Apakah Pasien Diabetes Pasti Membutuhkan Insulin?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Diabetes adalah suatu kondisi kronis dan berpotensi mengancam jiwa jika tidak diobati. Pada orang dengan diabetes, tubuh mereka sedikit atau tidak mampu memproduksi insulin, atau tidak menggunakan insulin secara efisien, sehingga mengakibatkan kadar glukosa darah menjadi terlalu tinggi.
Jika kadar glukosa darah di atas kisaran normal dalam jangka panjang, ini dapat merusak mata, ginjal, dan saraf. Diabetes yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke.
Ada banyak cara untuk mengelola kadar gula darah pada orang dengan diabetes, salah satunya dengan menggunakan suntikan insulin. Namun, apakah artinya semua pasien diabetes membutuhkan insulin? Agar tidak bingung, langsung saja kita bahas di sini.
1. Mengapa pasien diabetes perlu insulin?
Insulin merupakan hormon yang diproduksi tubuh untuk menjaga kadar glukosa darah tetap berada dalam kisaran normal. Insulin dibuat oleh sel beta di pankreas.
Tugas utama insulin adalah memindahkan glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh sebagai sumber energi. Jika tubuh tidak memproduksi cukup insulin, maka glukosa akan menumpuk di aliran darah alih-alih masuk ke sel untuk menyediakan energi.
Diterangkan dalam laman Diabetes Quebec, diabetes adalah kondisi progresif saat pankreas mengalami penurunan produksi insulin. Itulah sebabnya pengobatan dengan insulin mungkin diperlukan untuk mengompensasi kekurangan produksi insulin pada orang dengan diabetes.
2. Diabetes tipe 1 pasti membutuhkan insulin
Perlu atau tidaknya insulin salah satunya dipengaruhi oleh jenis diabetes yang diidap. Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention, orang dengan diabetes tipe 1 sudah pasti perlu menerima suntikan insulin setiap hari. Alasannya, tubuh mereka memproduksi sedikit insulin atau bahkan tidak sama sekali.
Insulin tidak bisa digunakan dalam bentuk pil. Sebab, asam di perut akan menghancurkannya sebelum masuk ke aliran darah. Dokter akan menjelaskan jenis dan dosis insulin yang paling efektif untuk setiap pasien.
Baca Juga: Kanker Usus Besar dan Diabetes Bisa Menjadi Kombinasi Mematikan
3. Diabetes tipe 2 belum tentu memerlukan insulin
Diabetes tipe 2 berkembang saat pankreas tidak menghasilkan cukup insulin dan insulin yang dihasilkan tidak bekerja sebagaimana mestinya, atau yang juga dikenal sebagai resistansi insulin. Akibatnya, glukosa mulai naik melebihi tingkat normal dalam darah. Diabetes tipe 2 bisa jadi merupakan kondisi genetik atau didapatkan di kemudian hari.
Tidak semua pasien diabetes tipe 2 memerlukan insulin. Menurut Diabetes Education Online, ada sekitar 30 persen pasien diabetes tipe 2 yang memerlukan terapi insulin. Namun, ada banyak obat baru yang tersedia yang dapat menunda atau mencegah kebutuhan terapi insulin. Diperkirakan, makin sedikit pasien yang memerlukan terapi insulin untuk mengontrol gula darah.
Jika kamu dapat menurunkan berat badan, mengubah pola makan, atau menjadi lebih aktif, kamu mungkin tidak memerlukan terapi insulin.
4. Kapan insulin diperlukan?
Editor’s picks
Saat pertama kali didiagnosis dengan diabetes tipe 2, kamu mungkin tidak perlu langsung menggunakan insulin kecuali kadar gula darah sangat tinggi, dikutip dari Diabetes UK.
Insulin dapat digunakan sebagai pengobatan jangka pendek untuk membantu menurunkan kadar gula darah secara instan. Namun, beberapa orang mungkin juga perlu memulai insulin sebagai pengobatan jika obat lain tidak membantu mengatur kadar gula darah.
Beberapa orang mungkin perlu mendapatkan insulin sementara waktu dalam hidup mereka ketika diabetes lebih sulit dikendalikan. Misalnya, selama kehamilan atau penyakit parah, atau setelah operasi.
5. Cara mengelola diabetes tanpa insulin
Sebuah melaporkan bahwa praktik gaya hidup sehat memberikan manfaat bagi pasien diabetes tipe 2 (Nutrients, 2020). Dikutip dari Medical News Today, berikut adalah praktik gaya hidup sehat yang dapat membantu menurunkan kadar gula darah:
1. Turunkan berat badan
Pada pasien diabetes yang kelebihan berat badan atau obesitas, menurunkan berat badan dapat membantu mengelola kadar gula darah ke kisaran normal.
2. Makan makanan yang sehat
Biasakan mengonsumsi makanan bergizi dalam ukuran porsi yang sesuai, sambil menghindari atau membatasi makanan tidak bergizi.
3. Berolahraga secara teratur
Olahraga membantu membakar kalori, yang berkontribusi pada penurunan berat badan dan meningkatkan pengelolaan gula darah. Aktivitas fisik juga meningkatkan sensitivitas insulin, yang membantu gula darah masuk ke sel dari aliran darah.
Idealnya, setiap individu membutuhkan aktivitas fisik sedang selama 30 menit per hari setiap hari, dengan total setidaknya 150 menit setiap minggu.
4. Stop merokok
Perokok memiliki risiko 30–40 persen lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Merokok juga membuat olahraga menjadi lebih menantang. Jadi, berhenti merokok harus menjadi bagian dalam usaha pengendalian gula darah.
5. Kelola stres
Meskipun stres tidak menyebabkan diabetes tipe 2, tetapi ini dapat memperburuknya. Stres merangsang pelepasan hormon yang mengganggu regulasi gula darah tubuh. Stres juga membuat seseorang cenderung melakukan praktik yang mempersulit pengelolaan gula darah, seperti makan berlebihan, malas-malasan, dan merokok.
Beberapa cara untuk mengurangi stres adalah dengan menjauhi perangkat elektronik dan menghabiskan waktu di alam terbuka.
Kesimpulannya, insulin tidak selalu dibutuhkan oleh pasien diabetes. Insulin biasanya dibutuhkan jika perubahan gaya hidup dan obat-obatan tidak mampu mengelola gula darah. Lewat pemeriksaan dan pemantauan, dokter dapat memberi tahu apakah pasien diabetes butuh insulin atau tidak.
Baca Juga: Studi: Ini Waktu Terbaik Olahraga bagi Pasien Diabetes Tipe 2