Sindrom Guillain-Barré: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatan

Penyakit saraf langka penyebab kelumpuhan

Sindrom Guillain-Barré atau Guillain-Barré syndrome (GBS) adalah penyakit langka akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang sistem sel saraf sehat pada sistem saraf tepi. Penyakit autoimun ini menyebabkan kelemahan, kesemutan, mati rasa, hingga kelumpuhan bila tidak segera ditangani.

Termasuk kondisi darurat medis, sebagian besar penderitanya harus dirawat di rumah sakit untuk mendapat perawatan khusus. Tak bisa dianggap remeh, yuk, kenali penyakit ini lebih mendalam lewat ulasan berikut!

1. Penyebab

Sindrom Guillain-Barré: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi penyebab sindrom guillain-barre (about-guillain-barre.com)

Sayang sekali, penyebab GBS hingga detik ini belum diketahui secara pasti. Namun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), sekitar dua pertiga pasien mengembangkan penyakit ini setelah mengalami diare atau infeksi saluran pernapasan.

Artinya, itu menunjukkan bahwa respons imun yang salah karena penyakit sebelumnya merupakan pemicu munculnya GBS.

2. Seberapa umum angka kejadian penyakit autoimun ini?

Sindrom Guillain-Barré: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi orang dengan sindrom Guillain-Barré (unsplash.com/Imani Bahati)

GBS termasuk penyakit langka. Menurut laporan dalam Journal of Neuroinflammation tahun 2021, tingkat kejadian keseluruhan GBS di seluruh dunia diperkirakan 1-2 kasus per 100.000 orang per tahun, memengaruhi semua kelompok umur, tetapi sedikit lebih sering pada laki-laki. Kematian atau kecacatan parah akibat GBS terjadi pada sekitar 20 persen pasien.

Di Indonesia sendiri datanya tidak banyak. Menurut sebuah laporan dalam Clinical Educator Faculty of Nursing tahun 2017, data pada penelitian "Deskripsi Luaran Pasien GSB dengan metode Erasmus GBS Outcome Score (EGOS)" di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sejak tahun 2010 hingga tahun 2014, didapat jumlah kasus baru GBS per tahun di rumah sakit tersebut sebesar 7,6 kasus dan terjadi sepanjang tahun.

Dikatakan juga kalau data jumlah kasus baru yang terjadi memang tergolong rendah, tetapi faktor pemicu infeksi seperti Mycoplasma pneumonia cukup tinggi. 

Walau tergolong langka, tetapi penyakit autoimun ini tidak bisa dianggap remeh karena dapat menyebar dengan cepat ke bagian tubuh lainnya, serta bisa mengancam jiwa pasien akibat komplikasi yang ditimbulkannya bila tidak segera mendapat perawatan.

Baca Juga: Tak Sadar Sering Menggerakkan Kaki? Tanda Sindrom Kaki Gelisah, Tuh!

3. Jenis

Sindrom Guillain-Barré: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi sindrom Guillain-Barre (rcni.com)

Dulunya sindrom ini dianggap sebagai kelainan tunggal. Namun, sekarang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Acute inflammatory demyelinating polyneuropathy (AIDP): merupakan bentuk GBS yang paling umum yang terjadi di Amerika Utara dan Eropa. Ciri paling umum AIDP adalah kelemahan pada otot yang dimulai dari bagian bawah tubuh hingga menyebar ke bagian atas.

  • Sindrom Miller-Fisher (MFS): pada jenis ini, kelumpuhan dimulai dari bagian mata. MFS juga dihubungkan dengan gaya berjalan yang tidak stabil. Jenis ini lebih banyak terjadi di Asia.

  • Acute motor axonal neuropathy (AMAN) dan acute motor-sensory axonal neuropathyt (AMSAN): jenis ini lebih banyak ditemukan di Meksiko, Tiongkok, dan Jepang.

4. Gejala

Sindrom Guillain-Barré: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi gejala umum sindrom Guillain-Barre (healthline.com)

Gejala GBS berawal dari kesemutan dan kelemahan pada kaki dan tungkai, yang kemudian menyebar ke tubuh bagian atas dan lengan. Sekitar 10 persen pasien mengalami gejala yang dimulai dari lengan atau wajah.

Namun, seiring perkembangan penyakit, kelemahan otot juga ikut berkembang menjadi kelumpuhan. Pasien umumnya mengalami kelemahan paling parah sekitar 2 minggu setelah gejala muncul.

Berikut ini gejala umum GBS:

  • Sensasi seperti ditusuk-tusuk, kesemutan di jari tangan, kaki, pergelangan kaki, atau pergelangan tangan.
  • Kelemahan pada kaki yang menyebar hingga ke tubuh bagian atas.
  • Berjalan tidak stabil atau tidak mampu berjalan atau menaiki tangga.
  • Penglihatan ganda atau tidak mampu menggerakkan mata.
  • Nyeri hebat yang kemungkinan terasa seperti menusuk, pegal, atau kram yang kemungkinan akan memburuk pada malam hari.
  • Kesulitan mengontrol kandung kemih atau fungsi usus.
  • Denyut jantung yang lebih cepat.
  • Tekanan darah tinggi atau rendah.
  • Kesulitan bernapas.

5. Faktor risiko

Sindrom Guillain-Barré: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi infeksi saluran pernapasan (earth.com)

Penyakit ini umumnya berkembang setelah beberapa hari atau minggu setelah infeksi yang terjadi pada saluran pencernaan atau pernapasan. Namun, dalam kasus yang sudah-sudah, GBS juga bisa terjadi pascaoperasi, setelah imunisasi, atau infeksi lain.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan seseorang mengalami GBS seperti dilansir Medical News Today, yaitu:

  • Jenis kelamin: laki-laki berpotensi lebih besar mengalami GBS dibanding perempuan.
  • Usia: seiring bertambahnya usia, maka risiko kemunculan penyakit ini akan meningkat.
  • Infeksi bakteri Campylobacter jejuni: yang merupakan penyebab umum keracunan makanan. Infeksi ini kadang terjadi sebelum GBS muncul.
  • Virus influenza, HIV, atau virus Epstein-Barr (EBV): dikatakan berhubungan dengan kasus GBS.
  • Mycoplasma pneumonia: yang merupakan infeksi bakteri pada paru-paru.
  • Pembedahan: beberapa prosedur operasi dapat memicu GBS.
  • Limfoma Hodgkin: merupakan kanker sistem limfatik yang dapat memicu GBS.
  • Vaksinasi influenza atau vaksinasi anak: juga dihubungkan dengan kasus GBS meski sangat jarang.
  • Virus Zika: menurut sebuah studi dalam jurnal The Lancet, virus Zika kemungkinan juga dapat memicu GBS. Sebelum diterbitkan di jurnal tersebut, virus Zika juga pernah dihubungkan dengan GBS pada tahun  2013-2014, saat adanya peningkatan kasus GBS secara signifikan dalam kurun waktu 4-5 tahun selama wabah virus Zika di kepulauan Polinesia, Prancis.

6. Komplikasi yang bisa terjadi

Sindrom Guillain-Barré: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi komplikasi sindrom Guillain-Barré (verywellhealth.com)

GBS memengaruhi sistem saraf. Nah, karena sistem saraf berperan untuk mengontrol gerakan dan fungsi tubuh, sangat mungkin penyakit tersebut menimbulkan komplikasi yang dapat mencakup:

  • Kesulitan bernapas: kelemahan atau kelumpuhan bisa menyebar ke otot-otot yang mengontrol pernapasan. Komplikasi ini berpotensi fatal. Sekitar 22 persen pasien butuh bantuan sementara dari ventilator dalam minggu pertama ketika dirawat di rumah sakit.

  • Sensasi mati rasa atau sensasi lainnya: sebagian besar pasien bisa sembuh total atau hanya mengalami kelemahan ringan, mati rasa, dan kesemutan.

  • Masalah jantung dan tekanan darah: fluktuasi tekanan darah dan irama jantung yang tidak teratur (aritmia) merupakan efek samping yang biasa dialami pasien.

  • Rasa sakit: sekitar sepertiga pasien akan mengalami nyeri saraf yang parah, yang bisa diatasi dengan pengobatan.

  • Masalah fungsi usus dan kandung kemih: fungsi usus menjadi lambat dan retensi urine bisa terjadi.

  • Gumpalan darah: pasien yang tidak bisa bergerak akibat penyakit ini berisiko mengalami pembekuan darah. Pasien mungkin disarankan untuk mengonsumsi pengencer darah dan menggunakan stoking pendukung sampai bisa berjalan normal.

  • Luka tekan: pasien yang tidak bisa bergerak juga berisiko mengalami luka baring atau luka tekanan. Pemosisian ulang dapat membantu menghindari risiko ini.

  • Kambuh: sekitar 2-5 persen pasien mengalami kekambuhan.

Jika pasien mengalami gejala awal yang parah, maka pasien tersebut lebih berisiko mengalami komplikasi jangka panjang yang serius. Komplikasi paling fatal adalah kematian akibat gangguan pernapasan dan gagal jantung, meski kasusnya jarang terjadi.

Baca Juga: Tanpa Sadar, Kamu Bisa Alami Sindrom Ini Setidaknya Sekali dalam Hidup

7. Diagnosis

Sindrom Guillain-Barré: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pemeriksaan dokter (unsplash.com/Tom Claes)

GBS awalnya sulit didiagnosis karena memiliki gejala yang mirip dengan gangguan neurologis lain yang memengaruhi sistem saraf, seperti meningitis, keracunan logam berat, dan botulisme.

Dalam proses diagnosis, dokter biasanya akan menanyakan riwayat kesehatan dan gejala spesifik yang dialami. Dokter juga akan merekomendasikan beberapa tes. Dilansir Healthline, berikut ini di antaranya:

  • Tap tulang belakang (pungsi lumbal): cara ini dilakukan dengan mengambil sedikit cairan dari tulang belakang di bagian punggung bawah (cairan serebrospinal). Cairan serebrospinal ini akan diuji untuk bisa mendeteksi kadar protein dalam tubuh. Penderita GBS umumnya memiliki kadar protein yang lebih tinggi dari normal dalam cairan serebrospinal mereka.

  • Elektromiografi: tes fungsi saraf ini dapat membaca aktivitas dari otot untuk membantu dokter mengetahui apakah kelemahan otot yang dialami pasien disebabkan oleh kerusakan saraf atau kerusakan otot.

  • Tes konduksi saraf: tes ini dapat digunakan untuk menguji seberapa baik keadaan saraf dan otot pasien saat merespons pulsa listrik kecil.

8. Pengobatan

Sindrom Guillain-Barré: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pasien sindrom Guillain-Barré (pexels.com/Judita Tamošiūnaitė)

GBS merupakan penyakit autoimun yang bisa pulih dengan sendirinya. Namun, penderitanya harus mendapatkan perawatan di rumah sakit karena gejala bisa memburuk dalam waktu singkat, sehingga bisa fatal bila tidak ditangani dengan baik.

Pada kasus yang cukup parah, pasien GBS bisa mengalami kelumpuhan di seluruh tubuh. Kondisi ini dapat mengancam nyawa jika kelumpuhan tersebut memengaruhi diafragma yang menyebabkan gangguan pernapasan.

Tujuan dari pengobatan GBS yaitu untuk mengurangi tingkat keparahan serangan kekebalan serta mendukung fungsi tubuh pasien, seperti fungsi paru-paru, sementara sistem saraf penderitanya pulih.

Beberapa perawatan yang akan direkomendasikan dokter antara lain:

  • Plasmaferesis (pertukaran plasma): sistem imun menghasilkan antibodi yang biasanya berperan untuk menghancurkan zat yang berbahaya, seperti virus dan bakteri. Namun, pada kasus GBS, terjadi kekeliruan yang membuat sistem imun menghasilkan antibodi yang menyerang sistem saraf yang sehat. Nah, plasmaferesis ini ditujukan untuk menghancurkan antibodi yang menyerang saraf dari darah penderitanya. Selama prosedur, darah dikeluarkan dari tubuh dengan mesin, yang nantinya akan menghancurkan antibodi dari darah penderitanya dan kemudian mengembalikan darah yang telah bersih ke tubuh pasien.

  • Imunoglobulin intravena: imunoglobulin dosis tinggi bisa memblokir antibodi yang memicu GBS. Nah, imunoglobulin ini mengandung antibodi normal dan sehat dari donor.

Selain dua perawatan di atas, dokter juga akan memberi obat untuk menghilangkan rasa nyeri dan penggumpalan darah saat pasien tidak bisa bergerak.

Pasien juga akan mendapat terapi fisik dan okupasi. Selama masih dalam kondisi parah, terapis akan menggerakkan kaki dan tangan pasien secara manual agar tetap fleksibel.

Setelah kondisi membaik, terapis akan bekerja sama dengan pasien dalam proses penguatan otot dan berbagai aktivitas sehari-hari lainnya, termasuk perawatan pribadi seperti berganti pakaian.

Itulah informasi seputar sindrom Guillain-Barré, penyakit langka yang bisa menyebabkan kelumpuhan. Bila kamu mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas tadi dan punya faktor risikonya, segera periksa ke dokter karena ini adalah penyakit serius yang gejalanya bisa memburuk dalam waktu singkat. Makin cepat ditangani, maka akan makin besar juga peluang kesembuhannya.

Baca Juga: Pria Bisa Merasakan Kehamilan, Ini 8 Penjelasan Sindrom Couvade

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya