7 Perbedaan Serangan Jantung dan Serangan Panik, Jangan sampai Keliru

Serangan jantung membutuhkan tindakan medis segera

Saat jantung tiba-tiba berdebar kencang disertai rasa sakit di dada dan sesak napas, kamu mungkin bertanya-tanya, apakah ini adalah serangan jantung atau serangan panik? Meskipun memiliki sejumlah kesamaan, serangan jantung dan panik diakibatkan oleh penyakit atau kondisi yang sangat berbeda. 

Serangan panik muncul ketika hormon stres memicu respons lawan atau lari, yang sering mengakibatkan jantung berdebar kencang, nyeri dada, dan sesak napas. Sementara itu, serangan jantung dipicu oleh penyumbatan di arteri koroner, yang menyebabkan gejala nyeri dada, jantung berdebar cepat, dan sesak napas.

Karena keduanya merupakan kondisi yang berbeda, penanganan yang diperlukan juga tidak sama. Kali ini, kita akan membahas apa saja perbedaan dari serangan jantung dan serangan panik. Jangan sampai tertukar, ya!

1. Ciri-ciri nyeri

7 Perbedaan Serangan Jantung dan Serangan Panik, Jangan sampai Keliruilustrasi nyeri dada (pixabay.com/Pexels)

Kendati nyeri dada umum terjadi pada serangan panik dan serangan jantung, karakteristik nyerinya seringkali berbeda. Dijelaskan laman Medical News Today, pada serangan panik, nyeri dada biasanya tajam atau menusuk dan terlokalisasi di tengah dada.

Sementara itu, nyeri dada akibat serangan jantung menyerupai tekanan atau sensasi diremas. Nyeri dada pada serangan jantung juga dapat dimulai di bagian tengah dada, yang kemudian menjalar ke lengan, rahang, atau tulang belikat.

2. Penyebab

7 Perbedaan Serangan Jantung dan Serangan Panik, Jangan sampai Keliruilustrasi jantung (freepik.com/freepik)

Serangan jantung disebabkan oleh penyumbatan di arteri koroner. Dilansir Beth Israel Deaconess Medical Center, nyeri dada terjadi karena detak jantung yang cepat, dan sesak napas terjadi ketika jumlah darah yang mencapai otot jantung tidak mencukupi.

Sementara itu, serangan panik merupakan respons terhadap situasi biasa yang tidak mengancam. Saat kita mengalami episode serangan panik, tubuh melepaskan banyak hormon stres yang memicu respons lawan atau lari. Orang yang sedang mengalami serangan panik mungkin banyak berkeringat, sulit bernapas, dan merasa jantung berdebar kencang.

3. Gejala

7 Perbedaan Serangan Jantung dan Serangan Panik, Jangan sampai Keliruilustrasi serangan jantung (freepik.com/freepik)

Serangan jantung dan serangan panik memiliki beberapa gejala yang sama. Berikut adalah gejala serangan panik seperti dilansir Piedmont:

  • Nyeri dada.
  • Tiba-tiba sangat ketakutan atau cemas.
  • Jantung berdebar kencang.
  • Sesak napas.
  • Gemetar.
  • Berkeringat.
  • Sakit perut.
  • Mual.
  • Menggigil.
  • Tangan mati rasa atau kesemutan.

Sementara, gejala serangan jantung, meliputi:

  • Perasaan nyeri atau sesak di dada, biasanya di dada sebelah kiri atau di bawah tulang dada.
  • Sesak napas.
  • Nyeri rahang.
  • Berkeringat.
  • Lengan sakit.
  • Mual.

Baca Juga: Studi: Seks Tidak Tingkatkan Risiko Terkena Serangan Jantung

4. Cenderung menyerang kelompok orang yang berbeda

7 Perbedaan Serangan Jantung dan Serangan Panik, Jangan sampai Keliruilustrasi perempuan terkena serangan jantung (freepik.com/Jcomp)

Dijelaskan laman GoodRX, laki-laki dan orang tua lebih cenderung mengalami serangan jantung. Sementara itu, serangan panik lebih sering terjadi pada perempuan dan orang yang lebih muda.

Ini juga tergantung pada kondisi individu itu sendiri. Orang yang memiliki kondisi kesehatan mental, seperti kecemasandepresi, atau gangguan stres pascatrauma lebih cenderung mengalami serangan panik daripada orang yang tidak memiliki kondisi mental. Seseorang juga dapat mengalami serangan jantung secara tiba-tiba tanpa memiliki faktor risiko yang diketahui.

5. Cara mengatasinya

7 Perbedaan Serangan Jantung dan Serangan Panik, Jangan sampai Keliruilustrasi bernapas dalam-dalam untuk mengatasi serangan panik (unsplash.com/Eli DeFaria)

Jika kamu merasa mengalami serangan panik, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk menghentikan episode. Laman GoodRX menyarankan untuk segera keluar dari situasi yang memicu serangan tersebut. Selanjutnya, ambil napas dalam-dalam dan cobalah untuk tenang. Untuk serangan panik berulang, praktik meditasi dan mindfulness dapat membantu menangani serangan tersebut.

Serangan jantung merupakan kondisi darurat. Jika kamu berpikir kamu atau orang di sekitarmu mengalami serangan jantung, segera hubungi ambulans. Tanpa penanganan yang cepat, serangan jantung dapat menyebabkan kerusakan jantung yang serius, henti jantung, atau bahkan kematian. Makin cepat kamu tiba di rumah sakit, maka makin cepat profesional medis dapat mengevaluasi dan memulai perawatan penyelamat jika diperlukan.

6. Pemicu

7 Perbedaan Serangan Jantung dan Serangan Panik, Jangan sampai Keliruilustrasi laki-laki mengalami serangan jantung saat berolahraga (freepik.com/Drazen Zigic)

Serangan panik dan serangan jantung memiliki pemicu yang berbeda. Berikut pemicunya seperti dijelaskan dalam laman Choosing Therapy:

  • Serangan panik dapat dipicu oleh sumber ketakutan. Namun, terkadang serangan panik muncul secara tiba-tiba pada malam hari.
  • Serangan jantung lebih mungkin muncul saat beban kerja jantung meningkat. Misalnya, saat sedang berolahraga, berlari di tangga, atau bekerja di halaman. Ini lebih mungkin terjadi pada orang yang tidak melakukan aktivitas fisik secara rutin.

7. Kapan harus ke dokter

7 Perbedaan Serangan Jantung dan Serangan Panik, Jangan sampai Keliruilustrasi ambulans (unsplash.com/Mat Napo)

Jika kamu ragu-ragu apakah kamu sedang mengalami gejala serangan panik atau serangan jantung, yang terbaik adalah mencari pertolongan medis segera. Sangat penting untuk mencari perawatan medis darurat jika mengalami salah satu dari gejala berikut:

  • Nyeri dada yang parah dan terjadi secara tiba-tiba.
  • Gejala berlangsung lebih dari 2 atau 3 menit
  • Nyeri dada menjalar ke lengan atau rahang.

Serangan jantung maupun serangan panik merupakan episode kesehatan yang serius. Jadi, kamu perlu mengenali perbedaan antara serangan jantung dan serangan panik, serta mengetahui tindakan terbaik. Kalau ragu, segera datangi unit gawat darurat terdekat untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.

Baca Juga: Apakah Batuk Bisa Menandakan Gagal Jantung?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya