5 Fakta Hiperpireksia, Demam Tinggi Hingga 41 Derajat Celcius 

Infeksi bakteri atau virus mungkin jadi penyebabnya

Pada umumnya, demam merupakan mekanisme alami tubuh untuk melawan penyakit atau infeksi. Ini baik dan tidak berbahaya. Namun, jika demam yang dialami sangat tinggi, maka ini harus diwaspadai.

Manusia memiliki suhu tubuh normal sekitar 37 derajat Celcius. Saat terserang penyakit, mungkin terjadi peningkatan suhu beberapa derajat. Biasanya adalah 38 derajat Celcius atau lebih tinggi. Namun, pada beberapa kasus, peningkatan suhu bisa sampai lebih dari 41,1 derajat Celcius.

Peningkatan suhu tubuh hingga 41,5 derajat Celcius ini dikenal sebagai hiperpireksia atau hyperpyrexia. Ini merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi demam yang sangat tinggi.

Hiperpireksia merupakan kondisi darurat medis yang membutuhkan penanganan segera. Jika tidak, ini mungkin menyebabkan kerusakan organ hingga kematian. Berikut ulasan mengenai tanda dan gejala, penyebab, diagnosis, dan cara penanganannya.

1. Tanda dan gejala hiperpireksia 

5 Fakta Hiperpireksia, Demam Tinggi Hingga 41 Derajat Celcius ilustrasi gejala demam (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hiperpireksia ditandai dengan demam yang sangat tinggi mencapai 41,5 derajat Celcius atau lebih. Selain itu, gejala dapat berkembang tergantung pada berapa lama kondisi berlangsung. Gejala dapat bervariasi pada setiap kasus.

Pada gejala awal, penderita mungkin mengalami:

  • Peningkatan rasa haus
  • Berkeringat ekstrem
  • Pusing
  • Kram otot
  • Kelelahan dan kelemahan
  • Mual
  • Sakit kepala ringan

Saat suhu tinggi berlanjut atau memburuk, keparahan gejala dapat terjadi. Ini mungkin menyebabkan:

  • Sakit kepala
  • Pupil mengecil (contracted pupil)
  • Kebingungan ringan
  • Kulit pucat, lembap, dan dingin
  • Muntah atau sakit perut
  • Penurunan atau ketidakmampuan buang air kecil

Dalam jangka waktu lama dengan suhu lebih dari 41,5 derajat Celcius, gejala berikut dapat terjadi:

  • Kebingungan ekstrem
  • Penurunan kesadaran
  • Pernapasan cepat dan dangkal
  • Kulit kering, panas, dan merah
  • Lemah, denyut nadi cepat
  • Pupil melebar
  • Kejang

2. Hiperpireksia terjadi karena kondisi medis yang mendasari

5 Fakta Hiperpireksia, Demam Tinggi Hingga 41 Derajat Celcius ilustrasi infeksi virus (freepik.com/kjpargeter)

Demam bukanlah penyakit, melainkan gejala dari kondisi medis yang mendasarinya. Misalnya karena cedera atau infeksi. Begitu pula hiperpireksia.

Hiperpireksia terjadi akibat dari kondisi tertentu yang mendasari. Kondisi tersebut termasuk:

  • Infeksi mikroorganisme, seperti bakteri, virus, atau parasit. Ini bisa disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella pneumonia, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, atau infeksi virus enterovirus, virus influenza A, roseola, rubeola, dan infeksi malaria

  • Perdarahan intrakranial, yaitu perdarahan otak yang mungkin disebabkan oleh kecelakaan, trauma, atau stroke. Perdarahan ini dapat memengaruhi hipotalamus, yaitu bagian otak yang mengatur suhu tubuh. Pada kondisi normal, hipotalamus menjaga suhu tubuh tetap normal. Namun, saat sakit suhu akan meningkat untuk melawan penyakit

  • Sepsis, yaitu kondisi darurat medis yang disebabkan oleh respons tubuh terhadap infeksi. Pada kasus yang jarang ini dapat menyebabkan hiperpireksia

  • Anestesi. Pada kasus yang jarang, paparan obat anestesi juga dapat menyebabkan hiperpireksia (atau disebut dengan kondisi hiperpireksia maligna). Dalam kasus ini, suhu seseorang dapat meningkat dengan cepat saat dibius karena efek langsung dari anestesi umum

  • Sindrom atau penyakit Kawasaki, merupakan penyebab potensial hiperpireksia terutama pada anak-anak

  • Badai tiroid, yaitu kondisi langka yang terjadi ketika hormon tiroid diproduksi secara berlebihan. Kelebihan hormon ini dapat mengganggu pengaturan suhu tubuh dan menyebabkan hiperpireksia

  • Obat-obatan, seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), antipsikotik, atau narkoba

Baca Juga: Mimpi Aneh saat Demam Tinggi? Kenali Fenomena Fever Dream

3. Diagnosis hiperpireksia 

5 Fakta Hiperpireksia, Demam Tinggi Hingga 41 Derajat Celcius ilustrasi pengukuran suhu tubuh (freepik.com/user18526052)

Diagnosis hiperpireksia dilakukan dengan pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer. Jika pembacaan suhu 41,5 derajat Celcius atau lebih menunjukkan hiperpireksia.

Karena hiperpireksia bukanlah suatu diagnosis medis khusus, melainkan gejala dari kondisi lain, sangat penting untuk menemukan penyebab yang mendasari. Dokter mungkin melakukan pemeriksaan fisik, gejala, riwayat kesehatan, dan beberapa tes lain untuk mengetahui kondisi tersebut, seperti:

  • Tes darah untuk mengetahui adanya infeksi
  • Tes fungsi tiroid untuk badai tiroid
  • Pemindaian otak untuk memeriksa perdarahan intrakranial

4. Pengobatan hiperpireksia difokuskan pada penyebab yang mendasari  

5 Fakta Hiperpireksia, Demam Tinggi Hingga 41 Derajat Celcius ilustrasi termometer dan obat-obatan (pixabay.com/Myriams-Fotos)

Perawatan atau pengobatan hiperpireksia ditujukan untuk menangani peningkatan suhu dan penyebab yang mendasari. Ini mungkin termasuk:

  • Mandi dengan air dingin, kompres es, tidak menggunakan pakaian ketat atau ekstra, atau meniupkan udara dingin untuk menurunkan suhu tubuh
  • Memberikan cairan intravena (IV) untuk mengatasi dehidrasi
  • Terapi obat untuk mengatasi penyebab infeksi
  • Penggunaan obat antiroid untuk mengatasi badai tiroid
  • Jika terjadi karena efek anestesi, dokter akan menghentikan semua obat anestesi dan memberikan obat dantrolene
  • Hiperpireksia terkait obat diobati dengan menghentikan penggunaan obat-obatan tersebut

5. Prognosis hiperpireksia  

5 Fakta Hiperpireksia, Demam Tinggi Hingga 41 Derajat Celcius ilustrasi hasil pengukuran suhu tubuh (pixabay.com/guvo59)

Demam tinggi yang tidak segera diturunkan ke batas aman dapat berdampak buruk bagi tubuh. Ini dapat menyebabkan kerusakan organ (seperti otak, ginjal, hati, usus, sistem jantung, dan kardiovaskular), bahkan kematian.

Sangat penting untuk mengobati hiperpireksia. Pengobatan dapat membantu mencegah dan mengelola gejala. Sebaiknya temui dokter jika mengalami demam dengan beberapa gejala berikut:

  • Demam tinggi sekitar 38 derajat Celcius atau lebih pada anak di bawah usia tiga bulan
  • Pernapasan tidak teratur
  • Kebingungan atau kantuk
  • Kejang
  • Sakit kepala parah
  • Ruam kulit
  • Muntah terus-menerus
  • Diare parah
  • Sakit perut
  • Leher kaku
  • Nyeri saat buang air kecil

Itulah fakta medis seputar hiperpireksia. Jika mengalami demam tinggi yang tak kunjung reda, sebaiknya segera mencari bantuan medis.

Baca Juga: 7 Teknik Medis Pertolongan Darurat yang Dapat Menyelamatkan Seseorang

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya