8 Jenis Vaksin untuk Orang Dewasa, Tidak Hanya COVID-19

Walau gak wajib, vaksin ini akan turunkan risiko penyakit

Sebagian orang menganggap bahwa vaksinasi hanya dilakukan pada bayi dan anak-anak. Padahal, ada beberapa jenis vaksin yang dianjurkan untuk orang dewasa karena bisa memberikan proteksi tambahan akan penyakit tertentu. 

Vaksin yang disarankan tersebut ada yang merupakan lanjutan dari vaksinasi yang didapatkan saat anak-anak. Ada pula yang digunakan sebagai syarat perjalanan ke daerah tertentu. Berikut beberapa vaksin yang dibutuhkan oleh orang dewasa berdasarkan laporan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

1. Vaksin influenza

8 Jenis Vaksin untuk Orang Dewasa, Tidak Hanya COVID-19ilustrasi flu (pexels.com/cottonbro)

Influenza merupakan penyakit pernapasan yang menular dan disebabkan oleh virus influenza. Virus ini dapat menimbulkan keluhan ringan hingga berat, bahkan dapat menyebabkan perawatan di rumah sakit.

Beberapa kelompok berisiko tinggi jika terinfeksi flu, seperti lansia berusia lebih dari 65 tahun, mempunyai penyakit kronis, wanita hamil, hingga anak kecil.  Maka dari itu, terdapat vaksin influenza untuk mencegah terjadinya komplikasi serius jika tertular. PAPDI menyarankan melakukan vaksinasi influenza untuk orang dewasa satu kali setiap tahun.

2. Vaksin tetanus, difteri, pertusis (Td/Tdap)

8 Jenis Vaksin untuk Orang Dewasa, Tidak Hanya COVID-19ilustrasi vaksinasi (pexels.com/Karolina Grabowska)

Tidak hanya anak-anak yang wajib mendapatkan vaksin ini, orang dewasa juga memerlukannya. Vaksin ini dapat mencegah penyakit difteri dan tetanus (Td) dan beberapa juga ada yang menambahkan perlindungan terhadap batuk pertusis (Tdap).

Pemberian vaksin ini penting karena terkait dengan adanya wabah difteri di beberapa wilayah. Selain itu, untuk mencegah tetanus neonatorum, status imunisasi tetanus bagi wanita usia subur, dan calon pengantin perempuan, maka perlu untuk mendapatkan vaksin ini. PAPDI menyarankan dilakukan booster vaksin Td/Tdap setiap 10 tahun.

3. Vaksin varicella/cacar air

8 Jenis Vaksin untuk Orang Dewasa, Tidak Hanya COVID-19ilustrasi vaksin (pexels.com/Thirdman)

Cacar air merupakan penyakit yang sangat menular dan disebabkan oleh virus. Dilansir CDC, dua dosis vaksin varicella efektif mencegah cacar air hingga 90 persen. Jika sudah vaksin namun masih tertular, maka keluhan yang dirasakan akan lebih ringan.

Pada umumnya, keluhan yang dirasakan akibat cacar air pada orang dewasa lebih berat daripada anak-anak. Maka dari itu, PAPDI menyarankan semua orang dewasa yang tidak pernah mengalami cacar air atau tidak memiliki kekebalan terhadap cacar air untuk mendapatkan vaksin ini.  

Selain itu, untuk mencegah terjadinya cacat janin akibat terinfeksi varicella saat trisemester pertama kehamilan, maka disarankan diberikan vaksin varicella sebelum menikah atau hamil. Vaksin varicella tidak boleh diberikan pada wanita hamil. 

Baca Juga: Mengapa Vaksin Booster Diberikan Kombinasi Vaksin yang Berbeda?

4. Vaksin Human Papillomavirus (HPV)

8 Jenis Vaksin untuk Orang Dewasa, Tidak Hanya COVID-19ilustrasi vaksin (pexels.com/Gustavo Fring)

Vaksin HPV sudah disarankan mulai usia remaja. Vaksin ini tidak hanya diperuntukkan bagi perempuan saja, tapi juga untuk laki-laki. Tujuannya adalah untuk mencegah infeksi human papillomaviruses yang dapat menyebabkan penyakit kutil kelamin dan berbagai kanker, meliputi kanker servik, anus, orofaringeal, penis, vulva, dan vagina, mengutip National Institutes of Health (NIH). 

Agar mendapatkan efektivitas vaksin yang maksimal, maka bagi perempuan bisa diberikan sejak berusia 9 tahun hingga 26 tahun atau sebelum aktif secara seksual. Meskipun begitu, vaksin HPV tetap bisa digunakan oleh perempuan hingga berusia 55 tahun.

Untuk perempuan, vaksin HPV yang digunakan adalah vaksin HPV bivalent atau quadrivalent, sedangkan untuk laki-laki menggunakan vaksin HPV quadrivalent. Vaksin ini tidak disarankan jika sedang dalam kondisi hamil. 

5. Vaksin measles/campak, mumps/gondongan, rubella/campak jerman (MMR)

8 Jenis Vaksin untuk Orang Dewasa, Tidak Hanya COVID-19ilustrasi vaksin (pexels.com/Artem Podrez)

Vaksin MMR dapat mencegah tiga jenis penyakit, yaitu campak, gondongan, dan campak jerman. Baik campak, gondongan, dan campak jerman merupakan penyakit yang sangat menular dan disebabkan oleh virus.

PAPDI sangat menganjurkan vaksin MMR kepada tenaga kesehatan, pelancong, orang yang tinggal dalam asrama atau lingkungan padat, dan saat adanya wabah. Vaksin ini dapat diberikan kepada perempuan sebelum menikah atau hamil sehingga dapat mencegah sindrom rubella kongenital. Vaksin MMR tidak boleh diberikan pada wanita hamil. 

6. Vaksin meningitis meningokokal

8 Jenis Vaksin untuk Orang Dewasa, Tidak Hanya COVID-19ilustrasi otak (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Vaksin meningitis meningokokal dapat mencegah infeksi bakteri Neisseria meningitidis. Namun, vaksin ini tidak diberikan secara rutin.

Vaksin ini diberikan kepada calon jemaah haji atau umroh dan calon pelancong yang akan ke negara-negara tertentu. Berdasarkan rekomendasi PAPDI, vaksin meningitis meningokokal bisa diberikan kepada wanita hamil dengan mempertimbangkan manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risiko dan ibu menyusui.  

7. Vaksin demam tifoid

8 Jenis Vaksin untuk Orang Dewasa, Tidak Hanya COVID-19ilustrasi demam (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit demam tifoid yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Vaksin tifoid tidak mencegah hingga 100%, sehingga perlu menjaga kebersihan saat makan dan minum untuk mencegah infeksi.

Pada negara endemis seperti Indonesia, vaksin demam tifoid dianjurkan untuk semua orang baik yang memiliki riwayat atau tidak memiliki riwayat demam tifoid. PAPDI menyarankan pemberian vaksin ini diulang setelah 10 tahun.

8. Vaksin rabies

8 Jenis Vaksin untuk Orang Dewasa, Tidak Hanya COVID-19ilustrasi virus rabies (commons.wikimedia.org/www.scientificanimations.com/wiki-images/)

Penyakit rabies ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi virus penyebab rabies. Virus rabies menginfeksi sistem saraf pusat sehingga akan menginfeksi otak hingga dapat menyebabkan kematian.

PAPDI melansir, vaksin rabies digunakan segera setelah terjadi gigitan hewan. Vaksin ini tersedia di rumah sakit dan puskesmas yang ditunjuk sebagai rabies center atau pusat layanan gigitan hewan tersangka rabies.

Sampai di sini, sudah paham ya, ternyata ada berbagai jenis vaksin yang disarankan untuk orang dewasa. Berbagai vaksin yang diberikan dapat mencegah atau menurunkan risiko penyakit yang lebih parah. Jadi, ada rencana melakukan vaksinasi salah satu vaksin di atas? 

Baca Juga: 4 Gejala Omicron Meski Sudah Vaksin COVID-19 Booster, Waspada! 

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya