Mengenal Penyakit Minamata, Cemaran Merkuri Menyebabkan Tragedi

Tragedi Minamata jadi pengingat isu pencemaran lingkungan

Suatu penyakit misterius pernah menyerang penduduk di Minamata, Jepang. Penduduk setempat mengalami berbagai gejala, seperti kelumpuhan, bahkan sebagian di antaranya meninggal dunia.

Penyintas penyakit Minamata berjuang untuk mendapatkan kompensasi setelah tragedi yang mereka alami. Mereka juga berusaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan bahaya merkuri. Tragedi Minamata mendapat perhatian dunia dan menjadi pengingat akan pentingnya pengolahan limbah industri yang baik. 

Baca Juga: Ini 4 Penyakit yang Bisa Dideteksi dari Cek Urine

1. Mengenal penyakit Minamata

Mengenal Penyakit Minamata, Cemaran Merkuri Menyebabkan Tragediilustrasi pipa air limbah (freepik.com/wirestock)

Dilansir United Nations Environment Programme, pada akhir tahun 1950-an, penduduk di desa nelayan Minamata di Jepang mengalami penyakit aneh yang menyerang sistem saraf pusat. Pada kasus yang parah, korban mengalami koma dan meninggal dunia beberapa minggu kemudian.

Para peneliti kemudian menemukan adanya kadar metilmerkuri yang tinggi dalam air limbah industri dari pabrik kimia. Limbah inilah yang menjadi penyebab munculnya penyakit misterius yang kemudian dinamakan penyakit Minamata atau Minamata disease.

Mengutip laman Minamata Disease Museum, penyakit Minamata disebabkan mengonsumsi ikan dan kerang dalam jumlah besar yang tercemar metilmerkuri yang dibuang di Teluk Minamata. Penyakit ini tidak menular dan bukan pula penyakit yang diturunkan secara genetik.

2. Mikroorganisme mengubah merkuri anorganik menjadi metilmerkuri yang berbahaya bagi tubuh

Mengenal Penyakit Minamata, Cemaran Merkuri Menyebabkan Tragediilustrasi bakteri (freepik.com/kjpargeter)

Merkuri adalah unsur kimia alami yang dapat ditemukan di bebatuan di kerak bumi, termasuk endapan batu bara. Dalam tabel periodik unsur, merkuri memiliki simbol Hg. Menurut U.S. Environmental Protection Agency (EPA), ada tiga bentuk merkuri yang diketahui, yaitu merkuri unsur (logam), senyawa merkuri anorganik, dan senyawa merkuri organik seperti metilmerkuri.

Merkuri anorganik yang ada di atmosfer, tanah, dan air dapat mengalami serangkaian proses perubahan kimia dan fisika yang kompleks. Organisme mikroskopis dapat mengubah merkuri dari bentuk anorganik menjadi bentuk organik. Metilmerkuri adalah senyawa merkuri organik yang paling umum ditemukan di lingkungan dan sangat beracun.

3. Metilmerkuri terakumulasi pada ikan dan kerang yang menjadi makanan masyarakat Minamata

Mengenal Penyakit Minamata, Cemaran Merkuri Menyebabkan Tragediilustrasi ikan (pexels.com/Harrison Haines)

Mikroorganisme yang ada di perairan dapat mengubah merkuri menjadi metilmerkuri. Zat ini kemudian terakumulasi pada ikan dan kerang. Banyaknya kadar metilmerkuri pada ikan dan kerang tergantung pada beberapa hal, misalnya apa yang mereka makan, berapa lama mereka hidup, dan seberapa tinggi tingkatnya dalam rantai makanan.

Di perairan tertentu, jumlah metilmerkuri tertinggi umumnya ditemukan pada ikan besar yang memakan ikan lainnya. Hal senada juga disebutkan WebMD, bahwa predator puncak rantai makanan dapat memiliki lebih banyak merkuri di tubuhnya. Ikan tuna dan hiu merupakan contoh ikan yang cenderung memiliki merkuri yang tinggi.

4.  Terbentuknya konvensi Minamata

Mengenal Penyakit Minamata, Cemaran Merkuri Menyebabkan Tragediilustrasi otak (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Penyakit Minamata merupakan penyakit keracunan dimana metilmerkuri menyerang sistem saraf, terutama sistem saraf pusat. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), setidaknya ada 50 ribu orang yang terkena dampaknya dan lebih dari 2000 kasus penyakit Minamata telah tersertifikasi.

Penyakit Minamata mencapai puncaknya pada 1950-an dengan kasus yang parah berupa kerusakan otak, kelumpuhan, bicara tidak jelas, dan delirium. Penyakit Minamata juga dapat menyebabkan cacat lahir akibat paparan metilmerkuri saat berada di dalam kandungan ketika ibunya mengonsumsi ikan tercemar. Penyakit Minamata belum ditemukan obatnya sehingga pengobatan bertujuan untuk mengurangi gejala dan terapi rehabilitasi fisik.

Berawal dari tragedi Minamata, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemudian menetapkan Konvensi Minamata tentang merkuri pada tahun 2013. Konvensi Minamata tentang merkuri adalah perjanjian internasional untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dari dampak buruk merkuri. Indonesia termasuk salah satu negara yang telah menandatangani perjanjian internasional ini, mengutip laman Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Penyakit Minamata merupakan penyakit yang dialami masyarakat pesisir Teluk Minamata dimana mereka mengalami masalah neurologis parah setelah terpapar metilmerkuri dalam jumlah besar. Ini terjadi akibat pelepasan senyawa merkuri oleh industri ke perairan setempat. Perairan yang tercemar menyebabkan ikan dan kerang mengandung metilmerkuri yang berbahaya jika dikonsumsi.

Baca Juga: Apa Itu Hexymer? Obat untuk Penyakit Parkinson

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira
  • Delvia Y Oktaviani
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya