Hipofosfatemia: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan

Bisa menyebabkan koma, bahkan kematian

Hipofosfatemia atau hypophosphatemia adalah kondisi kadar fosfat terlalu rendah dalam tubuh. Fosfat merupakan elektrolit, sejenis mineral yang ditemukan dalam darah, urine, jaringan, dan cairan tubuh. Elektrolit berperan menjaga jantung, otak, otot, dan saraf untuk berfungsi dengan baik. Fosfat juga diperlukan untuk menjaga tulang dan gigi tetap kuat.

Fosfat bisa didapat dari makanan, seperti susu, daging, dan telur. Sebagian besar fosfat dalam tubuh disimpan di tulang. Jumlah yang jauh lebih kecil ditemukan di dalam sel. Saat kadar fosfat dalam darah kurang dari 2,5 miligram per desiliter (mg/dL), ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi paru-paru, jantung, dan otot.

Hipofosfatemia terdiri dari dua jenis, yaitu akut (yang datang dengan cepat) dan kronis (yang berkembang seiring waktu). Secara umum, hipofosfatemia jarang terjadi. Kondisi ini lebih sering dialami orang-orang yang dirawat di rumah sakit atau di unit perawatan intensif (ICU). Antara 2 persen dan 3 persen orang yang dirawat inap, dan hingga 34 persen yang dirawat di ICU memiliki kondisi ini.

Dirangkum dari Healthline dan Verywell Health, berikut ini deretan fakta medis seputar hipofosfatemia yang perlu kamu ketahui.

1. Penyebab

Hipofosfatemia: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan PengobatanMalabsorpsi dapat menyebabkan hipofosfatemia. (connorwellnessclinic.com)

Karena fosfat ditemukan dalam banyak makanan, maka dari itu kekurangan elektrolit ini tergolong langka, kecuali jika sampai mengalami kekurangan gizi. Kondisi medis tertentu bisa menyebabkan hipofosfatemia karena:

  • Mengurangi jumlah fosfat yang diserap usus.
  • Meningkatkan jumlah fosfat yang dikeluarkan ginjal ke dalam urine.
  • Memindahkan fosfat dari dalam sel ke area di luar sel.

Berikut penyebab hipofosfatemia:

  • Malnutrisi parah, seperti anoreksia dan kelaparan atau malabsorpsi (kesulitan menyerap nutrisi dari makanan).
  • Alkoholisme.
  • Luka bakar parah.
  • Selama pemulihan dari ketoasidosis diabetik (komplikasi diabetes), baik sebagai gejala gangguan, maupun dari pengobatan insulin.
  • Gangguan ginjal, sindrom Fanconi.
  • Kelebihan hormon paratiroid (hiperparatiroidisme).
  • Diare kronis.
  • Kekurangan vitamin D (pada anak-anak).
  • Kondisi bawaan seperti hipofosfatemia familial terkait -X (XLH) atau rakitis hipofosfatemia herediter dengan hiperkalsiuria (HHRH).
  • Gangguan elektrolit saat kadar magnesium atau kalium terlalu rendah.

Kadar fosfat yang rendah juga bisa disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang dan berlebihan, seperti:

  • Diuretik.
  • Antasida yang mengikat fosfat.
  • Teofilin, bronkodilator, dan obat asma lainnya.
  • Kortikosteroid.
  • Manitol (Osmitrol).
  • Hormon, seperti insulin, glukagon, dan androgen.
  • Nutrisi, seperti glukosa, fruktosa, gliserol, laktat, dan asam amino.
  • Bifosfonat.
  • Asiklovir (Zovirax).
  • Asetaminofen (Tylenol).

Hipofosfatemia familial disebabkan oleh perubahan gen (mutasi) yang diturunkan dari orangtua kepada anak-anaknya. Perubahan gen ini mengakibatkan ginjal mengeluarkan lebih banyak fosfat dari biasanya dari darah ke dalam urine.

2. Gejala

Hipofosfatemia: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi kelelahan (pexels.com/SHVETS production)

Banyak orang dengan hipofosfatemia ringan tidak mempunyai gejala apa pun. Gejala kemungkinan tidak muncul hingga kadar fosfat turun hingga sangat rendah. Saat gejala muncul, ini mencakup:

  • Kelemahan otot.
  • Kelelahan.
  • Nyeri tulang atau rakitis (pelunakan tulang).
  • Kejang.
  • Patah tulang.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Mudah marah.
  • Mati rasa.
  • Kebingungan.
  • Rhabdomyolysis (otot mulai rusak dan melepaskan protein berbahaya dalam darah, yang bisa merusak ginjal).
  • Pertumbuhan melambat dan tinggi badan lebih pendek dari normal (pada anak-anak).
  • Kerusakan gigi atau gigi susu yang terlambat (dalam hipofosfatemia familial).

Jika tidak diobati, hipofosfatemia berat bisa menyebabkan koma atau kematian.

Baca Juga: Hipertermia: Jenis, Penyebab, Gejala, Penanganan, Pencegahan

3. Komplikasi yang dapat terjadi

Hipofosfatemia: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi sesak napas (hackensackmeridianhealth.org)

Tubuh kita butuh fosfat untuk menjaga kesehatan tulang. Kekurangannya bisa menyebabkan kelemahan tulang, patah tulang, dan kerusakan otot. Hipofosfatemia yang sangat parah dan tidak diobati bisa memengaruhi fungsi pernapasan dan jantung, dan bisa mengancam jiwa.

Komplikasi hipofosfatemia yang dapat terjadi meliputi:

  • Gagal napas.
  • Irama jantung yang tidak teratur (aritmia).
  • Kematian jaringan otot (rhabdomyolsis).
  • Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik).

4. Diagnosis

Hipofosfatemia: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi tes dan sampel darah (health.clevelandclinic.org)

Diagnosis hipofosfatemia bisa ditegakkan dengan tes darah untuk memeriksa kadar fosfat. Pasien memiliki kondisi ini jika kadar fosfatnya mencapai 2,5 mg/dL atau kurang.

Jika tes darah menunjukkan hipofosfatemia, maka pasien akan dirawat di rumah sakit. Pasien akan dirawat karena kelainan yang menyebabkannya memiliki kondisi ini, dan akan diberikan pengobatan pengganti fosfat.

Namun, jika penyebab hipofosfatemia tidak jelas, maka dokter kemungkinan akan menguji kadar vitamin D. Selain itu, pengujian terhadap fungsi hati dan juga fungsi ginjal kemungkinan juga akan dilakukan.

5. Pengobatan

Hipofosfatemia: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi minum obat (pexels.com/Ron Lach)

Jika obat yang menyebabkan hipofosfatemia, maka obat tersebut perlu dihentikan penggunaannya. Orang dengan hipofosfatemia bisa memperbaiki gejala ringan dan mencegah kadar fosfat yang rendah di masa depan dengan menambahkan lebih banyak fosfat ke dalam makanan. Susu dan makanan olahan susu lainnya adalah sumber fosfat yang baik. 

Mengonsumsi suplemen fosfat juga bisa menjadi pilihan terbaik untuk meningkatkan kadar fosfat. Selain itu, suplemen fosfat juga bisa membantu meningkatkan kadar vitamin D yang rendah. Akan tetapi, jika hipofosfatemia dalam tahap yang parah, maka penderitanya perlu mendapatkan fosfat dosis tinggi secara intravena.

Orang dengan hipofosfatemia familial perlu mengonsumsi suplemen fosfat dan vitamin D untuk melindungi tulang mereka. Mereka kemungkinan juga memerlukan sealant gigi untuk melindungi gigi dari pembusukan.

Itulah deretan fakta medis seputar hipofosfatemia. Prognosis orang dengan hipofosfatemia tergantung dari diobati atau tidaknya penyebab dari kadar fosfat rendah. Setelah diobati, hipofosfatemia biasanya tidak kembali lagi.

Baca Juga: Fibrilasi Ventrikel: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya