Hipertensi Portal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Sirosis adalah penyebab utamanya

Hipertensi portal adalah peningkatan tekanan darah dalam sistem vena, yang disebut dengan sistem vena portal. Vena yang berasal dari lambung, usus, limpa, dan pankreas, bergabung menjadi vena portal, yang kemudian bercabang menjadi pembuluh yang lebih kecil dan berjalan melalui hati. 

Jika pembuluh di hati tersumbat karena kerusakan hati, maka darah tidak bisa mengalir dengan baik melalui hati. Akibatnya, tekanan tinggi dalam sistem portal berkembang. Tekanan yang meningkat pada vena portal ini bisa mengakibatkan pembengkakan pembuluh darah besar dan bengkak (varises) di dalam kerongkongan, perut, rektum, atau daerah pusar. Varises bisa pecah dan berdarah, menyebabkan komplikasi yang berpotensi fatal. 

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan fakta medis seputar hipertensi portal yang perlu kamu ketahui.

1. Penyebab

Hipertensi Portal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi organ hati (freepik.com/macrovector)

Penyebab utama hipertensi portal yaitu sirosis. Sirosis merupakan jaringan parut pada hati. Kondisi ini bisa mengakibatkan dinding bagian dalam vena portal yang biasanya halus, menjadi tidak teratur. Ini dapat meningkatkan resistensi terhadap aliran darah, sehingga tekanan darah di vena portal meningkat. Selain itu, gumpalan darah juga bisa terbentuk di vena portal. Hal tersebut bisa meningkatkan tekanan aliran darah terhadap dinding pembuluh darah. 

Sirosis bisa terjadi karena beberapa kondisi seperti hepatitis (penyakit radang) atau penyalahgunaan alkohol. Selain itu, penyakit autoimun hati seperti hepatitis autoimun, kolangitis sklerosis primer, dan primary biliary colangitis juga merupakan penyebab sirosis dan hipertensi portal, mengutip Healthline. 

Penyebab sirosis lainnya termasuk:

  • Penyakit hati berlemak nonalkohol. 
  • Fibrosis kistik. 
  • Penumpukan zat besi di tubuh. 
  • Saluran empedu yang kurang berkembang. 
  • Infeksi hati
  • Reaksi terhadap obat-obatan tertentu, seperti metoreksat. 
  • Penggunaan jangka panjang dari obat-obatan tertentu, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dan beberapa antibiotik. 

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena sirosis antara lain:

  • Jenis kelamin laki-laki.
  • Usia di atas 50 tahun. 
  • Diabetes tipe 2.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas.

Hipertensi portal nonsirosis idiopatik atau idiopathic non-cirrhotic portal hypertension (INCPH) mengacu pada hipertensi portal yang berkembang pada orang yang tidak memiliki sirosis. Penyebab INCPH meliputi:

  • Bekuan darah di vena portal. 
  • Infeksi bakteri atau parasit kronis.
  • Saluran empedu yang kurang berkembang. 
  • Memilki sistem kekebalan tubuh yang lemah. 
  • Penyakit Crohn. 
  • Kelainan bawaan, termasuk sindrom Adams-Oliver dan sindrom Turner.

2. Gejala

Hipertensi Portal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi edema (freepik.com/freepik)

Seseorang kemungkinan tidak memiliki gejala hingga komplikasi berkembang. Dilansir Cleveland Clinic, hingga 90 persen orang dengan sirosis telah memiliki hipertensi portal sebelum memiliki gejala, dan hingga 40 persen sudah memiliki varises besar (pembesaran pembuluh darah).

Gejala pertama yang terlihat dari hipertensi portal umumnya berkaitan dengan pembuluh darah baru yang membesar, bocor, dan berdarah, seperti:

  • Darah dalam muntahan. 
  • Darah dalam kotoran. 
  • Perut kembung dengan penambahan berat badan yang cepat (dari cairan). 
  • Pembengkakan di tungkai dan kaki (edema). 
  • Kebingungan mental atau disorientasi. 

Gejala lain yang bisa muncul termasuk:

  • Varises atau pembuluh darah yang membesar di kerongkongan dan perut. 
  • Pendarahan internal dari varises yang pecah, yang bisa menyebabkan tinja berwarna hitam atau berdarah. 
  • Anemia atau kekurangan zat besi, yang terjadi karena kehilangan darah kronis. 
  • Ensefalopati, yang merusak otak, mengakibatkan masalah konsentrasi dan memori, serta gangguan kognitif lainnya. 
  • Sistem kekebalan tubuh yang melemah, karena berkurangnya kadar sel darah putih.
  • Pembekuan darah yang berkurang, karena kadar trombosit yang rendah. 

Splenomegali (pembesaran limpa) juga bisa terjadi pada beberapa kasus. Hipertensi portal bisa menurunkan aliran darah dari limpa, memaksa organ ini membesar untuk menampung kelebihan darah. Ini juga bisa mengakibatkan hepatosplenomegali, yaitu pembengkakan hati dan limpa.

Baca Juga: Hipertensi Renovaskular: Penyebab, Gejala, Pengobatan

3. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

Hipertensi Portal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi mengalami anemia (freepik.com/jcomp)

Peningkatan tekanan darah di vena portal bisa menyebabkan varises di kerongkongan atau perut. Vena yang membesar ini dapat pecah, menyebabkan pendarahan internal, tinja berdarah, atau anemia. 

Komplikasi potensial lainnya dari hipertensi portal meliputi:

  • Penyakit kuning, yang mengakibatkan kulit dan mata menguning. 
  • Asites, yang terjadi saat cairan terkumpul di perut. 
  • Edema atau bengkak pada tungkai dan kaki.
  • Ensefalopati hepatik, yang bisa menyebabkan hilangnya ingatan, perubahan kepribadian, dan kebingungan. 
  • Infeksi kronis.

4. Diagnosis

Hipertensi Portal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/freepik)

Hipertensi portal sulit didiagnosis jika gejala yang dimiliki pasien tidak jelas. Namun, pengujian seperti USG doppler bisa membantu. USG bisa mengungkapkan kondisi vena portal dan bagaimana darah mengalir melaluinya. Jika USG tidak meyakinkan, maka CT scan bisa membantu.

Metode skrining lain yang makin banyak digunakan yaitu pengukuran elastisitas hati dan jaringan di sekitarnya. Elastografi mengukur bagaimana jaringan merespons ketika didorong atau diperiksa. Elastisitas yang buruk menunjukkan adanya penyakit. 

Jika terjadi pendarahan gastrointestinal, maka kemungkinan besar pasien akan menjalani pemeriksaan endoskopi. Ini melibatkan penggunaan perangkat tipis dan fleksibel dengan kamera di salah satu ujungnya, yang memungkinkan dokter melihat organ dalam. 

Tekanan darah vena portal bisa ditentukan dengan memasukkan kateter yang dilengkapi dengan monitor tekanan darah ke dalam vena di hati pasien dan melakukan pengukuran.

5. Pengobatan

Hipertensi Portal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat-obatan (freepik.com/freepik)

Dokter kemungkinan meresepkan satu atau lebih obat berikut untuk mengobati hipertensi portal:

  • Beta-blocker, seperti propranolol (hemangeol), yang membantu menurunkan tekanan darah. 
  • Vasodilator, seperti isosorbid (lmdur, Monoket), yang memperbesar pembuluh darah dan mengurangi risiko pendarahan. 
  • Laktulosa, yang merupakan gula sintetis yang digunakan dokter untuk mengobati gejala ensefalopati hepatik. 
  • Antibiotik, seperti rifaximin (Xifaxan), untuk mengobati infeksi bakteri dan membantu menurunkan kadar racun di otak.
  • Diuretik, termasuk furosemide (Lasix) dan spironolactone (Aldactone), yang menghilangkan kelebihan cairan dari tubuh, dan bisa membantu meredakan edema dan asites.

Dokter kemungkinan juga merekomendasikan agar pasien melakukan perubahan gaya hidup tertentu, seperti:

  • Membatasi atau menghindari konsumsi alkohol. 
  • Berhenti merokok. 
  • Mengurangi asupan natrium.
  • Berolahraga secara teratur.  

Beberapa pasien juga menjalani prosedur berikut untuk mengobati hipertensi portal:

  • Transjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS): Ahli bedah menempatkan stent jala ke dalam vena portal untuk mengalihkan aliran darah ke vena hepatik. 
  • Ligasi varises: Bisa mencegah perdarahan dari varises. Ini melibatkan ahli bedah mengikatkan karet gelang di sekitar vena yang membesar. 
  • Parasentesis: Pengobatan yang efektif untuk asites parah. Selama prosedur ini, dokter mengeluarkan kelebihan cairan di perut melalui jarum berlubang. 
  • Transplantasi hati: Prosedur pembedahan yang rumit ini melibatkan penggantian hati yang sakit atau rusak dengan hati yang sehat. Dokter biasanya mencadangkan transplantasi hati untuk pasien yang mengalami gagal hati stadium akhir atau kanker hati.

6. Prognosis

Hipertensi Portal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi hipertensi portal (freepik.com/freepik)

Prognosis pasien dengan hipertensi portal tergantung pada seberapa parah kondisi yang dimilikinya dan apakah ia mengalami perdarahan varises atau komplikasi lainnya. Risiko kematian dari episode perdarahan pertamanya kemungkinan sebesar 40 persen.

Jika perdarahan terjadi berulang sesudah pengobatan, maka risiko kematian dari episode berikutnya yaitu mendekati 30 persen, mengutip Cleveland Clinic. 

Risiko akan lebih tinggi jika pasien dengan hipertensi portal memiliki sirosis tahap lanjut. Namun, risikonya akan lebih rendah jika penyakit hatinya masih cukup dini untuk dikendalikan.

Meski hipertensi portal disebabkan oleh penurunan kesehatan hati, tetapi kita bisa meminimalkan risiko penyakit vaskular yang berbahaya ini melalui gaya hidup sehat seperti tidak merokok, membatasi konsumsi alkohol, rutin olahraga, dan menerapkan pola makan sehat dan seimbang.

Baca Juga: Mengapa Hipertensi Berbahaya? Ini Penjelasannya

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya