalah kondisi peradangan pada selaput otak atau selaput tulang belakang akibat infeksi virus. Namun, bisa juga terjadi karena bakteri. Selain itu, penularan juga dapat terjadi dan umumnya disebabkan oleh jamur, terlebih pada individu rentan, seperti penyintas HIV/AIDS.

Beberapa jenis bakteri dan virus yang memicu meningitis yakni Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae, dan Mycobacterium tuberculosis. Penyakit meningitis termasuk kondisi kesehatan darurat karena dapat membahayakan nyawa.

N. meningitidis, misalnya, merupakan salah satu penyebab paling umum dari meningitis bakteri di dunia. Bakteri ini menjadi satu-satunya yang mampu menimbulkan wabah meningitis besar. Epidemi eksplosif dengan 1000 kasus per 100 ribu penduduk telah dilaporkan, melansir World Health Organization.

Bakteri penyebab meningitis dapat menyebabkan infeksi di bagian tubuh. Misalnya, kulit, saluran pencernaan, atau saluran pernapasan. Bakteri kemudian menyebar melalui aliran darah ke sistem saraf, kemudian menyebabkan peradangan yang fatal.

Dilansir Meningitis Organization, virus dan bakteri pemicu meningitis dapat berpindah antar individu melalui droplet atau tetesan dari hidung dan mulut. Penggunaan sikat gigi, gelas, batuk, dan berciuman berisiko tinggi menularkan meningitis.

Vaksin meningitis

Vaksin Meningitis: Kegunaan, Efek Samping, dan Waktu Pemberianilustrasi vaksin (unsplash.com/Hyttalo Souza)

Pencegahan merupakan cara terbaik menghindari penularan meningitis. Salah usaha yang bisa dilakukan adalah dengan mendapatkan vaksinasi.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, vaksin meningitis sudah bisa diberikan pada anak sejak usia 11-12 tahun dan mendapatkan vaksin tambahan ketika 16-18 tahun. 

Selain itu, vaksin pencegah meningitis sebaiknya juga dilakukan saat hendak melakukan perjalanan ke luar negeri. Terlebih jika negara tujuan memiliki kasus meningitis tinggi. 

Pemberian vaksin disesuaikan dengan kelompok penyebab penyakit. Ada lima jenis yakni A, B, C, W, dan Y. Jenis vaksin yang jamak diberikan di Indonesia yakni vaksin MenACWY dan MenB. 

Penggunaan vaksin meningitis tersebut diberikan kepada:

  • Rombongan berangkat haji
  • Individu yang akan menempuh perjalanan dan menetap di negara endemik meningitis
  • Individu yang tinggal di asrama
  • Pasien gangguan limpa
  • Individu dengan gangguan imun tubuh, misal HIV/AIDS dan malnutrisi
  • Tenaga kesehatan atau siapa pun yang berisiko tinggi terpapar penularan.

Pemberian vaksin meningitis memang tidak 100 persen mencegah individu terinfeksi. Namun, dengan mendapatkan vaksin, kamu akan memiliki ketahanan tubuh yang lebih kuat. 

Dengan begitu, tubuh akan berusaha melawan infeksi dan mencegah komplikasi lebih serius. Selain vaksin, kamu juga perlu menunjang kesehatan dengan mendapatkan nutrisi seimbang, rajin mencuci tangan, dan lain sebagainya.

Baca Juga: 6 Alasan Mengapa Vaksin HPV Penting Dilakukan

Efek samping vaksin meningitis

Vaksin Meningitis: Kegunaan, Efek Samping, dan Waktu Pemberianilustrasi vaksin (pexels.com/rethaferguson)

Sama dengan jenis vaksin lainnya, mendapatkan suntikan vaksinasi tidak lantas membuatmu tertular meningitis. Dilansir WebMD, vaksin meningitis tidak memberikan efek negatif pada tubuh. 

Meski demikian, beberapa orang mungkin mengalami reaksi suntikan, termasuk kemerahan dan nyeri di bekas suntik. Ada juga yang melaporkan mengalami demam dan diare.

Namun, mirip dengan vaksin Covid-19, seluruh gejala akan mereda dengan sendirinya. Atau, bisa diatasi dengan obat-obatan over the counter.

Pada kasus khusus, vaksin meningitis mungkin menimbulkan reaksi alergi. Gejalanya termasuk:

  • Suara serak, mengi, kesulitan bernapas atau menelan
  • Gatal-gatal, kulit hangat, atau kemerahan
  • Pucat
  • Kram perut, diare, atau muntah
  • Kecemasan atau sakit kepala
  • Kelemahan, pusing, hingga kehilangan kesadaran.

Jika mengalami gejala alergi, segera dapatkan bantuan medis, ya!

Siapa saja yang tidak boleh mendapatkan vaksin meningitis?

Meski penting, terdapat kelompok rentan yang perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mendapatkan vaksinasi. Beberapa justru dilarang untuk mendapatkannya, di antaranya:

  • Individu yang mengalami reaksi alergi berat alias anafilaksis setelah mendapat vaksin meningitis
  • Seseorang yang sedang merasa tidak enak badan. Tunda vaksin apabila mengalami demam, batuk, ataupun pilek ringan sekalipun
  • Pengidap sindrom Guillain-Barre. Vaksin meningitis mungkin menimbulkan reaksi lebih parah. Sebaiknya konsultasi terlebih dahulu pada dokter.

Pada ibu hamil, pemberian vaksin meningitis disesuaikan dengan kondisi kandungan. Maka dari itu, pastikan mengonsultasikannya terlebih dahulu pada dokter kandunganmu, ya!

Saat ini, vaksin meningitis memang belum termasuk vaksin wajib  di Indonesia. Namun, guna menghindari risiko penularan, tidak ada salahnya mendapatkan vaksin secara mandiri jika kondisi memungkinkan.

Baca Juga: Mengenal Jenis Vaksin, Mulai dari Vaksin Hidup hingga Vaksin Vektor

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya