5 Fakta Kalsium Karbida yang Harus Dihindari untuk Makanan

Sering digunakan untuk pematangan buah

Kabar tentang seorang penjual dawet di Jember, Jawa Timur, yang mencampurkan kalsium karbida (karbit) ke dalam es dawet pada Rabu (16/11/2022) sangat meresahkan. Pasalnya, campuran yang digunakan merupakan bahan kimia berbahaya yang seharusnya tidak diaplikasikan dalam makanan.

Namun, jika kamu familiar dengan karbit, bahan tersebut juga kerap dimanfaatkan untuk agen pematang buah secara sintetis. Lantas, seberapa berbahaya karbit dalam makanan dan apa saja dampak negatifnya terhadap kesehatan? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.

1. Apa itu karbit?

5 Fakta Kalsium Karbida yang Harus Dihindari untuk Makananilustrasi karbit (commons.wikimedia.org/Rjb uk)

Secara kimia, karbit disebut kalsium karbida (calcium carbide) atau dengan rumus kimia CaC2. Bahan kimia ini memiliki karakter fisik berwarna abu-abu atau cokelat, mirip batu. Sedangkan dalam keadaan murni, kalsium karbida tak berwarna.

Bahan kimia yang juga umum dikenal dengan karbida atau kalsium asetilida ini terdiri dari 85 persen kalsium karbida dan beberapa bahan campuran lain, seperti silikon karbida, kalsium fosfida, kalsium oksida, kalsium nitrida, dan kalsium sulfida.

Saat bereaksi dengan air, karbit dapat membentuk gas asetilena yang mudah terbakar, bahkan berpotensi menghasilkan ledakan. Selain itu, karbit bisa menghasilkan kalsium hidroksida yang harus diwaspadai terhadap kesehatan.

2. Kegunaan kalsium karbida

5 Fakta Kalsium Karbida yang Harus Dihindari untuk Makananilustrasi pengelasan (pexels.com/Swastik Arora)

Melansir jurnal Toxicology yang terbit pada 2022, secara komersial, kalsium karbida umum digunakan untuk pengelasan, desulfurisasi baja (pengurangan kadar sulfur dalam baja), dan  penghasil gas asetilena dan kalsium sianamida.

Di bidang industri, gas asetilena sering digunakan sebagai bahan bakar karena sifatnya yang mudah terbakar dan harganya yang murah. Sedangkan kalsium sianamida, biasanya digunakan untuk bahan pembuatan pupuk pertanian dan pestisida.

Tak hanya itu, laman National Library of Medicine menambahkan bahwa kalsium karbida juga biasa digunakan untuk pembuatan vinyl asetat. Ini adalah  bahan yang umum pada pembuatan kertas, lem, film plastik, dan cat, seperti dilansir Chemical Safety Facts.

3. Penggunaan kalsium karbida untuk pematangan buah

5 Fakta Kalsium Karbida yang Harus Dihindari untuk Makananilustrasi pematangan buah (pexels.com/Pixabay)

Seperti yang disinggung di atas, kalsium karbida dapat menghasilkan gas asetilena ketika bereaksi dengan air atau kelembapan. Uniknya, gas tersebut memiliki fungsi yang mirip dengan gas etilen pada buah, yaitu hormon pematang buah alami.

Karena alasan inilah, banyak orang, terutama produsen, yang memanfaatkannya untuk mematangkan buah secara sintetis sehingga tak perlu menunggu buah masak di pohonnya. Ini juga mempermudah proses penanganan buah ketika harus dikirim ke berbagai tujuan.

Sayangnya, penggunaan ini menimbulkan berbagai masalah. Pematangan buah dari karbit tidak dapat menghasilkan buah matang yang sempurna. Selain itu, proses ini juga dapat menurunkan kualitas rasa serta kandungan gizi buah. Lebih berbahaya lagi, karbit dalam buah juga berisiko menimbulkan beragam efek samping kesehatan.

Baca Juga: Belajar Kimia: 7 Simbol Bahan Kimia dan Artinya

4. Bahaya konsumsi makanan yang terpapar kalsium karbida

5 Fakta Kalsium Karbida yang Harus Dihindari untuk Makananilustrasi kekurangan oksigen (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Masih dari jurnal yang sama, kalsium karbida komersial dilaporkan mengandung cemaran arsenik dan fosfor hidrida yang berbahaya bagi kesehatan. Ketika mencemari makanan, ia dapat bersifat racun yang bisa menyebabkan kondisi akut dan kronis.

Kalsium karbida dapat masuk ke sistem tubuh melalui dua cara, yaitu konsumsi dan inhalasi. Ia bisa terhirup dari aerosol, bubuk, atau produk gas residu ketika digunakan sebagai pematangan buah, atau masuk melalui makanan yang diolah menggunakan bahan kimia tersebut.

Efek samping kesehatan kalsium karbida yang umum adalah:

  • Jika terjadi ledakan tidak sengaja dari reaksi kalsium karbida dan air, ini dapat menyebabkan luka bakar yang serius. Jika mengenai mata, ini bisa menyebabkan kebutaan.
  • Jika terhirup dalam jumlah banyak atau akibat akumulasi dalam buah-buahan, kalsium karbida dapat memengaruhi sistem saraf dan menimbulkan hipoksia berkepanjangan, yaitu kondisi pengurangan oksigen dalam tubuh.
  • Kalsium karbida bersifat basa. Ketika ini tertelan atau masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan iritasi mulut, hidung, dan jaringan mukosa perut. Selain itu juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan perut.
  • Kalsium karbida yang masuk ke dalam tubuh dapat menjadi radikal bebas. Ini bisa menyebabkan kerusakan sel dan mempercepat proses penuaan.
  • Efek kesehatan lain, seperti kesulitan menelan, iritasi akut, muntah, pusing, rasa haus yang terus-menerus, kerusakan kulit kronis, tukak kulit, hingga gagal ginjal.

5. Pengaturan penggunaan kalsium karbida

5 Fakta Kalsium Karbida yang Harus Dihindari untuk Makananilustrasi keamanan pangan (pexels.com/Mat Brown)

Di negara maju, penggunaan kalsium karbida pada makanan, terutama untuk pematangan buah dikontrol secara ketat. Bahkan, dari dekade sebelumnya, penggunaannya ditolak untuk mempercepat pematangan buah.

Sayangnya, pengaturan seperti ini tidak terlalu efektif di beberapa negara berkembang dan berkembang. Melansir Archives of Biological Sciences tahun 2018, kalsium karbida digunakan secara bebas di banyak negara di dunia, termasuk India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Nigeria, dan lainnya meskipun telah dilarang karena efek kesehatannya yang berbahaya.

Kalsium karbida adalah bahan kimia berbahaya dalam makanan. Namun, regulasi penggunaan terkait keamanannya masih belum terlalu efektif di beberapa negara. Untuk menghindari dampaknya, usahakan untuk mengonsumsi buah yang matang alami, ya.

Baca Juga: Mengenal Etilen Glikol, Bahan Kimia yang Bisa Membahayakan Ginjal

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya