5 Fakta Penarikan Es Krim yang Mengandung Etilen Oksida oleh BPOM

Etilen oksida digunakan sebagai perlindungan produk tanaman

Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM) melakukan penarikan terhadap produk es krim yang mengandung etilen oksida. Kabar ini disampaikan dalam laman resmi BPOM pada tanggal 19 Juli 2022. 

Produk tersebut ditarik berdasarkan informasi yang diterima oleh Indonesia Rapid Alert System for Food and Feed (INRASFF) dari European Union Rapid Alert System for Food and Feed (EURASFF). Otoritas setempat telah menemukan etilen oksida (EtO) dengan kadar melebihi batas yang diizinkan oleh European Union (EU) pada produk es krim.

Berikut ini beberapa fakta penarikan es krim yang mengandung etilen oksida oleh BPOM.

1. Penarikan produk es krim oleh BPOM

5 Fakta Penarikan Es Krim yang Mengandung Etilen Oksida oleh BPOMilustrasi es krim (pexels.com/Leah Kelley)

Pada tanggal 6 dan 7 Juli 2022, Otoritas Perancis dan Food Standards Australia New Zealand (FSANZ) menerbitkan informasi publik mengenai penarikan secara sukarela es krim Haagen-Dazs rasa vanila oleh produsen karena mengandung etilen oksida. Sementara itu, Singapore Food Agency (SFA) juga memerintahkan importir agar menarik produk tersebut pada tanggal 8 Juli 2022.

Produk yang ditarik adalah es krim merek Haagen-Dazs rasa vanila kemasan pint dan mini cup. Produk dengan merek tersebut untuk kemasan 100 mililiter (ml) dan 473 ml yang diimpor dari Prancis terdaftar di BPOM dan beredar di Indonesia.

2. Penjualan produk berperisa vanila lainnya juga dihentikan sementara

5 Fakta Penarikan Es Krim yang Mengandung Etilen Oksida oleh BPOMilustrasi es krim (pexels.com/Karolina Grabowska)

Untuk melindungi masyarakat, BPOM menginstruksikan importir agar menarik produk tersebut dari peredaran. Produk yang ditarik diperluas pada kemasan lainnya, yaitu kemasan bulcan (9,46 liter).

Sebagai langkah kehati-hatian, Badan POM juga mengintruksikan importir agar menghentikan penjualan produk es krim Haagen-Dazs lainnya dengan komposisi yang mengandung perisa vanila.

Penghentian penjualan es krim berperisa vanila tersebut hanya sementara sampai  produk tersebut dipastikan aman. Lantas, bagaimana dengan varian es krim lainnya? BPOM juga menjelaskan bahwa es krim merek Haagen-Dazs lainnya yang terdaftar di BPOM tetap boleh beredar di Indonesia.

Baca Juga: Manfaat Makan Es Krim di Pagi Hari, Tingkatkan Kewaspadaan?

3. Residu etilen oksida pada produk pangan merupakan isu baru

5 Fakta Penarikan Es Krim yang Mengandung Etilen Oksida oleh BPOMilustrasi penelitian (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Etilen oksida merupakan pestisida yang berfungsi sebagai fumigan. Adanya temuan residu etilen oksida pada produk pangan merupakan emerging issue atau isu baru yang diawali notifikasi oleh EURASFF tahun 2020.

Sementara itu, Codex Allimentarius Commission (CAC), yang merupakan organisasi internasional di bawah WHO/FAO, juga belum mengatur batas maksimal residu etilen oksida sehingga aturan setiap negara menjadi beragam.

Maka dari itu, BPOM berproses untuk melakukan kajian kebijakan terkait etilen oksida, termasuk memantau perkembangan terbaru terkait peraturan dan standar keamanan pangan internasional. BPOM juga melaksanakan sampling dan pengujian untuk mengetahui tingkat paparannya.

4. Etilen oksida digunakan untuk sterilisasi biji atau benih dan rempah-rempah

5 Fakta Penarikan Es Krim yang Mengandung Etilen Oksida oleh BPOMilustrasi vanilla bean (unsplash.com/Jocelyn Morales)

Food Safety Authority of Ireland menjelaskan bahwa etilen oksida adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pestisida, fumigan, atau agen sterilisasi. Etilen oksida digunakan sebagai perlindungan produk tanaman, misalnya digunakan untuk proses sterilisasi biji atau benih dan rempah di sebagian negara.

Menambahkan keterangan dari Finnish Food Authority, cemaran etilen oksida telah ditemukan pada locust bean gum, guar gum, dan xanthan gum yang digunakan sebagai bahan pengental dan pengemulsi pada makanan. V.M. Wilkinson dan G.W. Gould dalam Food Irradiation A Reference Guide (1996) menjelaskan bahwa rempah-rempah termasuk vanila dalam keadaan alami mengandung sejumlah mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan makanan.

Rempah-rempah yang diolah menggunakan etilen oksida bertujuan untuk mengurangi kontaminasi mikroba tersebut. Namun, negara-negara Uni Eropa melarang penggunaan etilen oksida untuk sterilisasi produk pangan karena sifatnya yang toksik dan berpotensi sebagai karsinogen.

5. Etilen oksida menimbulkan masalah kesehatan dalam jangka panjang

5 Fakta Penarikan Es Krim yang Mengandung Etilen Oksida oleh BPOMilustrasi sakit (pexels.com/Anna Shvets)

European Chemicals Agency (ECHA) mengklasifikasikan etilen oksida sebagai mutagen, karsinogen, dan racun bagi organ reproduksi, mengutip Food Safety Authority of Ireland. Mengonsumsi makanan yang mengandung etilen oksida tidak menimbulkan risiko akut bagi kesehatan. Namun, mengonsumsinya dalam jangka waktu panjang dapat meningkatkan risiko kesehatan. Maka dari itu, paparan etilen oksida sebisa mungkin harus diminimalkan.

International Agency for Research on Cancer juga memasukkan etilen oksida sebagai Carcinogenic to humans atau karsinogen bagi manusia. U.S. Environmental Protection Agency (USEPA) menjelaskan, paparan etilen oksida dalam jangka panjang pada manusia meningkatkan risiko kanker pada sel darah putih. Selain itu, studi menunjukkan paparan etilen oksida dalam jangka panjang juga meningkatkan risiko kanker payudara pada perempuan.

BPOM menarik es krim merek Haagen-Dazs rasa vanila kemasan 100 mililiter (ml) dan 473 ml serta diperluas pada kemasan 9,46 liter. Penarikan tersebut berdasarkan informasi dari European Union Rapid Alert System for Food and Feed (EURASFF) yang menemukan etilen oksida dengan kadar melebihi batas yang diizinkan.

Sebagai langkah antisipasi, BPOM juga mengintruksikan menghentikan sementara penjualan produk es krim yang mengandung perisa vanila sampai  produk dipastikan aman. Etilen oksida merupakan bahan yang digunakan untuk sterilisasi biji dan rempah di sebagian negara.

Baca Juga: 5 Bahan Kimia Berbahaya yang Sering Ada di dalam Rumah, Waspada!

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya