Neuropati Otonom: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan 

Bisa memengaruhi semua fungsi tubuh

Neuropati otonom ialah sekelompok gejala yang muncul saat terjadi kerusakan pada saraf yang mengatur fungsi tubuh otomatis secara normal. Fungsi-fungsi ini termasuk tekanan darah, detak jantung, produksi keringat, pengosongan usus dan kandung kemih, dan pencernaan.

Lantas, apa saja penyebab neuropati otonom? Gejala yang mungkin ditimbulkan? Bagaimana kondisi ini didiagnosis? Bisakah kondisi ini ditangani? Untuk menjawab rasa penasaranmu, berikut ini kita akan membahas hal-hal penting seputar neuropati otonom.

1. Gejala

Neuropati Otonom: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan ilustrasi pusing (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dikutip dari Mayo Clinic, gejala neuropati otonom bergantung pada saraf mana yang rusak. Gejalanya mungkin termasuk:

  • Pusing dan pingsan saat berdiri, yang disebabkan oleh penurunan tekanan darah secara tiba-tiba.
  • Masalah buang air kecil.
  • Gangguan seksual, seperti masalah mencapai atau mempertahankan ereksi atau masalah ejakulasi. Pada perempuan, masalah yang timbul mungkin termasuk kekeringan vagina, libido rendah, dan kesulitan mencapai orgasme.
  • Kesulitan mencerna makanan, cepat merasa kenyang, kehilangan nafsu makan, diare, sembelit, kembung, mual, muntah, sulit menelan, dan mulas. 
  • Ketidakmampuan untuk mengenali gula darah rendah, karena tidak ada tanda peringatan.
  • Masalah produksi keringat, seperti keringat terlalu banyak atau terlalu sedikit.
  • Reaksi pupil yang lambat, sehingga sulit menyesuaikan diri dari terang ke gelap dan melihat dengan baik saat berkendara di malam hari.
  • Intoleransi olahraga, yang dapat terjadi jika detak jantung tetap sama, bukan menyesuaikan dengan tingkat aktivitas.

2. Penyebab

Neuropati Otonom: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (freepik.com/DCStudio)

Menurut National Library of Medicine, neuropati otonom bukanlah sebuah penyakit, melainkan sekelompok gejala yang dipicu oleh banyak penyebab.

Neuropati otonom adalah kerusakan pada saraf yang membawa informasi dari otak dan sumsum tulang belakang. Informasi tersebut selanjutnya diteruskan ke jantung, pembuluh darah, kandung kemih, usus, kelenjar keringat, dan pupil.

Neuropati otonom biasanya disebabkan oleh penyakit dan perawatan tertentu yang berkaitan dengan saraf. Penyebabnya meliputi:

  • Penyalahgunaan alkohol.
  • Diabetes.
  • Gangguan yang melibatkan jaringan parut di sekitar saraf.
  • Sindrom Guillain Barré atau penyakit lain yang memengaruhi saraf.
  • HIV/AIDS.
  • Kelainan saraf bawaan.
  • Multiple sclerosis.
  • Penyakit Parkinson.
  • Cedera saraf tulang belakang.
  • Pembedahan atau cedera yang melibatkan saraf.

Baca Juga: 11 Jenis Penyakit Saraf yang Perlu Kamu Ketahui

3. Diagnosis

Neuropati Otonom: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan ilustrasi pemeriksaan dengan dokter (freepik.com/pressfoto)

Diagnosis neuropati otonom melibatkan beberapa tes untuk menilai perubahan detak jantung sebagai respons terhadap gerakan sederhana, seperti pernapasan dalam atau berdiri. Dokter mungkin juga memeriksa fungsi keringat untuk mengetahui bagaimana saraf dan kelenjar keringat bekerja.

Menurut National Institutes of Health, diagnosis neuropati otonom mungkin juga melibatkan:

  • Tes untuk menyingkirkan penyebab lain dari gejala pencernaan, seperti sembelit dan diare.
  • Skintigrafi pengosongan lambung dan tes napas pengosongan lambung untuk mendiagnosis gastroparesis.
  • Ultrasonografi kandung kemih dan saluran kemih untuk memeriksa cara kerja kandung kemih.
  • Pemeriksaan tekanan darah saat berbaring dan setelah berdiri.

4. Pengobatan

Neuropati Otonom: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan ilustrasi obat (pixabay.com/Steve Buissinne)

Diterangkan laman Healthline, perawatan untuk neuropati otonom menargetkan saraf yang rusak dan segala kondisi mendasar yang menyebabkan cedera pada saraf. Perawatan yang berbeda tersedia tergantung pada gejala.

Perawatan untuk gastrointestinal meliputi:

  • Minum obat pencahar untuk sembelit.
  • Meningkatkan asupan serat dan cairan.
  • Mengonsumsi antidepresan trisiklik untuk sakit perut atau buang air besar.

Perawatan kandung kemih dan saluran kemih di antaranya:

  • Minum obat resep untuk mengosongkan kandung kemih.
  • Minum obat resep untuk mengurangi gejala kandung kemih yang terlalu aktif.
  • Menjadwalkan minum dan buang air kecil untuk melatih kembali kandung kemih.
  • Pemasangan kateter untuk mengeringkan kandung kemih.

Perawatan disfungsi seksual bisa termasuk:

  • Minum obat untuk membantu ereksi.
  • Menggunakan pompa vakum untuk memaksa darah masuk ke penis untuk mendorong ereksi.
  • Menggunakan pelumas vagina untuk memerangi kekeringan.

Perawatan jantung dan tekanan darah:

  • Pola makan tinggi natrium dan cairan untuk mempertahankan tekanan darah.
  • Obat resep untuk mengurangi rasa pusing saat bangun atau berdiri.
  • Obat resep untuk meningkatkan tekanan darah agar tidak mudah pingsan.
  • Beta-blocker untuk mengatur detak jantung tergantung berbagai tingkat aktivitas.
  • Perubahan postur tubuh, melenturkan kaki, dan memperlambat kecepatan saat bangun atau berdiri untuk mengurangi pusing.
  • Tidur dengan kepala ditinggikan untuk mengurangi pusing.

Perawatan keringat yang tidak normal meliputi:

  • Minum obat resep untuk menekan produksi keringat berlebih.

5. Pencegahan

Neuropati Otonom: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan ilustrasi olahraga (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Jika neuropati otonom disebabkan oleh penyakit bawaan tertentu, maka ini tidak dapat dicegah. Namun, kamu dapat memperlambat timbulnya atau perkembangan gejala dengan menjaga kesehatan secara umum dan mengelola kondisi medis. Ikuti saran yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan untuk mengendalikan penyakit dan gejala. Dijelaskan Mayo Clinic, nasihat ini mungkin termasuk:

  • Kontrol gula darah untuk pengidap diabetes.
  • Hindari alkohol dan rokok.
  • Dapatkan pengobatan yang tepat jika kamu memiliki penyakit autoimun.
  • Ambil langkah-langkah untuk mencegah atau mengontrol tekanan darah tinggi.
  • Menjaga berat badan yang sehat.
  • Berolahraga secara teratur.

Jika kamu memiliki neuropati otonom, penting untuk bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan. Nantinya, mereka akan membantu mengidentifikasi kemungkinan penyebab dan saran untuk mengelola kondisi ini.

Baca Juga: Neuropati, ketika Tangan dan Kaki Kebas dan Kesemutan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya