Tortikolis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Kondisi leher terpelintir, miring, dan menyakitkan

Tortikolis ialah kondisi ketika leher terpelintir, miring, dan terasa menyakitkan. Biasanya, bagian atas kepala miring ke satu sisi, sementara dagu miring ke sisi lain.

Kondisi ini dapat terjadi sejak lahir atau muncul saat orang tersebut sudah dewasa. Tortikolis juga dapat menjadi akibat dari kerusakan otot leher atau suplai darah. Masalah terkadang hilang tanpa pengobatan, tetapi juga dapat kambuh.

Tortikolis yang kronis dapat menyebabkan rasa sakit yang melemahkan dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Untungnya, ada banyak pilihan pengobatan untuk mengatasinya.

1. Gejala

Tortikolis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi nyeri leher (freepik.com/wayhomestudio)

Gejala bisa muncul secara perlahan dan memburuk dari waktu ke waktu. Dijelaskan laman Healthline, gejala yang paling umum, meliputi:

  • Tidak mampu menggerakkan kepala secara normal.
  • Leher terasa sakit atau kaku.
  • Sakit kepala.
  • Satu bahu lebih tinggi dari yang lain.
  • Otot leher bengkak.
  • Memiringkan dagu ke satu sisi.

Pada anak-anak dengan tortikolis bawaan, wajah mereka mungkin tampak rata dan tidak seimbang. Mereka mungkin juga mengalami keterlambatan keterampilan motorik atau masalah pendengaran dan penglihatan.

2. Penyebab

Tortikolis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi tidur (pexels.com/Ivan Oboleninov)

Belum diketahui apa penyebab pasti tortikolis. Tortikolis otot bawaan lebih mungkin terjadi pada anak sulung, menurut laman Johns Hopkins Medicine. Ini juga dapat disertai dengan dislokasi pinggul bawaan. Penyebab tortikolis bawaan biasanya adalah posisi janin di dalam rahim yang mengakibatkan cedera pada otot leher.

Sementara itu, tortikolis yang terjadi seiring waktu dapat disebabkan oleh iritasi pada ligamen serviks akibat infeksi virus, cedera, atau gerakan yang kuat. Penyebab tambahan mungkin termasuk:

  • Tidur dalam posisi yang tidak tepat.
  • Cedera otot leher saat lahir.
  • Luka bakar.
  • Mengalami cedera yang menyebabkan jaringan parut berat dan kulit atau otot menyusut.
  • Kejang otot leher.

3. Diagnosis

Tortikolis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi MRI (pexels.com/MART Productions)

Untuk mendiagnosis tortikolis pada bayi dan anak-anak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan mengamati seberapa parah kepala bayi terpelintir atau miring. Dokter juga akan memeriksa leher dan mencari otot yang bengkak atau kaku. 

Dijelaskan dalam laman Cleveland Clinic, tergantung pada tingkat keparahan kondisinya, dokter mungkin akan melakukan tes berikut:

  • Rontgen leher.
  • Computed tomography (CT) scan kepala dan leher.
  • Magnetic resonance imaging (MRI) pada kepala dan leher.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Psikosomatis, “Sakit” yang Ternyata Bukan Sakit 

4. Pengobatan

Tortikolis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi minum obat (pexels.com/Karolina Grabowska)

Mendapatkan perawatan sesegera mungkin dapat mencegah tortikolis menjadi lebih buruk. Tortikolis bawaan dapat diatasi dengan peregangan otot leher. Jika perawatan dimulai dalam beberapa bulan setelah persalinan, ini sangat berpotensi berhasil.

Untuk tortikolis yang didapat seiring berjalannya waktu, dokter dapat mengobati sesuai dengan penyebabnya. Pilihan pengobatan biasanya, meliputi:

  • Kompres panas.
  • Pijat.
  • Terapi fisik atau perawatan chiropraktik.
  • Latihan peregangan.
  • Penyangga leher.

Obat-obatan juga dapat membantu. Pilihan obat untuk mengatasi kondisi ini mencakup:

  • Relaksan otot.
  • Obat tremor.
  • Suntikan botulinum toksin atau botoks.
  • Pereda nyeri.

Jika semua cara di atas tidak mampu menyembuhkan kondisi, dokter mungkin merekomendasikan operasi, seperti:

  • Penggabungan vertebra abnormal.
  • Memperpanjang otot leher.
  • Memotong saraf atau otot.

5. Pencegahan

Tortikolis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi tortikolis (pixabay.com/Stockpixbb)

Tidak ada cara yang diketahui dapat mencegah tortikolis. Namun, perawatan dini dapat membantu mencegah masalah memburuk. Perawatan sesegera mungkin juga mencegah kebutuhan untuk operasi.

Jika tortikolis terjadi sejak bayi, berikan anak latihan peregangan setelah ia berusia beberapa bulan. Jika pengobatan tortikolis dimulai tepat waktu, ini juga dapat mencegah kemungkinan komplikasi jangka panjang.

6. Komplikasi yang bisa terjadi

Tortikolis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi tortikolis (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Tortikolis yang disebabkan oleh cedera atau penyakit ringan kemungkinan bersifat sementara dan dapat diobati. Namun, untuk kondisi bawaan dan lebih parah dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.

Tortikolis kronis dapat menyebabkan komplikasi, seperti:

  • Otot leher bengkak.
  • Gejala neurologis dari saraf terkompresi.
  • Sakit kronis.
  • Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Kesulitan mengemudi.
  • Kesulitan bersosialisasi.
  • Terisolasi.
  • Depresi.

Akhir kata, tortikolis dapat terjadi pada bayi dan orang dewasa. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga perlu ditangani sedini mungkin.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Prion, Kelainan Otak Langka yang Mematikan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya