Sangat Adiktif, Apa Dampak Heroin bagi Kesehatan?

Salah satunya dapat memperlambat fungsi otak

Heroin adalah salah satu jenis obat-obatan terlarang yang diproses dari morfin hasil ekstraksi biji polong tanaman opium poppy. Obat ini memiliki sifat yang sangat adiktif sehingga mudah menyebabkan ketagihan.

Heroin hadir dalam bentuk bubuk putih, cokelat, atau tar hitam lengket. Secara umum, orang mengambil heroin untuk mendapatkan sensasi langsung euforia dan relaksasi, terutama untuk mengatasi kecemasan, kekhawatiran, atau stresor lainnya.

Namun, karena sifatnya yang sangat adiktif, penggunaannya meski sekali atau dua kali, bisa membuat orang sulit untuk menghentikannya. Padahal, konsumsi heroin terus-menerus dapat memberikan efek samping kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Yuk, simak terus ulasan di bawah ini untuk mendapatkan informasi selengkapnya.

Baca Juga: 5 Bahaya Medis Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika, Apa Saja?

Dampak heroin bagi kesehatan

Sangat Adiktif, Apa Dampak Heroin bagi Kesehatan?ilustrasi depresi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Heroin tergolong obat depresan yang bekerja dengan memperlambat fungsi otak. Ia cepat memengaruhi otak setelah dikonsumsi, terutama terkait kerja otak yang terlibat dalam perasaan senang, rasa sakit, dan yang mengontrol detak jantung.

Ketika mengonsumsi heroin, obat ini bisa langsung membuat perasaan baik dan bahagia. Akan tetapi, beberapa waktu setelahnya, ia bisa membuat penggunanya merasa seolah-olah dunia melambat. Inilah dampak jangka pendek dari konsumsi heroin:

  • Mulut kering
  • Kemerahan pada kulit
  • Perasaan berat di ekstremitas (lengan dan kaki)
  • Mual
  • Muntah
  • Gatal parah
  • Rasa kantuk
  • Fungsi mental kabur
  • Detak jantung melambat
  • Pernapasan yang lambat. Dilansir National Institute on Drug Abuse, pernapasan yang melambat juga dapat menyebabkan koma dan kerusakan otak permanen.

Sementara pada penggunaan jangka panjang, heroin dapat menyebabkan perubahan pada struktur fisik dan fisiologi otak. Ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam pengambilan keputusan, pengaturan perilaku, dan respons terhadap situasi stres. Berikut adalah dampak jangka panjang dari konsumsi heroin terus-menerus:

  • Pembuluh darah yang kolaps
  • Insomnia
  • Infeksi pada lapisan dan katup jantung
  • Infeksi kulit, seperti abses dan selulitis
  • Penyakit hati dan ginjal
  • Peluang lebih tinggi terkena HIV/AIDS, hepatitis B, dan hepatitis C
  • Gangguan mental
  • Penyakit paru-paru, seperti pneumonia dan TBC
  • Masalah menstruasi dan keguguran
  • Gizi buruk dan kekebalan yang lebih rendah
  • Ketergantungan yang mendalam terhadap heroin, atau disebut dengan gangguan penggunaan obat. Kondisi ini dapat membuat orang terus mencari  keberadaan heroin tidak peduli konsekuensinya.
  • Risiko overdosis

Mengingat sifatnya yang sangat adiktif, tidak mudah untuk berhenti dari heroin. Pada beberapa kasus, mereka yang ingin berhenti dari heroin mengalami reaksi penarikan atau gejala putus obat. Adapun gejalanya, yaitu:

  • Kegelisahan
  • Nyeri otot dan tulang
  • Muntah
  • Insomnia
  • Diare
  • Flu disertai dengan badan merinding
  • Gerakan kaki yang tidak bisa dikendalikan

Gejala penarikan ini, biasanya akan memuncak setelah 24 hingga 48 jam sejak terakhir kali mengonsumsi heroin. Namun, ini juga bisa terjadi selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.

Heroin merupakan obat ilegal yang dilarang penggunaannya. Jika kamu atau orang di sekitarmu memiliki kecanduan akan obat ini, sebaiknya segeralah mencari bantuan. Sebab, tidak ada yang bisa diharapkan ketika ini dibiarkan begitu saja, yang dampaknya mungkin akan lebih buruk dan fatal.

Baca Juga: 16 Fakta Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia, Memprihatinkan!

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya