Proktokolektomi: Prosedur Pengangkatan Usus Besar dan Rektum

Apa saja yang harus dipersiapkan sebelum menjalaninya?

Beberapa masalah kesehatan yang memengaruhi usus besar, seperti kolitis ulserativa, kanker usus, cedera, atau penyakit Chron yang parah, terkadang membutuhkan prosedur bedah yang disebut dengan proktokolektomi. Ini adalah prosedur untuk mengangkat sebagian atau seluruh usus besar dan rektum yang sakit sehingga dapat membantu meringankan gejala atau mencegah komplikasi lainnya yang lebih serius.

Bagaimana proktokolektomi dilakukan dan apa saja persiapan serta risikonya? Simak selengkapnya berikut ini!

1. Apa itu proktokolektomi?

Proktokolektomi: Prosedur Pengangkatan Usus Besar dan Rektumilustrasi organ usus (pixabay.com/Clker-Free-Vector-Images)

Istilah proktokolektomi berasal dari kata "procto" yang berarti 'rektum' dan "kolektomi" yang berarti 'pembedahan yang melibatkan seluruh atau sebagian usus besar'. Ini adalah prosedur bedah yang diperlukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh usus besar dan rektum yang sakit atau tidak berfungsi dengan baik.

Dalam sistem pencernaan, usus besar adalah bagian terakhir saluran pencernaan yang berfungsi untuk menampung sisa makanan dan mengubahnya menjadi kotoran. Ia terdiri dari kolon (usus besar), rektum, dan anus yang tersusun dalam satu saluran panjang yang terhubung dari usus kecil hingga saluran anus, yaitu saluran pembuangan tinja.

Ketika ada masalah pada saluran usus besar, prosedur ini terkadang diperlukan untuk menangani gejala atau mencegah komplikasinya. Beberapa kondisi yang biasanya memerlukan prosedur proktokolektomi, di antaranya:

  • Kolitis ulserativa, peradangan pada rektum yang dapat menyebar ke usus besar.
  • Penyakit Crohn, yaitu peradangan yang dapat menyebabkan saluran pencernaan bengkak dan teriritasi, khususnya usus kecil dan usus besar.
  • Kanker kolorektal, yaitu kanker usus besar yang tumbuh di lapisan dalam usus besar.
  • Kematian jaringan akibat iskemia, yaitu kehilangan aliran darah.
  • Divertikulitis yang rumit, yaitu peradangan dan infeksi pada tonjolan di dinding usus besar.
  • Cedera traumatis.
  • Sembelit yang parah.

2. Jenis proktokolektomi

Proktokolektomi: Prosedur Pengangkatan Usus Besar dan Rektumilustrasi pembedahan untuk mengangkat tumor (unsplash.com/National Cancer Institute)

Prosedur bedah proktokolektomi dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung seberapa banyak melibatkan pengangkatan usus besar dan rektum. Di antaranya adalah:

  • Proktokolektomi total

Jenis proktokolektomi yang menggambarkan pengangkatan usus besar dan rektum secara keseluruhan (total). Dalam hal ini, tidak ada usus yang tersisa di antara usus kecil dan anus sehingga dokter akan membuat jalur baru untuk pembuangan limbah 

  • Proktokolektomi total dengan ileostomi

Yaitu prosedur proktokolektomi dengan menghubungkan ujung usus kecil (ileum) dengan lubang kecil di perut (stoma). Kemudian, ini akan dihubungkan ke kantong eksternal (ostomi) untuk pembuangan limbah.

Pada beberapa kasus, ileostomi mungkin diperlukan secara permanen (ileostomi akhir). Beberapa lainnya, ileostomi mungkin diperlukan sementara, di mana ileum dapat dihubungkan ke saluran anus di lain waktu.

  • Proktokolektomi restorative dengan kantong ileal-anal

Prosedur proktokolektomi dengan pembuatan kantong pada ileum berupa kantong J, kantong S, atau kantong W. Kantong ini akan berperan sebagai usus besar yang dapat menampung kotoran sebelum dikeluarkan.

Dalam prosesnya, kantong ini kemudian akan dihubungkan ke anus. Jadi, ia dapat mendukung proses pembuangan tinja secara normal atau seperti cara biasa yang dilakukan tubuh.

  • Proktokolektomi subtotal

Prosedur proktokolektomi yang melibatkan pengangkatan sebagian kecil usus besar atau rektum. Prosedur ini biasanya dilakukan jika masih terdapat beberapa bagian dari usus besar dan rektum yang sehat.

Proktokolektomi subtotal akan mengangkat beberapa bagian atau seluruh usus besar bersama sebagian atau seluruh rektum yang sakit. Kemudian akan menghubungkan bagian usus besar yang tersisa dengan rektum atau anus.

Baca Juga: Studi: Mikrobiota Usus Berkaitan dengan Sindrom Iritasi Usus Besar 

3. Prosedur proktokolektomi

Proktokolektomi: Prosedur Pengangkatan Usus Besar dan Rektumilustrasi pembedahan (unsplash.com/National Cancer Institute)

Proktokolektomi dapat dilakukan melalui pembedahan terbuka (operasi bedah klasik) atau dengan laparoskopi. Pada metode bedah klasik, dokter akan membedah perut dan melakukan pengangkatan usus besar dan rektum yang sakit. Sementara pada metode laparoskopi, dokter akan membuat beberapa sayatan kecil di perut, dan menjalankan operasi dengan bantuan kamera kecil yang disebut dengan laparoskop.

Metode laparoskopi dikaitkan dengan proses pemulihan yang lebih cepat dan hasil pasien yang lebih baik. Akan tetapi, tidak semua kasus proktokolektomi mungkin cocok dengan metode ini, bergantung pada kerumitan dan kondisi darurat yang terjadi. 

Sebelum prosedur proktokolektomi dilakukan, dokter akan merekomendasikan beberapa persiapan berikut:

  • Selama 2 minggu sebelum pembedahan, dokter akan meminta untuk menghentikan atau mengurangi konsumsi obat pengencer darah, seperti aspirin atau ibuprofen, yang mungkin kamu minum. 
  • Dokter juga akan meminta untuk menjaga kesehatan usus sebaik mungkin dengan menyarankan banyak konsumsi serat dan air.
  • Sehari sebelum operasi, dokter akan menyarankan untuk melakukan diet cairan bening untuk persiapan dan pembersihan usus. Ini memungkinkan kamu hanya minum air, jus, atau kaldu selama 24 jam sebelum operasi.
  • Dokter mungkin juga akan memberikan obat antibiotik untuk mencegah adanya infeksi setelah operasi.

Selama prosedur proktokolektomi, dokter akan memasangkan cairan intravena (infus) ke pembuluh darah untuk mengalirkan cairan dan obat-obatan secara terus menerus. Penyedia layanan kesehatan juga akan memberikan anestesi umum untuk meredam rasa sakit dan memasang ventilator untuk bernapas selama operasi. Selanjutnya, dokter akan melakukan proses pengangkatan usus besar dan rektum sesuai prosedur yang diperlukan dengan hati-hati. 

Setelah menjalani proktokolektomi, kamu akan menjalani rawat inap di rumah sakit selama 2 hingga 7 hari. Hal ini tergantung pada seberapa cepat penyembuhan luka, penanganan makanan, dan pemulihan usus untuk bekerja kembali.

Masa pemulihan pasca-operasi pengangkatan usus besar dan rektum ini mungkin membutuhkan waktu hingga 6 minggu di rumah. Selama waktu tersebut, kamu mungkin harus membatasi beberapa aktivitas fisik dan makanan tertentu hingga benar-benar pulih. Pada jenis proktokolektomi dengan ileostomi, mungkin juga membutuhkan beberapa latihan untuk menggunakan kantong ostomi.

4. Manfaat dan risiko proktokolektomi

Proktokolektomi: Prosedur Pengangkatan Usus Besar dan Rektumilustrasi perempuan memegangi perut (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Prosedur proktokolektomi dapat membantu menangani gejala terkait masalah pada usus besar. Bahkan, ini juga dapat menyelamatkan jiwa dari komplikasi masalah usus yang serius.

Namun sama seperti prosedur lainnya, proktokolektomi mungkin juga dapat menyebabkan beberapa risiko atau komplikasi, seperti:

  • Luka yang tak kunjung sembuh atau terbentuknya jaringan parut pascaoperasi.
  • Pendarahan.
  • Infeksi.
  • Masalah dengan buang air kecil atau seks. Pembedahan di sekitar anus dan rektum mungkin dapat merusak saraf yang berhubungan dengan fungsi seksual atau saluran kencing, sehingga dapat menyebabkan kesulitan buang air kecil atau rasa sakit saat berhubungan seksual pada perempuan, atau disfungsi ereksi pada pria. Namun, ini bisa hilang dengan sendirinya seiring waktu.
  • Masalah elektrolit karena sebagian besar usus besar diangkat, ini tidak akan menyerap banyak air seperti biasanya.

5. Prognosis prosedur proktokolektomi

Proktokolektomi: Prosedur Pengangkatan Usus Besar dan Rektumilustrasi perawatan pasien (pexels.com/RODNAE Productions)

Proktokolektomi dianggap sebagai prosedur yang aman. Sebagian besar efek samping operasi biasanya bersifat sementara yang dapat sembuh seiring waktu. 

Dilansir Cleveland Clinic, kebanyakan orang yang menjalani proktokolektomi dapat pulih sepenuhnya dan melanjutkan kembali semua aktivitasnya secara normal. Namun, ini mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan untuk pemulihan secara penuh.

Kunjungan tindak lanjut ke dokter mungkin diperlukan jika ada beberapa tahap lanjutan yang diperlukan atau untuk memeriksa gejala pascaoperasi. Jika kamu mengalami gejala seperti penyumbatan usus (kram, sembelit, mual, atau kembung), atau gejala infeksi internal atau eksternal (pembengkakan, sakit perut, atau drainase), segera hubungi dokter untuk mendapatkan bantuan medis.

Selain itu, beberapa perawatan pascaoperasi berikut juga harus kamu perhatikan, seperti:

  • Perawatan luka: pembersihan dan penggantian pembalut setiap hari.
  • Perawatan ostomi: belajar untuk mengosongkan kantong ostomi dan membersihkan kulit di sekitar stoma untuk mencegah infeksi.
  • Diet: setelah operasi kamu juga tidak boleh makan sembarangan. Diet bertahap dari konsumsi cairan ke makanan lunak hingga konsumsi makanan keras harus dipraktikkan dengan baik.
  • Hidrasi: kamu juga harus menjaga asupan air untuk meningkatkan hidrasi tubuh karena pengangkatan usus besar dapat menurunkan penyerapan air dalam tubuh.
Proktokolektomi adalah prosedur medis untuk pengangkatan usus besar dan rektum. Prosedur ini dapat membantu seseorang dengan masalah usus yang parah dan mencegah komplikasi berbahaya yang disebabkannya sehingga dapat tetap sehat dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Baca Juga: Pouchitis, Peradangan Kantong Pembuangan Tinja Pascaoperasi Usus Besar

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya