7 Kondisi Ini Sering Dikira Alzheimer karena Sebabkan Masalah Memori

Penyakit Alzheimer adalah gangguan neurologis progresif yang menyebabkan penyusutan dan kematian sel-sel otak. Gejala khasnya adalah penurunan kemampuan dalam berpikir, berperilaku, dan keterampilan sosial yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk beraktivitas secara mandiri.
Sering kali, saat mengalami masalah yang berhubungan dengan pikiran seperti penurunan daya ingat, kehilangan fokus, atau berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seseorang akan mencurigai dirinya mengidap penyakit Alzheimer. Padahal, banyak penyakit dan kondisi yang gejalanya mirip Alzheimer, tetapi sebetulnya bukan.
Nah, dirangkum dari WebMD dan Considerable, berikut ini adalah beberapa penyakit yang menyebabkan masalah pada pikiran sehingga kerap dikira Alzheimer.
1. Normal pressure hydrocephalus
Kehilangan keseimbangan dan ingatan merupakan gejala menakutkan yang kerap dikira sebagai pertanda Alzheimer, tetapi ini tidak selalu demikian. Suatu kondisi yang disebut normal pressure hydrocephalus (NPH) juga dapat menyebabkan gejala tersebut, tetapi dapat diobati dan dikendalikan.
NPH ialah akumulasi kelebihan cairan serebrospinal di ventrikel otak. Kondisi ini dapat diobati dengan sangat baik dan dapat memperbaiki kualitas hidup pengidap NPH dengan sangat baik.
2. Depresi
Orang dewasa dan lansia yang mengalami depresi kerap beranggapan bahwa mereka mengidap Alzheimer. Ini lantaran gejala depresi yang berupa disorientasi, pelupa, kelambatan, dan kurang fokus sama dengan gejala Alzheimer.
Mengatasi depresi memang bukanlah hal yang mudah, tetapi pada dasarnya depresi dapat diobati. Menemui terapis profesional dapat membantu individu mendapatkan bantuan emosional untuk membantu mengelola depresi.
3. Hematoma subdural
Hematoma subdural terjadi akibat cedera kepala yang kemudian menyebabkan perdarahan abnormal di otak. Ini kemudian menyebabkan penumpukan darah di jaringan sekitar otak.
Tekanan berkepanjangan yang disebabkan oleh hematoma subdural dapat menyebabkan gejala serupa Alzheimer, seperti apatis, perubahan perilaku, dan kebingungan. Kabar baiknya, hematoma subdural dapat diobati dan hilang seiring waktu.
Baca Juga: 7 Manfaat Kubis untuk Kesehatan, Bisa Mencegah Alzheimer!
4. Gangguan tiroid
Editor’s picks
Tiroid ialah kelenjar berbentuk mirip kupu-kupu yang terletak di bagian depan leher. Tiroid bertanggung jawab dalam memproduksi hormon yang membantu organ tubuh bekerja dan mengontrol tubuh menggunakan makanan sebagai bahan bakar. Jika tiroid bekerja terlalu cepat atau lambat, ini dapat memengaruhi kesehatan mental.
Saat tubuh tidak memproduksi hormon tiroid dalam jumlah cukup, kondisi ini disebut hipotiroidisme. Akibatnya, beberapa bagian tubuh bekerja terlalu lambat yang dapat mempengaruhi pikiran. Akibatnya, pasien menjadi kesulitan mempelajari hal-hal baru atau mengingat apa yang baru saja ia alami.
Sebaliknya, saat seseorang memproduksi terlalu banyak hormon tiroid, artinya orang tersebut mengalami hipertiroidisme. Hipertiroidisme juga menyebabkan pengidapnya kesulitan fokus. Pasien juga mungkin merasa cemas atau tertekan, bahkan merasa seperti kehilangan kontak dengan dunia nyata.
5. Penyakit Lyme
Terkadang, kutu dapat membawa bakteri berbahaya yang bisa masuk ke tubuh melalui gigitan yang kemudian menyebabkan penyakit yang disebut penyakit Lyme. Jika bakteri tetap berada dalam darah dalam untuk waktu yang lama, ini dapat memengaruhi sistem saraf dan memori jangka pendek.
Salah satu gejala penyakit Lyme adalah brain fog yang membuat pengidapnya mengalami kesulitan mengikuti apa yang orang lain katakan. Tugas sehari-hari juga mungkin terasa lebih sulit untuk dilakukan. Gejala ini dapat muncul berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah gigitan kutu. Untungnya, penyakit Lyme dapat diobati dengan antibiotik. Makin dini penyakit ini diketahui, makin mudah untuk diobati.
6. Defisiensi vitamin B12
Tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk produksi sel darah merah, saraf, dan DNA. Tubuh hanya mampu mendapatkan vitamin B12 dari makanan, khususnya produk hewani, sehingga orang yang mengikuti diet vegetarian mungkin tidak mendapatkan cukup vitamin ini.
Beberapa orang tidak dapat menyerap cukup vitamin B12 dari makanan. Ini bisa terjadi pada individu yang memiliki kondisi, seperti penyakit celiac atau penyakit Crohn, yang memengaruhi cara tubuh memecah makanan. Menggunakan obat untuk kondisi mag juga bisa menyebabkan masalah karena tubuh membutuhkan asam lambung yang cukup untuk menarik vitamin B12 dari makanan yang makan.
Kurangnya asupan vitamin B12 dapat menyebabkan dampak kesehatan yang signifikan, dan gejalanya dapat menyerupai penyakit Alzheimer. Itu karena kadar vitamin B12 yang rendah dapat menimbulkan jenis anemia yang ditandai dengan kebingungan dan lekas marah. Untungnya, kondisi ini dapat diatasi dengan meningkatkan asupan makanan kaya akan vitamin B12 atau suplementasi.
7. Infeksi saluran kemih
Saat bakteri memasuki uretra, terkadang ini dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) yang dapat menyebar ke kandung kemih atau ginjal. Pada beberapa orang, utamanya individu lanjut usia, ISK dapat menyebabkan timbulnya gejala yang mirip seperti Alzheimer, seperti kebingungan, kesal, mengantuk, atau sulit fokus.
Biasanya, dokter mendiagnosis ISK melalui pengujian urine. Jika seseorang terdiagnosis dengan ISK, dokter umumnya akan meresepkan antibiotik untuk mengatasinya.
Jika kamu atau orang-orang sekitarmu mengalami masalah yang berhubungan dengan fungsi otak, jangan buru-buru beranggapan bahwa itu adalah penyakit Alzheimer. Selalu bicarakan gejala apa pun yang kamu alami pada dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Baca Juga: 7 Fakta Alzheimer, Penyakit Degeneratif yang Sering Dapat Stigma Buruk