Selulitis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Area yang terkena bisa diamputasi, bahkan sebabkan kematian

Selulitis adalah infeksi bakteri pada permukaan kulit dan jaringan di bawahnya. Beda dengan impetigo yang merupakan infeksi kulit dangkal, selulitis adalah infeksi kulit akibat bakteri yang melipatkan lapisan kulit yang lebih dalam, yaitu dermis dan jaringan subkutan.

Selulitis bisa terjadi di semua bagian tubuh. Namun, kaki adalah lokasi yang umum. Tungkai bawah merupakan lokasi infeksi yang paling umum, terutama di area tibia atau tulang kering, diikuti lengan, area kepala, dan leher. 

Bakteri bisa masuk melalui luka, goresan, atau gigitan. Kulit yang terkena infeksi bakteri akan tampak bengkak dan memerah serta teraba hangat saat disentuh. Kemerahan dan bengkak dapat menyebar ke bagian lainnya. Infeksi bisa menyebar ke kelenjar getah bening dan aliran darah, dan dengan cepat bisa mengancam jiwa jika tidak segera diobati.

Tak boleh diremehkan, berikut ini fakta seputar selulitis yang perlu kamu ketahui.

1. Penyebab

Selulitis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, PengobatanBakteri Streptococcus pyogenes. (commons.wikimedia.org/Philippinjl)

Selulitis bisa disebabkan oleh berbagai macam jenis bakteri. Namun, Streptococcus pyogenes (strep) dan Staphylococcus aureus (staph) merupakan bakteri yang paling sering menyebabkan selulitis. Kedua jenis bakteri tersebut juga merupakan penyebab impetigo dan beberapa penyakit lainnya. 

Strain bakteri staph yang biasa dikenal sebagai methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) bisa menyebabkan lepuh pada kulit dan infeksi yang lebih dalam dan serius.

Bakteri Streptococcus dan Staphylococcus biasanya ditemukan di permukaan kulit serta selaput lendir mulut dan hidung pada orang yang sehat, dan tidak berbahaya. Namun, saat masuk ke kulit, yang biasanya melalui luka atau cakaran, dapat menyebabkan infeksi.

Selain itu, jenis bakteri yang kurang umum juga bisa menyebabkan infeksi setelah gigitan hewan, luka tusuk dari sepatu yang basah, atau luka yang terpapar danau air tawar, akuarium, dan kolam renang.

Bakteri lain seperti Hemophilus influenzae, Pneumococcus, dan Clostridium juga bisa menyebabkan selulitis.

2. Jenis

Selulitis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi selulitis (healthdirect.gov.au)

Selulitis memiliki beberapa jenis berdasarkan lokasi infeksinya. Dilansir Medical News Today, jenis-jenisnya meliputi:

  • Selulitis periorbital: berkembang di sekitar mata
  • Selulitis wajah: berkembang di sekitar mata, hidung, dan pipi
  • Selulitis payudara
  • Selulitis perianal: berkembang di sekitar lubang anus

Selulitis bisa muncul di bagian tubuh mana pun, termasuk tangan dan kaki. Orang dewasa cenderung mengembangkannya di kaki bagian bawah, sementara anak-anak lebih banyak mengalaminya di wajah atau leher.

Baca Juga: Kenali Impetigo, Infeksi Kulit Menular yang Sering Menyerang Anak-anak

3. Gejala

Selulitis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi selulitis (commons.wikimedia.org/RafaelLopez)

Mengutip Healthline, gejala-gejala selulitis dapat meliputi:

  • Nyeri di bagian yang terkena
  • Kemerahan atau radang kulit
  • Sakit kulit atau ruam yang tumbuh dengan cepat
  • Kulit kencang, mengilap, dan bengkak
  • Terasa hangat di bagian yang terkena
  • Terdapat abses disertai nanah
  • Demam

Gejala selulitis yang lebih serius termasuk:

  • Gemetar
  • Panas dingin
  • Merasa sakit
  • Kelelahan
  • Pusing
  • Nyeri otot
  • Kulit teraba hangat
  • Berkeringat

Gejala yang muncul jika selulitis sudah menyebar yaitu:

  • Kantuk
  • Kelesuan
  • Lecet
  • Garis-garis merah

4. Faktor risiko

Selulitis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi selulitis (commons.wikimedia.org/James Heilman, MD)

Selain disebabkan oleh bakteri, selulitis juga bisa dipicu oleh beberapa faktor lainnya, seperti:

  • Usia: biasanya terjadi selama atau sesudah usia paruh baya.
  • Obesitas: selulitis sering terjadi pada individu yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
  • Masalah kaki: pembengkakan (edema) dan ulserasi bisa meningkatkan risiko berkembangnya infeksi.
  • Riwayat selulitis sebelumnya: seseorang yang pernah menderita selulitis berisiko 8-20 persen lebih tinggi untuk mengembangkan selulitis kembali. Menurut penelitian, infeksi bisa berulang beberapa kali dalam setahun.
  • Paparan faktor lingkungan: termasuk air yang tercemar dan beberapa hewan seperti ikan dan reptil.
  • Masalah kulit lainnya: menderita cacar air, kutu air, abses, dan kondisi kulit lainnya bisa meningkatkan risiko bakteri masuk ke dalam tubuh.
  • Limfadema: bisa menyebabkan kulit bengkak, yang bisa pecah, dan memungkinkan bakteri untuk masuk.
  • Kondisi lain: seseorang dengan penyakit hati atau ginjal memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan selulitis.
  • Diabetes: jika penderita diabetes tidak bisa mengelola gula darahnya secara efektif, masalah dengan sistem kekebalan, sirkulasi, atau keduanya bisa menyebabkan tukak kulit.
  • Sistem kekebalan yang lemah: seseorang kemungkinan mengalami selulitis jika mereka lebih tua, mengidap HIV atau AIDS, atau sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi.
  • Masalah peredaran darah: seseorang dengan sirkulasi darah yang buruk memiliki risiko lebih tinggi infeksi menyebar ke lapisan kulit yang lebih dalam.
  • Pembedahan atau cedera baru: ini bisa meningkatkan risiko infeksi.
  • Penggunaan obat intravena: obat suntik, terutama dengan jarum bekas, bisa menyebabkan abses dan infeksi di bawah kulit dan meningkatkan risiko selulitis.

5. Komplikasi yang bisa terjadi

Selulitis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pasien di rumah sakit (IDN Times/Mardya Shakti)

Selulitis yang tidak segera diobati bisa menimbulkan berbagai macam komplikasi serius, yang meliputi: 

  • Pembengkakan permanen: tanpa pengobatan, pasien selulitis bisa mengalami pembengkakan secara permanen pada area yang terkena.
  • Infeksi darah dan sepsis: kondisi yang bisa mengancam nyawa ini disebabkan oleh bakteri yang masuk ke aliran darah. Ini adalah kondisi gawat darurat. Gejala sepsis meliputi demam, detak jantung yang cepat, napas cepat, tekanan darah rendah, pusing ketika berdiri, aliran urine berkurang, berkeringat, pucat, serta dingin.
  • Infeksi di daerah lain: walau jarang, bakteri yang menyebabkan selulitis bisa menyebar dan menginfeksi bagian tubuh lain seperti otot, tulang, atau katup jantung. Jika sampai terjadi, maka orang tersebut harus segera mendapat perawatan.
  • Kerusakan jaringan yang parah (gangren).
  • Amputasi.
  • Kerusakan organ dalam yang terinfeksi.
  • Syok.
  • Kematian.

6. Diagnosis

Selulitis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pemeriksaan dokter (pexels.com/Gustavo Fring)

Dalam proses diagnosis selulitis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan pasien, serta merekomendasikan berbagai tes untuk mengesampingkan kondisi lainnya yang gejalanya mirip selulitis.

Beberapa tes yang mungkin direkomendasikan meliputi USG pembuluh darah di kaki untuk mendeteksi pembekuan darah. Selain itu, sinar-X juga mungkin dibutuhkan untuk membantu menentukan apakah infeksi kulit sudah menyebar ke tulang.

Dalam kebanyakan kasus, dokter tidak bisa secara spesifik memberi tahu pasien tentang jenis bakteri yang menyebabkan infeksi pada pasien, karena penelitian menunjukkan bahwa kultur kulit tidak berguna. Antibiotik bisa dipilih yang membunuh sebagian besar jenis bakteri yang bisa menyebabkan selulitis. Perawatan akan disesuaikan jika kondisi pasien tidak membaik.

7. Pengobatan

Selulitis: Penyebab, Jenis, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Pengobatan selulitis melibatkan penggunaan antibiotik oral selama 5-14 hari. Dokter mungkin juga akan meresepkan obat pereda nyeri. Pasien disarankan untuk beristirahat hingga gejala membaik.

Selain itu, pasien juga disarankan untuk mengangkat anggota tubuhnya yang terkena lebih tinggi dari jantungnya, agar bisa mengurangi pembengkakan. 

Selulitis biasanya akan hilang dalam jangka waktu antara 7-10 hari setelah pasien mulai minum obat yang diresepkan dokter. Namun, pengobatan bisa lebih lama bila infeksinya parah akibat kondisi kronis atau sistem kekebalan tubuh yang melemah.

Meski gejala sudah membaik dalam beberapa hari, antibiotik tetap harus diminum hingga tuntas sesuai anjuran dokter. Ini sangat penting untuk memastikan bakteri telah hilang. 

Jika pasien berisiko tinggi mengembangkan selulitis lagi, kemungkinan dokter akan meningkatkan dosis antibiotik untuk mencegahnya.

Pasien bisa mencegah selulitis dengan menjaga kebersihan kulitnya jika terluka atau memiliki luka terbuka lainnya. Tanyakan kepada dokter bagaimana cara merawat kulit yang benar setelah mengalami cedera, jika tidak yakin bisa melakukannya dengan benar.

Jika pasien mengalami abses, maka kemungkinan perlu dikeringkan dengan operasi. Untuk operasi, pasien terlebih dahulu mendapatkan obat untuk membuat area yang terinfeksi mati rasa.

Setelah itu, dokter bedah akan membuat sayatan kecil pada abses dan mengeluarkan nanah. Kemudian, dokter bedah akan menutup luka dengan menggunakan pembalut agar bisa sembuh. Pasien kemungkinan akan mempunyai bekas luka kecil setelah operasi.

Pasien harus segera menghubungi dokter jika:

  • Tidak merasa lebih baik dalam 3 hari setelah mengonsumsi antibiotik
  • Gejala mulai memburuk
  • Mengalami demam

Pasien kemungkinan perlu dirawat dengan antibiotik intravena (IV) di rumah sakit jika mengalami:

  • Suhu tinggi
  • Tekanan darah rendah
  • Infeksi yang tidak kunjung membaik dengan antibiotik
  • Sistem kekebalan yang melemah akibat penyakit lain

Itulah deretan fakta seputar selulitis, infeksi kulit akibat bakteri yang bisa mengancam nyawa. Jika kamu mengalami beberapa gejalanya, jangan buang waktu untuk memeriksakan diri ke dokter. Karena, infeksi ini bisa berbahaya jika salah penanganan dan tidak segera mendapat pengobatan.

Baca Juga: 5 Penyakit Kulit Ini Bisa Bikin Stres Lahir Batin, Apa Saja?

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya