Mulai dari Ringan Hingga Berat, Ini 12 Penyebab Sering Buang Air Besar

Biasanya lebih dari tiga kali dalam sehari

Kebiasaan buang air besar (BAB) menunjukkan banyak hal tentang kesehatan dan seberapa baik fungsi tubuh kita. Meski bicara tentang BAB mungkin memalukan, tetapi ini bisa memberi petunjuk berharga tentang apa yang terjadi dalam tubuh.

Intensitas BAB setiap orang berbeda-beda. Dari yang susah BAB sampai terlalu sering BAB dalam sehari. Penelitian dalam Scandinavian Journal of Gastroenterology tahun 2010 yang berjudul "Assessment of Normal Bowel Habits in the General Adult Population: The Popcol Study" menunjukkan, dari 268 partisipan usia 18-70 tahun, ditemukan 98 persen di antaranya BAB sebanyak 3 kali seminggu hingga 3 kali sehari.

Tahun 2017, Healthline mengadakan survei tentang kesehatan pencernaan terhadap lebih dari 2.000 orang Amerika Serikat (AS). Dari situ, berikut ini data yang didapat:

  • Sebanyak 47,7 persen orang BAB sekali sehari, sebanyak 28 persen hanya dua kali sehari, sebanyak 11,1 persen BAB setiap dua hari sekali, sejumlah 7,6 persen BAB lebih dari tiga kali sehari, dan sebanyak 5,6 persen BAB satu atau dua kali dalam seminggu.
  • Pada partisipan yang mengalami masalah pencernaan, sebanyak 23 persen memiliki intoleransi makanan, sejumlah 21 persen punya penyakit sistem pencernaan, sebanyak 14 persen pernah menjalani kolonoskopi, dan 16 persen pernah mengunjungi ahli gastroenterologi.

Kalau kamu sering BAB dalam sehari tidak seperti biasanya, apalagi terjadi selama berhari-hari, bisa jadi itu adalah tanda adanya masalah dalam tubuh. Meski umumnya bisa sembuh sendiri, tetapi ada pula yang butuh penanganan serius.

Nah, apa saja penyebab sering buang air besar? Simak daftarnya di bawah ini!

1. Pengaruh pola makan

Mulai dari Ringan Hingga Berat, Ini 12 Penyebab Sering Buang Air BesarPerbanyak konsumsi makanan berserat. pexels.com/Trand Doan

BAB secara teratur adalah tanda bahwa sistem pencernaan berfungsi dengan baik. Jika baru-baru ini kamu mengubah kebiasaan makan dengan banyak makan buah, sayuran, dan biji-bijian, mungkin kamu mengalami perubahan pergerakan usus. Ini serupa dengan sebuah laporan berjudul "Improving Your Bowel Function" yang diterbitkan oleh lembaga Pelvic Obstetric and Gynaecological Physiotherapy, Inggris, tahun 2017. Penyebabnya, karena jenis makanan tersebut mengandung serat.

Menurut keterangan dari National Institute of Diabetes Digestive and Kidney Disease (NIDDK), serat adalah elemen penting dalam makanan, karena dapat membantu makanan bergerak melalui sistem pencernaan.

Asupan air yang lebih tinggi juga dapat menyebabkan BAB berlebihan, karena air diserap oleh serat dan membantu membuang limbah dari tubuh.

2. Terlalu banyak mengonsumsi yang manis-manis

Mulai dari Ringan Hingga Berat, Ini 12 Penyebab Sering Buang Air Besarpexels.com/cottonbro

Melansir Harvard Health Publishing, Dr. Norton Greenberger, profesor gastroenterologi dari Harvard Medical School mengatakan bahwa 75 persen orang yang mengonsumsi lebih dari 40-80 gram fruktosa per hari akan mengalami diare.

Gula merangsang usus untuk mengeluarkan air dan elektrolit. Salah satu penyebab utamanya adalah fruktosa, yang ditemukan secara alami dalam buah-buahan (seperti persik, pir, ceri, dan apel) atau ditambahkan ke makanan dan minuman, seperti saus apel, soda, dan minuman jus. Pemanis buatan seperti sorbitol, manitol, dan xylitol (ditemukan dalam permen karet, permen, dan obat bebas gula).

Melansir dari laman International Foundation for Gastrointestinal Disorders (IFGD), beberapa gula bisa menyebabkan diare. Fruktosa adalah gula yang mengandung kalori alami yang ditemukan dalam buah. Itulah salah satu alasan mengapa buah dalam jumlah banyak dapat menyebabkan diare.

Baca Juga: 7 Cara Melancarkan Buang Air Besar, Solusi Mudah Anti Sembelit

3. Olahraga terlalu keras

Mulai dari Ringan Hingga Berat, Ini 12 Penyebab Sering Buang Air BesarIlustrasi olahraga (IDN Times/Mardya Shakti)

Olahraga teratur memang sangat baik karena dapat mengatur pergerakan usus. Hal ini bisa meningkatkan kontraksi otot di usus besar yang membantu mengeluarkan tinja lebih teratur dari biasanya. Ini tertuang dalam studi berjudul "Exercise Modifies the Gut Microbiota with Positive Health Effects" dalam jurnal Oxidative Medicine and Cellular Longevity tahun 2017.

Akan tetapi, olahraga yang terlalu keras juga tidak baik. Beberapa dampaknya bisa menyebabkan diare, sakit perut, dan mual. Ini dikemukakan dalam penelitian berjudul "Systematic Review: Exercise‐induced Gastrointestinal Syndrome—implications for Health and Intestinal Disease" dalam jurnal Alimentary Pharmacology & Therapeutics tahun 2017.

4. Terlalu banyak minum kafein

Mulai dari Ringan Hingga Berat, Ini 12 Penyebab Sering Buang Air Besarpixabay.com/plooploe

Melansir dari laman IFGD, minuman yang mengandung kafein memiliki potensi pencahar, sehingga bisa membantu mengeluarkan tinja lewat usus besar. Lebih dari 2-3 cangkir kopi atau teh setiap hari sering kali menimbulkan diare.

Sebuah studi berjudul "The Clinical Toxicology of Caffeine: A Review and Case Study" dalam jurnal Toxicology Reports tahun 2018 mengungkapkan gambaran klinis dari keracunan kafein yang bervariasi, termasuk gejala gastrointestinal yang ditandai dengan mual, muntah, sakit perut, dan diare.

5. Minum alkohol berlebihan

Mulai dari Ringan Hingga Berat, Ini 12 Penyebab Sering Buang Air Besarunsplash.com/kchance8

Alkohol bisa berdampak langsung pada jumlah buang air besar. Berdasarkan keterangan dari IFGD, alkohol yang berlebihan terutama bir dan wine, bisa membuat feses jadi encer keesokan harinya.

Mengacu pada sebuah penelitian di Jepang berjudul "Impact of Diarrhea after Drinking on Colorectal Tumor Risk: A Case Control Study" dalam Asian Pacific Journal of Cancer Prevention tahun 2019, mereka yang mengalami diare setelah minum minuman beralkohol berisiko tinggi terkena tumor usus besar.

6. Stres berlebihan

Mulai dari Ringan Hingga Berat, Ini 12 Penyebab Sering Buang Air BesarUnsplash/Lacie Slezak

Stres bisa mengubah jadwal dan keteraturan BAB. Ketika kamu mengalami stres berat, fungsi tubuh menjadi tidak seimbang dan dapat mengubah proses dan kecepatan pencernaan. Ada yang mengalami susah buang air besar atau sembelit, ada pula yang diare.

Penelitian dalam jurnal Experimental and Clinical Sciences tahun 2017 berjudul "The Impact of Stress on Body Function: A Review" menyebutkan bahwa diare akibat stres disebabkan oleh sumbu otak-usus atau jaringan yang menghubungkan sistem saraf pusat dengan saraf saluran gastrointestinal (GI). Sumbu usus-otak bertanggung jawab atas sensasi perasaan cemas sebelum melakukan sesuatu yang berdampak ke perut (butterflies in the stomach).

7. Menstruasi

Mulai dari Ringan Hingga Berat, Ini 12 Penyebab Sering Buang Air Besarunsplash.com/Erol Ahmed

Menstruasi dapat memicu lebih banyak BAB. Kondisi ini diterangkan lewat sebuah penelitian berjudul "Do Fluctuations in Ovarian Hormones Affect Gastrointestinal Symptoms in Women With Irritable Bowel Syndrome?" dalam jurnal HHS Author Manuscripts tahun 2012.

Di situ, diungkapkan bahwa kadar hormon ovarium yang lebih rendah (estrogen dan progesteron) di sekitar masa haid berkaitan dengan prostaglandin rahim, sehingga bisa memicu kram rahim, gejala di usus besar.

Lebih lanjut, studi berjudul "Gastrointestinal Symptoms Before and During Menses in Healthy Women" dalam jurnal BMC Women's Health tahun 2014 menyebutkan, perempuan lebih mungkin mengalami sakit perut dan diare pada hari-hari menjelang menstruasi. Mereka melaporkan gejala emosional dan kelelahan sebelum atau selama menstruasi lebih cenderung mengalami beberapa gejala di saluran gastrointestinal.

Para peneliti menyimpulkan ini mungkin karena jalur bersama antara otak, usus, dan hormon. Gejala biasanya hilang setelah menstruasi selesai.

8. Sedang dalam pengobatan

Mulai dari Ringan Hingga Berat, Ini 12 Penyebab Sering Buang Air BesarIlustrasi Obat-Obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Beberapa obat, seperti antibiotik tertentu, dapat mengubah kondisi saluran pencernaan, termasuk bakteri yang ada dalam perut. Efeknya adalah sering BAB atau diare sebagai.

Menurut keterangan dari IFGD, obat-obatan yang dimaksud adalah misoprostol, antasida yang mengandung magnesium hidroksida, obat pencahar, dan pelunak feses. Sebagai tambahan dari laman Crohn's & Colitis UK, obat yang dimaksud adalah mesalazine, sulfasalazine, azathioprine, methotrexate, omeprazole, dan lansoprazole.

Ada baiknya sebelum obat apa pun, termasuk yang diresepkan dokter, tanyakan tentang potensi efek samping penggunannya.

9. Penyakit seliak

Mulai dari Ringan Hingga Berat, Ini 12 Penyebab Sering Buang Air Besarunsplash.com/Evgeni Tcherkasski

Mengacu pada ketarangan di laman Celiac Disease Foundation, penyakit seliak (celiac disease) adalah penyakit autoimun yang terjadi pada orang-orang yang memiliki kecenderungan genetik, yang mana ketika mereka mengonsumsi gluten bisa menyebabkan kerusakan pada usus kecil.

Ketika orang dengan penyakit seliak makan gluten (protein yang ditemukan dalam gandum, gandum hitam, dan barley), tubuh mereka meningkatkan respons imun yang menyerang usus kecil.

Serangan tersebut menyebabkan kerusakan pada vili, proyeksi seperti jari kecil yang melapisi usus kecil, yang mendorong penyerapan nutrisi. Ketika vili rusak, nutrisi tidak dapat diserap dengan baik ke dalam tubuh.

Menurut World Gastroenterology Organization, penyakit seliak dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu klasik dan non klasik. Pada jenis klasik, pasien memiliki tanda dan gejala malabsorpsi, termasuk diare, feses berlemak, penurunan berat badan, atau kegagalan pertumbuhan pada anak-anak. 

Sementara itu, pada jenis non klasik, pasien memiliki gejala gastrointestinal ringan tanpa tanda malabsorpsi yang jelas, atau mungkin memiliki gejala yang tampaknya tidak berhubungan.

10. Penyakit radang usus

Mulai dari Ringan Hingga Berat, Ini 12 Penyebab Sering Buang Air Besarpexels.com/Polina Zimmerman

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), seseorang yang punya penyakit radang usus (inflammatory bowel disease atau IBD). IBD adalah istilah untuk dua kondisi penyakit (penyakit Crohn dan kolitis ulseratif) yang ditandai dengan peradangan kronis saluran gastrointestinal.

Penyakit Crohn dapat memengaruhi bagian mana pun dari saluran GI (dari mulut ke anus). Sebagian besar memengaruhi bagian usus halus sebelum usus besar, sedangkan pada kolitis ulseratif terjadi di usus besar dan rektum.

Gejala IBD umumnya diare terus-menerus, tinja berdarah, sakit perut, penurunan berat badan, dan kelelahan. Tertulis di laman Chron's & Colitis UK, penyebab IBD masih belum diketahui pasti, tetapi sebagian besar terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang terganggu.

Sistem kekebalan yang berfungsi dengan baik menyerang organisme asing, seperti virus dan bakteri, untuk melindungi tubuh. Dalam IBD, sistem kekebalan merespons secara tidak benar terhadap pemicu lingkungan, yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan. Jika kamu memiliki riwayat keluarga IBD, risiko kamu mengalaminya juga lebih besar.

11. Sindrom iritasi usus besar

Mulai dari Ringan Hingga Berat, Ini 12 Penyebab Sering Buang Air Besarmedicalnewstoday.com

Melansir Women's Health, sindrom iritasi usus besar (irritable bowel syndrome atau IBS), didefinisikan sebagai sakit perut bersama dengan kebiasaan buang air besar yang berubah (seperti diare atau sembelit), selama 3 bulan atau lebih.

Sampai saat ini, para ilmuwan tidak yakin apa penyebab pasti IBS. Namun, ada bukti yang berkembang bahwa mikroba yang ada selama gastroenteritis menular dapat memicu reaksi jangka panjang. Hal ini tertuang dalam penelitian berjudul "Microbiome and Its Role in Irritable Bowel Syndrome" dalam jurnal Digestive Disease and Sciences tahun 2020.

12. Hipertiroidisme

Mulai dari Ringan Hingga Berat, Ini 12 Penyebab Sering Buang Air Besarunsplash.com/Hans Reniers

Hipertiroidisme adalah kelainan autoimun yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon tiroid dalam darah. Melansir dari laman NIDDK, hipertiroidisme, juga disebut tiroid yang terlalu aktif, terjadi saat kelenjar tiroid menghasilkan lebih banyak hormon tiroid daripada yang dibutuhkan oleh tubuh.

Tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu di bagian depan leher. Hormon ini mengontrol cara tubuh menggunakan energi, sehingga memengaruhi hampir setiap organ di tubuh, bahkan cara jantung berdetak.

Melansir Women's Health, Scharles Konadu, MD, seorang ahli gastroenterologi di Huguley Medical Associates di Texas, AS, mengatakan bahwa ketidakseimbangan produksi hormon tiroksin yang berlebihan oleh kelenjar tiroid dapat menyebabkan beberapa gejala. Di antaranya adalah penurunan berat badan, rambut rapuh, berkeringat, detak jantung meningkat, dan gangguan usus yang paling sering adalah diare.

Itulah daftar kemungkinan penyebab kamu sering buang air besar. Hindari diagnosis sendiri. Bila mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas tadi, sebaiknya periksakan ke dokter agar bisa diketahui pasti penyebabnya dan mendapat penanganan yang tepat.

Baca Juga: Normalkah Buang Air Besar setelah Makan? Ini Penjelasannya

Dyan Yudhistira Photo Verified Writer Dyan Yudhistira

IG: @dyanyudhis // Terima kasih sudah mau membaca. Semoga bahagia selalu. Aamiin..

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya