Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

11 Jenis Penyakit Saraf yang Perlu Kamu Ketahui

ilustrasi jenis penyakit saraf (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi jenis penyakit saraf (pexels.com/Karolina Grabowska)
Intinya sih...
  • Ada banyak jenis penyakit saraf dan semuanya memiliki efek berbeda pada sistem saraf.
  • Lebih dari 600 penyakit bisa mengganggu sistem saraf, termasuk cedera sistem saraf, penyakit serebrovaskular, penyakit neurodegeneratif, gangguan sakit kepala, gangguan kejang, dan bahkan gangguan genetik.
  • Beberapa gejala penyakit saraf yang perlu diwaspadai mencakup sakit kepala hebat yang disertai demam dan leher kaku atau adanya kelemahan atau mati rasa yang terjadi secara tiba-tiba.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Hadi Widjaja, MBiomed, SpN

Gangguan neurologis, atau kadang disebut penyakit saraf, adalah penyakit para sistem saraf pusat dan perifer. Dengan kata lain, ini bisa meliputi otak, sumsum tulang belakang, saraf kranial, saraf tepi, akar saraf, sistem saraf otonom, sambungan neuromuskuler, dan otot.

Gangguan neurologis secara medis didefinisikan sebagai gangguan fungsi otak serta saraf yang ditemukan di seluruh tubuh manusia dan sumsum tulang belakang.

Sekilas tentang sistem saraf manusia

ilustrasi sistem saraf manusia (freepik.com/macrovector)
ilustrasi sistem saraf manusia (freepik.com/macrovector)

Sistem saraf membantu berbagai bagian tubuh untuk berkomunikasi satu sama lain. Sinyal dalam sistem saraf dikirim melalui jaringan komunikasi antar sel saraf yang disebut sinaps.

Kita cuma memiliki satu sistem saraf, tetapi ini dibagi menjadi dua bagian, yakni:

  • Sistem saraf pusat (SSP): SSP terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Pada tingkat dasar, fungsinya menangkap, menganalisis, dan menanggapi informasi internal dan eksternal yaitu dari lingkungan. SSP layaknya pusat komunikasi utama tubuh kita.
  • Sistem saraf tepi atau sistem saraf perifer: Ini mencakup sisa jaringan saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi membantu untuk mengirimkan informasi dari SSP ke seluruh tubuh dan sebaliknya. Ini juga memiliki dua bagian, yang meliputi:
    • Sistem saraf somatik: Sistem saraf somatik mengirimkan sinyal dari SSP ke otot rangka, yang memungkinkan kita bereaksi terhadap hal-hal di lingkungan.
    • Sistem saraf otonom: Sistem saraf otonom mengontrol fungsi tubuh tak sadar kita, seperti detak jantung, tekanan darah, dan pencernaan.

Jenis penyakit sistem saraf atau gangguan neurologis

ilustrasi cedera kepala (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi cedera kepala (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ada lebih dari 600 penyakit yang dapat ditemukan pada sistem saraf. Berbagai jenis penyakit ini disebut sebagai penyakit saraf. Berikut ini adalah jenis penyakit saraf dan beberapa contohnya.

1. Cedera sistem saraf

Ya, saraf bisa mengalami cedera. Jenis cedera ini biasanya terjadi karena kecelakan, cedera olahraga, atau tindakan kekerasan.

Cedera pada SSP dapat mencakup cedera otak traumatis dan cedera tulang belakang.

Cedera otak traumatis dapat menyebabkan gejala fisik seperti pusing, sakit kepala, kelemahan, kehilangan penglihatan, kejang, penurunan kesadaran, dan kadang juga bisa mengganggu fungsi berpikir, memori, dan suasana hati.

Sementara itu, cedera tulang belakang dapat menyebabkan gejala seperti nyeri, mati rasa dan kesemutan, serta kelemahan atau kelumpuhan anggota gerak.

Selain itu, sistem saraf tepi juga bisa mengalami cedera. Ini bisa terjadi ketika saraf diregangkan, tertekan, meradang, atau terkoyak (terpotong). Gejalanya antara lain nyeri neuropatik, mati rasa dan kesemutan, serta kelemahan atau kelumpuhan otot.

2. Penyakit serebrovaskular

Penyakit serebrovaskular terjadi ketika aliran darah menuju ke otak terganggu, baik akibat sumbatan pembuluh darah maupun akibat pecahnya pembuluh darah yang menuju ke otak.

Terganggunya aliran darah menuju otak menyebabkan gangguan fungsi saraf yang dapat dijumpai sebagai gejala stroke, seperti: gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, wajah mencong, kelemahan anggota gerak, dan termasuk suara pelo yang terjadi secara mendadak.

3. Penyakit neurodegeneratif

Penyakit neurodegeneratif adalah penyakit saraf yang timbul akibat penurunan fungsi sel saraf, yang terjadi akibat faktor usia atau penyakit degeneratif lainnya. Sampai saat ini penyebab penyakit neurodegeneratif tidak diketahui secara pasti.

Penyakit neurodegeneratif umumnya bersifat progresif, yang artinya kondisi perjalanan penyakit makin memburuk seiring waktu.

Beberapa contoh penyakit neurogeneratif meliputi demensia Alzheimer dan demensia jenis lainnya, penyakit Parkinson, dan amyotrophic lateral sclerosis (ALS).

4. Sakit kepala

Sakit kepala secara umum dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu:

  • Sakit kepala primer, yang artinya tidak ada penyebab lain yang fatal mendasari sakit kepala tersebut, misalnya migrain, sakit kepala tegang, dan sakit kepala cluster.
  • Sakit kepala sekunder, yang artinya sakit kepala yang terjadi adalah bagian dari penyakit lain yang lebih fatal, seperti stroke perdarahan, tumor otak, maupun infeksi pada otak dan atau pada selaput otak.

5. Gangguan kejang

Kejang adalah aktivitas listrik otak yang abnormal yang terjadi secara tiba-tiba dan sesaat. Aktivitas listrik abnormal ini kemudian dapat bermanifestasi dalam bentuk gerakan kelojotan pada anggota gerak, bahkan dapat kehilangan kesadaran sesaat, akibatnya dapat timbul luka-luka pada saat serangan kejang terjadi.

Kejadian kejang yang berulang lebih dari dua kali dalam jarak waktu lebih 24 jam dan terjadi tanpa pencetus dinamakan sebagai epilepsi.

Epilepsi dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu:

  • Epilepsi idiopatik, yang artinya penyebabnya tidak diketahui dengan jelas.
  • Epilepsi simptomatik, yang terjadi sebagai akibat dari penyakit lain yang mendasari, misalnya tumor otak, stroke perdarahan, dan infeksi otak.

6. Penyakit demielinisasi

Mielin adalah selubung saraf yang berperan sebagai lapisan pelindung saraf sekaligus berperan sebagai media dalam menghantarkan listrik yang digunakan dalam komunikasi antar sel saraf.

Dengan demikian sesuai dengan namanya, penyakit demielinisasi, adalah penyakit ini timbul akibat kerusakan pada selubung mielin, yang berdampak pada komunikasi antar sel saraf menjadi terganggu dan pada tahap lanjut menyebabkan kematian sel saraf secara permanen.

Saat sel saraf mengalami kematian, maka akan ada kehilangan kemampuan akibat sel saraf yang mati tersebut, seperti kehilangan kemampuan menelan, kehilangan kemampuan bicara, kelemahan pada otot, dan apabila melibatkan kelemahan otot pernapasan maka situasi ini bisa berakhir fatal, yaitu kematian, akibat gagal napas.

Multiple sclerosis adalah salah satu contoh penyakit demielinisasi. Penyakit ini sering kali terjadi akibat penyakit autoimun, sederhananya akibat sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan selubung mielin. Penyebab dari penyakit autoimun ini sendiri sering kali tidak diketahui dengan jelas.

Contoh lain dari penyakit demielinisasi meliputi sindrom Guillain-Barre, polineuropati, dan neuromyelitis optica.

ilustrasi  bakteri penyebab meningitis (scientificanimations.com via wikimedia.org)
ilustrasi bakteri penyebab meningitis (scientificanimations.com via wikimedia.org)

7. Gangguan genetik

Beberapa jenis penyakit saraf dapat diturunkan dari salah satu atau kedua orang tua. Beberapa contoh penyakit saraf bawaan dan gejala umumnya meliputi:

  • Penyakit Huntington: Penyakit Huntington menyebabkan kerusakan progresif sel-sel saraf di otak, yang menyebabkan masalah kognisi, gerakan, dan perilaku yang memburuk.
  • Penyakit Charcot-Marie-Tooth: Penyakit Charcot-Marie-Tooth merusak sistem saraf tepi, menyebabkan kelemahan otot, atrofi, dan masalah dengan gaya berjalan.
  • Penyakit Wilson: Penyakit Wilson menyebabkan tembaga menumpuk di otak dan organ lain, menyebabkan masalah dengan koordinasi, gerakan, atau ucapan.
  • Penyakit Tay-Sachs: Penyakit Tay-Sachs adalah ketika kelebihan zat lemak menumpuk di otak dan saraf, menyebabkan kelemahan otot, kejang, dan kehilangan penglihatan dan bicara.
  • Ataksia Friedrich: Ataksia Friedrich menyebabkan kerusakan sistem saraf progresif yang menyebabkan masalah dengan gerakan.
  • Distrofi otot: Kondisi keturunan yang memiliki beberapa jenis dengan tingkat keparahan yang beragam. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada otot yang digantikan dengan jaringan lemak.

8. Infeksi

Berbagai infeksi juga dapat memengaruhi sistem saraf. Infeksi disebabkan oleh organisme penyebab penyakit yang disebut patogen.

Gejala spesifik tergantung pada infeksi yang dialami. Sering kali, patogen pada sistem saraf menyebabkan meningitis atau ensefalitis. Akan tetapi, patogen juga dapat menyebabkan masalah neurologis lainnya.

Beberapa contoh patogen yang dapat memengaruhi sistem saraf antara lain:

  • Bakteri
    • Streptococcus pneumoniae
    • Neisseria meningitidis
    • Haemophilus influenzae
    • Mycobacterium tuberculosis (penyebab tuberkulosis)
    • Treponema pallidum (penyebab sifilis)
  • Virus
    • Virus rabies
    • Virus Japanese encephalitis
    • Virus West Nile
    • Virus gondongan
    • HIV
    • Virus herpes simpleks 1 dan 2 (penyebab herpes genital dan oral)
    • Virus varicella zoster (penyebab cacar air dan herpes zoster)
    • Cytomegalovirus (penyebab utama kehilangan pendengaran kongenital)
    • SARS-CoV-2 (penyebab COVID-19)
  • Jamur
    • Candida
    • Histoplasma
    • Blastomyces
  • Parasit
    • Plasmodium (penyebab malaria)
    • Toxoplasma gondii (penyebab toksoplasmosis)
    • Acanthamoeba

ilustrasi sakit kepala (freepik.com/freepik)
ilustrasi sakit kepala (freepik.com/freepik)

9. Kanker

Secara garis besar kanker yang ditemukan pada sistem saraf pusat dapat bersifat primer, artinya masalah utama kanker memang berasal dari jaringan saraf, atau bisa juga sekunder, yang artinya sel kanker yang ditemukan merupakan sebaran sel ganas dari tempat lain.

Keluhan utama dari pasien kanker otak adalah proses desak ruang, yang mengakibatkan tekanan dalam ruang kepala meningkat, mengakibatkan timbulnya sakit kepala berkepanjangan, sakit kepala yang tidak merespons pemberian penghilang nyeri sederhana, muntah, kejang, hingga penurunan kesadaran pada kondisi yang sudah lama.

10. Kondisi kongenital

Kondisi bawaan dari sistem saraf adalah kondisi yang dialami seseorang sejak lahir. Ini terjadi karena masalah yang terjadi selama perkembangan bayi di dalam rahim.

Jenis kondisi bawaan yang paling umum yang memengaruhi sistem saraf adalah cacat tabung saraf. Ini adalah saat tabung saraf, pendahulu sistem saraf pusat, tidak menutup dengan benar pada awal perkembangan.

Cacat tabung saraf dapat menyebabkan masalah fisik dan intelektual. Contoh cacat tabung saraf adalah spina bifida dan anencephaly.

Contoh lain dari kondisi bawaan yang memengaruhi sistem saraf meliputi mikrosefali, megalencephaly, dan displasia kortikal fokal.

11. Gangguan perkembangan saraf

Gangguan perkembangan saraf terkait dengan gangguan perkembangan sistem saraf. Orang dengan gangguan perkembangan saraf dapat mengalami masalah dengan berbagai fungsi, termasuk perilaku, pembelajaran, memori, bicara dan komunikasi, serta keterampilan motorik. 

Terkadang, orang yang memiliki kondisi bawaan mengalami gangguan perkembangan saraf. Namun, dalam beberapa kasus, penyebabnya tidak diketahui. Faktor-faktor yang mungkin berkontribusi meliputi genetika, disfungsi sistem kekebalan tubuh, gangguan metabolisme, trauma fisik, infeksi, dan racun lingkungan.

Beberapa contoh gangguan perkembangan saraf meliputi gangguan spektrum autisme,
attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), disleksia, sindrom Tourette, dan disabilitas intelektual.

Kapan harus ke dokter?

ilustrasi pemeriksaan dengan dokter (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi pemeriksaan dengan dokter (pexels.com/cottonbro)

Gejala penyakit saraf bisa sangat bervariasi. Penting untuk menemui dokter jika kamu mengalami gejala seperti:

  • Sakit kepala yang membandel atau sering berulang.
  • Mati rasa atau kesemutan timbul mendadak atau yang tidak kunjung hilang.
  • Kelemahan otot yang bertahan lama.
  • Pusing yang menetap.
  • Kesulitan dengan gerakan, seperti tremor, kesulitan berjalan, atau otot berkedut.
  • Perubahan ingatan, pemikiran, atau suasana hati yang mulai mengganggu keseharian.

Beberapa gejala dapat menunjukkan masalah yang lebih serius. Segera cari perhatian medis jika kamu memiliki salah satu gejala ini:

  • Sakit kepala yang datang tiba-tiba dan parah.
  • Sakit kepala parah yang disertai demam dan leher kaku.
  • Masalah dengan penglihatan, seperti hilangnya penglihatan atau pandangan ganda yang timbul mendadak.
  • Kelemahan anggota gerak yang timbul mendadak, terutama pada satu sisi tubuh.
  • Kejang pertama kali.
  • Cedera kepala.

Penyakit saraf adalah kondisi yang mengganggu kinerja sistem saraf. Ada banyak jenis penyakit saraf dengan bentuk gejala yang bervariasi

Kalau kamu mengalami gejala yang mengarah ke penyakit saraf, buatlah janji temu dengan dokter. Dokter dapat membantu menentukan apa penyebab gejala dan merencanakan perawatan yang tepat.

Referensi

"Neurologic Diseases." MedlinePlus. Diakses April 2024. 
"What Are Nervous System (Neurological) Diseases?" Healthline. Diakses April 2024. 
"Neurological Disorders." Johns Hopkins Medicine. Diakses April 2024. 
WHO Library Cataloguing-in-Publication Data: Neurological disorders: public health challenges. Diakses April 2024. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Bayu Nur Seto
3+
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us