Kanker Tuba Falopi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Salah satu jenis kanker ginekologi yang paling langka

Kanker tuba falopi biasanya terbentuk di sel-sel yang melapisi bagian dalam tuba falopi, dua saluran kecil yang menghubungkan ovarium ke rahim. Ini adalah salah satu kanker ginekologi yang paling langka. Hanya sekitar 1 persen dari seluruh kanker reproduksi pada perempuan dimulai di saluran tuba, mengutip WebMD.

Yang lebih umum adalah kanker yang dimulai di bagian tubuh lain dan menyebar ke tuba falopi, termasuk kanker ovarium, endometrium, gastrointestinal, dan payudara. Ini disebut kanker tuba falopi sekunder.

Tuba falopi adalah bagian dari sistem reproduksi perempuan yang menghubungkan ovarium ke rahim. Selama masa subur, ovarium menghasilkan sel telur setiap bulan. Telur berjalan melalui tuba falopi ke rahim. Bayi akan mulai berkembang di dalam rahim jika sel telur dibuahi oleh sperma.

Berikut deretan informasi yang perlu kamu ketahui seputar kanker tuba falopi.

1. Penyebab

Kanker Tuba Falopi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sel kanker (freepik.com/kjpargeter)

Penyebab pasti kanker tuba falopi tidak diketahui. Namun, kamu mungkin berisiko lebih tinggi jika:

  • Tidak pernah melahirkan.
  • Tidak pernah menyusui anak.
  • Tidak pernah menggunakan pil KB.
  • Pascamenopause.

Selain itu, memiliki kerabat dekat (ibu, saudara perempuan, anak perempuan) dengan kanker ovarium atau payudara, juga meningkatkan risiko. Kamu juga lebih mungkin terkena kanker tuba falopi jika mewarisi gen BRCA.

Kanker tuba falopi bisa dimulai pada usia berapa pun, tetapi paling sering terjadi pada perempuan usia 50-an atau 60-an.

2. Gejala

Kanker Tuba Falopi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sakit perut bagian bawah (pexels.com/Sora Shimazaki)

Pada stadium awal, kanker tuba falopi sering kali tidak menunjukkan gejala. Namun, kadang kondisi ini ditemukan selama tes ginekologi untuk kondisi lain.

Gejala kanker langka ini cenderung terjadi begitu kanker telah memasuki stadium lanjut. Ini meliputi:

  • Pendarahan vagina yang tidak biasa yang tidak terkait dengan menstruasi.
  • Sensasi tekanan di usus atau kandung kemih.
  • Benjolan di perut bagian bawah.
  • Nyeri perut bagian bawah.
  • Pembengkakan perut bagian bawah yang tidak berkaitan dengan penambahan berat badan.
  • Keputihan berair atau bernoda darah.
  • Perasaan bahwa usus atau kandung kemih tidak bisa dikosongkan sepenuhnya.

3. Diagnosis

Kanker Tuba Falopi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi konsultasi dokter, pemeriksaan dokter (freepik.com/freepik)

Kanker tuba falopi sulit dideteksi pada stadium awal. Kanker ini sering menyebar sebelum didiagnosis. Dokter mungkin melihat benjolan atau massa selama pemeriksaan panggul. Kalau kamu memiliki gejala dari kondisi ini, dokter bisa memesan satu atau lebih dari tes berikut ini untuk diagnosis:

  • Tes darah: Tes darah CA-125 mengukur jumlah antigen kanker 125 (CA-125). Orang dengan kanker tuba falopi atau kanker ovarium mungkin mempunyai kadar protein yang lebih tinggi dalam darahnya. Akan tetapi, mereka mungkin punya kadar CA-125 yang tinggi karena penyebab lain, terutama jika sedang dalam masa menopause.
  • Pemindaian pencitraan: Kamu mungkin menjalani pemindaian ultrasound transvaginal, CT scan, MRI, atau tomografi emisi positron (PET). Pemindaian ini menghasilkan gambar saluran tuba dan ovarium serta bisa menunjukkan kista dan tumor.
  • Parasentesis: Jika ada penumpukan cairan peritoneum di perut (asites), maka dokter akan menggunakan jarum untuk mengambil sampel cairan tersebut dan mengirimkannya ke laboratorium untuk diuji. Laboratorium akan menguji cairan untuk sel kanker.
  • Biopsi: Biopsi dilakukan untuk menentukan stadium kanker tuba falopi.

Baca Juga: Yang Harus Diketahui Individu Transgender tentang Kanker Payudara

4. Pengobatan

Kanker Tuba Falopi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pembedahan (freepik.com/stefamerpik)

Pembedahan adalah pengobatan utama untuk kanker tuba falopi. Jenis operasi akan tergantung stadium kanker, ukurannya, dan lokasi penyebarannya.

Berikut pilihan pengobatan untuk kanker tuba falopi:

  • Salpingo-ooforektomi: Prosedur pembedahan ini mengangkat satu atau kedua saluran tuba dan ovarium. Prosedur ini digunakan untuk mengobati kanker tuba falopi stadium awal.
  • Histerektomi total: Prosedur pembedahan ini mengangkat rahim, ovarium, dan saluran tuba. Setelahnya mungkin perlu kemoterapi untuk menghancurkan sel kanker yang tertinggal. Kemoterapi menggunakan obat kuat untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya.
  • Terapi radiasi: Kadang, terapi radiasi dilakukan untuk mengecilkan tumor sesudah operasi dan kemoterapi. Terapi radiasi menggunakan sinar-X berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya.
  • Perawatan paliatif: Ini merupakan bagian penting lainnya dalam merawat kanker. Namun, itu tidak selalu sama dengan perawatan rumah sakit. Pada perawatan paliatif, pasien mendapatkan perawatan untuk rasa sakit, stres emosional, dan masalah lain terkait kanker yang bisa memengaruhi kualitas hidupnya.
  • Uji klinis: Dokter menguji pengobatan baru untuk kanker tuba falopi dalam uji klinis. Uji coba ini sering kali merupakan cara bagi pasien untuk mencoba obat baru yang tidak tersedia untuk semua orang.

Jika pasien masih dalam masa subur ketika didiagnosis kanker tuba falopi, maka pengobatan kanker ini bisa memengaruhi kesuburannya. Pembedahan untuk mengangkat indung telur, saluran tuba, dan rahim bisa mempersulit perempuan untuk hamil di kemudian hari. Selain itu, kemoterapi juga bisa merusak organ-organ ini atau menyebabkan menopause dini.

Namun, pasien masih ada kemungkinan untuk bisa hamil sesudah menjalani perawatan kanker tuba falopi. Dokter kemungkinan bisa mengangkat hanya satu ovarium dan saluran tuba agar masih ada peluang untuk hamil. Selain itu, jika kedua indung telur diangkat, pasien mungkin bisa membekukan sel telur atau embrio sebelum operasi agar bisa hamil di kemudian hari.

Kalau berencara memiliki anak, bicarakan hal ini dengan dokter sebelum menjalani operasi. Dokter mungkin bisa mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesuburan.

5. Pencegahan

Kanker Tuba Falopi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi makan makanan sehat (freepik.com/jcomp)

Jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara, ovarium, atau tuba falopi, dokter bisa merekomendasikan tes genetik untuk memeriksa perubahan gen BRCA. Tes ini bisa menunjukkan apakah kamu memiliki mutasi BRCA atau sindrom yang meningkatkan risiko kanker ginekologi.

Kalau terbukti kamu memiliki mutasi, maka operasi salpingo-ooforektomi bisa menurunkan risiko kanker hingga sebesar 96 persen. Ini merupakan prosedur profilaksis (pencegahan), mengutip Cleveland Clinic.

Langkah-langkah berikut ini juga bisa menurunkan risiko kanker tuba falopi:

  • Menyusui anak, jika memungkinkan.
  • Pilih pilihan KB hormonal, seperti pil, IUD berbasis hormon atau implan. Namun, jika kamu mempunyai mutasi gen BRCA, bicarakan tentang pilihan KB yang tepat dan aman. Sebab pilihan KB hormonal tersebut bisa meningkatkan risiko kanker payudara pada beberapa orang, terutama yang memiliki mutasi gen BRCA.
  • Batasi konsumsi alkohol dan berhenti merokok.
  • Makan makanan yang sehat dan tetap aktif secara fisik.
  • Turunkan berat badan jika berat badan berlebihan.
  • Menggunakan perawatan non hormonal untuk mengelola gejala menopause.

6. Prognosis

Kanker Tuba Falopi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi dirawat di rumah sakit (freepik.com/DCStudio)

Tingkat kelangsungan hidup seseorang dengan kanker tuba falopi tergantung pada stadium kanker dan faktor lainnya, seperti usia. Prognosis paling baik jika kanker ini terdeteksi lebih awal.

Tingkat kelangsungan hidup lima tahun (kemungkinan hidup lima tahun sesudah diagnosis awal) yaitu:

  • Tahap 1: 90 persen hingga 95 persen.
  • Tahap 2: 70 persen hingga 80 persen.
  • Tahap 3: 50 persen hingga 60 persen.
  • Tahap 4: 20 persen.

Jika memiliki tanda-tanda dari kondisi ini atau memiliki riwayat keluarga dengan kanker tuba falopi, ovarium, atau payudara, sebaiknya konsultasi dengan dokter. Makin cepat kondisi ini terdeteksi, maka makin bagus juga prognosisnya.

Baca Juga: WHO Tetapkan Aspartam Berpotensi Sebabkan Kanker

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya