Hipoplasia Enamel: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Perawatan

Kondisi yang terjadi saat gigi masih berkembang

Enamel atau email gigi merupakan lapisan terluar pelindung gigi yang sangat keras. Bahkan, enamel merupakan zat lapisan yang paling keras di tubuh manusia. Namun, seperti bagian tubuh lainnya, enamel juga bisa mengalami masalah.

Sebagai informasi, struktur enamel terdiri dari kristal kalsium fosfat yang terorganisir, sehingga enamel dapat bertahan selama beberapa dekade. Bila rusak, enamel tidak dapat beregenerasi atau memperbaiki dirinya sendiri, karena tidak mengandung sel-sel hidup.

Enamel merupakan lapisan penting pada gigi karena fungsinya untuk melindungi pusat sensitif dan penuh saraf gigi kita dari kekuatan mengunyah dan menggigit yang keras.

Salah satu masalah yang dapat menyerang enamel adalah hipoplasia enamel atau enamel hypoplasia. Ini merupakan kondisi kerusakan enamel yang hanya terjadi saat gigi masih berkembang. Kondisi ini mengakibatkan enamel menipis dan membuat gigi rentan terhadap kerusakan lainnya. 

Bisa memengaruhi gigi susu maupun gigi permanen, mari simak lebih lanjut mengenai hipoplasia enamel lewat penjelasan di bawah ini.

1. Tanda dan gejala

Hipoplasia Enamel: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Perawatanilustrasi anak kecil menyikat gigi (freepik.com/javi_indy)

Sebagai lapisan terluar gigi, hipoplasia enamel bisa terdeteksi secara visual. Akan tetapi, dalam beberapa kasus kondisi ini juga lebih sulit dideteksi hingga menyebabkan kondisi gigi yang lebih parah.

Secara umum, tanda dan gejala hipoplasia enamel di antaranya:

  • Adanya bintik-bintik putih pada gigi.
  • Lekukan pada permukaan luar gigi.
  • Gigi mudah memiliki noda cokelat kekuningan.
  • Lapisan dentin di bawahnya terbuka, sehingga gigi menjadi lebih sensitif.
  • Peningkatan kerentanan terhadap kerusakan gigi dan gigi berlubang.
  • Sensitif terhadap panas dan dingin.
  • Kurangnya kontak gigi, keausan gigi (mengacu pada hilangnya substansi gigi yang disebabkan oleh abrasi, atrisi, erosi, dan abfraksi) yang tidak biasa.
  • Kerentanan terhadap asam dalam makanan dan minuman.
  • Retensi bakteri berbahaya sehingga bakteri seperti plak dapat tinggal dan menembus gigi dengan lebih mudah.

2. Penyebab

Hipoplasia Enamel: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Perawatanilustrasi keluarga (unsplash.com/NeONBRAND)

Hipoplasia enamel dapat menyebabkan gigi berukuran kecil dan tidak biasa serta menimbulkan berbagai masalah gigi lainnya. Penyebabnya bermacam-macam. Salah satunya adalah karena kondisi yang diturunkan yang disebut amelogenesis imperfecta.

Dilansir Healthline, sindrom herediter atau keturunan lain yang dapat menyebabkan hipoplasia enamel termasuk:

  • Sindrom Usher.
  • Sindrom Seckel.
  • Sindrom Ellis-van Creveld.
  • Sindrom Treacher Collins.
  • Sindrom otodental.
  • Sindrom penghapusan 22q11 atau sindrom velocardiofacial.
  • Sindrom Heimler.

3. Hipoplasia enamel juga dapat terjadi akibat masalah saat kehamilan

Hipoplasia Enamel: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Perawatanilustrasi ibu hamil yang merokok (nursingtimes.net)

Tidak hanya disebabkan oleh sindrom atau faktor genetik tertentu. Hipoplasia enamel juga dapat disebabkan oleh berbagai masalah saat kehamilan, seperti:

  • Defisiensi vitamin D pada ibu hamil.
  • Pertambahan berat badan pada ibu hamil.
  • Ibu hamil yang merokok.
  • Ibu hamil yang menggunakan obat-obatan terlarang.
  • Kurangnya perawatan prenatal.
  • Kelahiran prematur atau berat badan bayi lahir rendah.

Baca Juga: 7 Penyebab Karies Gigi, Penyakit yang Banyak Dialami Anak Indonesia

4. Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan hipoplasia enamel

Hipoplasia Enamel: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Perawatanilustrasi anak sakit gigi (freepik.com/freepik)

Mengutip Hurst Pediatric Dentristy, penelitian saat ini menunjukkan bahwa terdapat faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko hipoplasia enamel pada anak-anak. Beberapa faktor lingkungan tersebut meliputi:

  • Hipoparatiroidisme.
  • Diabetes.
  • Diabetes gestasional (diabetes pada ibu hamil).
  • Infeksi virus dan bakteri, termasuk sifilis kongenital.
  • Peradangan.
  • Trauma pada gigi.
  • Menelan sejumlah besar fluorida.
  • Kekurangan vitamin A, C, atau D.
  • Kekurangan kalsium.
  • Penyakit celiac.
  • Cerebral palsy karena infeksi ibu hamil atau janin.

5. Perawatan

Hipoplasia Enamel: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Perawatanilustrasi infiltrasi resin, salah satu perawatan hipoplasia enamel (styleitaliano.org)

Perawatan untuk hipoplasia enamel akan bergantung pada seberapa parah kondisinya. Bila tidak terlalu parah dan hanya membuat gigi tidak menarik, perawatan tertentu dapat dilakukan untuk menghilangkan bintik putih dan noda dari enamel gigi.

Sementara itu, pada kondisi yang lebih parah, beberapa perawatan lain perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan gigi dan menjaga struktur gigi. Mengutip WebMD, beberapa perawatan yang bisa menjadi pilihan antara lain:

  • CPP-ACP: Casein phosphopeptide amorphous calcium phosphate (CPP-ACP) merupakan salah satu bahan yang dapat membantu remineralisasi gigi. Selain itu CPP-ACP juga dapat menghentikan pertumbuhan beberapa bakteri pada permukaan enamel.
  • Stainless steel crowns (SSC): Perawatan menggunakan mahkota baja nirkarat ini merupakan perawatan yang murah dan tahan lama, terutama untuk mengatasi hipoplasia enamel.
  • Infiltrasi resin: Bertujuan untuk mengurangi munculnya bintik-bintik putih pada enamel gigi. Resin memantulkan cahaya dengan cara yang sama seperti gigi, sehingga akan mudah untuk menyamakan tampilan gigi alami.
  • Mikroabrasi enamel: Perawatan ini akan menggunakan bahan abrasif seperti asam klorida dan silikon karbida guna menghilangkan noda dan perubahan warna pada enamel. Setelahnya, dokter gigi akan mengoleskan resin komposit ke permukaan gigi.
  • Veneer porselen: Guna memutihkan gigi yang mengalami hipoplasia enamel.
  • Pemutihan gigi: Dilakukan untuk mengurangi kontras antara bintik putih dan area gigi yang tidak terpengaruh. Akan tetapi, pemutihan gigi mungkin tidak cukup untuk menghilangkan bintik putih apabila terdapat bintik putih yang lebih dalam.

6. Komplikasi yang dapat terjadi

Hipoplasia Enamel: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Perawatanilustrasi hipoplasia enamel (steemit.com)

Terdapat beberapa potensi komplikasi bila hipoplasia enamel, seperti:

  • Gigi berlubang.
  • Karies gigi.
  • Pencokelatan seluruh gigi.
  • Dibutuhkannya pencabutan gigi.
  • Kesulitan menghilangkan plak pada gigi.
  • Masalah menyikat gigi karena gigi menjadi sensitif.
  • Erosi gigi yang terjadi lebih cepat akibat asam dalam makanan dan minuman.

Selain itu, terdapat penelitian terhadap anak-anak usia 6-9 tahun yang menemukan bahwa gigi susu pada bayi dengan hipoplasia enamel lebih berisiko dua kali lipat untuk mengalami gigi berlubang dibanding bayi dengan gigi yang sehat. Kemudian, gigi geraham pertama atau gigi permanen empat kali lebih berisiko mengalami gigi berlubang.

Hipoplasia enamel yang terjadi sejak lahir mungkin tidak dapat dicegah. Akan tetapi, ibu hamil tetap bisa mencegah kondisi tersebut pada bayi dengan menerapkan pola hidup sehat.

Sementara itu, beberapa kondisi hipoplasia enamel juga dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, sehingga ini bisa dicegah dengan menerapkan perawatan gigi yang sehat seperti rajin membersihkan gigi dan memeriksakan gigi ke dokter secara berkala. Selalu rawat gigimu, ya!

Baca Juga: Banyak Dialami Masyarakat Indonesia, Ini 5 Fakta Abses Gigi

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya