7 Penyebab Kaki Bengkak pada Pasien Diabetes
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Diabetes merupakan kondisi kronis ketika tubuh tidak mampu memproduksi atau menggunakan hormon insulin secara efektif, yang menyebabkan kadar glukosa darah melonjak terlalu tinggi. Jika kadar glukosa darah tinggi dibiarkan dalam waktu lama, ini dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk kaki.
Pada pasien diabetes, mereka mungkin mengalami pembengkakan atau edema pada kaki. Pembengkakan ini dapat menyebabkan rasa sakit dan membatasi mobilitas.
Ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan pembengkakan kaki pada pasien diabetes. Berikut di antaranya.
1. Neuropati
Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan saraf atau neuropati pada ekstremitas bawah. Diterangkan dalam laman Health Central, degenerasi saraf akibat akumulasi sorbitol menyebabkan masalah sensasi kaki.
Saat kaki kehilangan sensasi atau mati rasa, akan sulit bagi pasien diabetes mengetahui jika mereka memiliki luka atau cedera. Masalah tertentu, seperti keseleo, patah tulang, atau infeksi, dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki.
2. Tingginya asupan gula
Tubuh pasien diabetes tidak mampu memproduksi atau menggunakan insulin sebagaimana mestinya. Insulin sendiri adalah hormon yang tugasnya memecah gula menjadi energi.
Mengutip dari Horizon Foot & Ankle Institute, terlalu banyak gula dalam tubuh menyebabkan kerusakan pada lapisan kapiler. Buruknya sirkulasi darah ini dapat menyebabkan kaki bengkak.
3. Tingginya asupan garam
Asupan garam yang terlalu tinggi juga bisa memperparah pembengkakan kaki. Menurut Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, anjuran konsumsi garam adalah 2.000 mg natrium per orang per hari. Jumlah tersebut setara dengan 1 sendok teh garam per orang per hari atau 5 gram per orang per hari.
Natrium dalam garam bertugas mengontrol keseimbangan cairan dan menjaga tekanan dan volume darah dalam tubuh. Mengonsumsi terlalu banyak garam dapat meningkatkan kadar natrium dalam tubuh. Ini meningkatkan tekanan darah, menyebabkan retensi cairan, yang menyebabkan kaki bengkak.
4. Masalah retensi air
Editor’s picks
Saat kamu kurang asupan cairan, tubuh akan mengalami dehidrasi. Salah satu dampaknya adalah terhambatnya sirkulasi dan drainase produk limbah dari jaringan. Ini akan menyebabkan penumpukan cairan di jaringan sekitar kaki yang membuatnya mengalami pembengkakan.
Untuk mengatasi hal ini, dilansir Healthline, kamu disarankan untuk meningkatkan asupan cairan. Makin banyak cairan yang dikonsumsi, makin banyak pula cairan yang dikeluarkan melalui urine.
5. Masalah aliran darah
Gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan penebalan arteri, dikutip dari Health Central. Saat arteri menebal, arteri akan menyusut dan kehilangan elastisitasnya, yang dapat mengganggu aliran darah ke kaki.
Ketika aliran darah ke kaki tidak efisien, cairan akan menumpuk dan menyebabkan pembengkakan.
6. Berat badan yang tidak terkontrol
Berat badan berlebih adalah satu faktor risiko dari diabetes tipe 2. Selain itu, memiliki indeks massa tubuh yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya pembengkakan pada kaki.
Kelebihan berat badan menyebabkan tubuh sulit mengendalikan gula darah. Selanjutnya, ini meningkatkan risiko mengalami kerusakan pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan sirkulasi yang buruk dan pembengkakan.
American Diabetes Association menyarankan untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan dalam kisaran normal. Ini dapat membantu mengelola diabetes, termasuk mengurangi pembengkakan pada kaki.
7. Masalah ginjal
Salah satu komplikasi diabetes yang tidak terkontrol adalah penyakit ginjal kronis. Penyakit ginjal memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur keseimbangan cairan dan memicu pembengkakan pada ekstremitas bawah.
Meskipun pembengkakan kaki banyak terjadi pada pasien diabetes, tetapi kondisi ini tidak boleh dibiarkan. Pembengkakan di kaki perlu ditangani oleh dokter. Jadi, orang dengan diabetes harus benar-benar memperhatikan kondisi kakinya, apakah ada pembengkakan, luka, atau apa pun. Jika ada, segera hubungi dokter.