Ketakutan Berlebih Jadi Gemuk? Hati-hati Mengidap Anoreksia Nervosa

Segera sadari dan atasi untuk mencegah komplikasi berbahaya

Memiliki tubuh ideal memang impian hampir semua orang, khususnya perempuan. Namun, bagaimana jadinya keinginan tersebut menjadi sebuah obsesi?

Untuk menurunkan berat badan, ada banyak diet yang bisa dicoba. Ada yang berhasil, ada pula yang menyerah di tengah jalan. Namun, ada beberapa orang yang melakukan pembatasan makanan secara ekstrem karena ingin badan kurus atau merasa dirinya belum cukup kurus. Mereka ini adalah orang-orang dengan anoreksia nervosa (anorexia nervosa).

Mari mengenali gangguan makan ini lebih lanjut lewat penjelasan berikut ini.

1. Apa itu anoreksia nervosa?

Ketakutan Berlebih Jadi Gemuk? Hati-hati Mengidap Anoreksia Nervosaescueladeantienvejecimiento.com

Anoreksia nervosa merupakan gangguan makan yang membuat seseorang sangat ketakutan untuk memiliki berat badan berlebih, bahkan ketika indeks masa tubuhnya di bawah rata-rata, sehingga menyebabkan berat badan di bawah normal.

Gangguan makan ini bisa dialami baik perempuan maupun laki-laki. Namun, perempuan memang dilaporkan lebih banyak mengalaminya.

Umumnya, seseorang dengan anoreksia nervosa akan merasa lebih tenang ketika berat badannya turun. Berbagai cara akan dilakukan agar berat badannya tidak naik.

Tak hanya benar-benar memperhatikan kalori yang masuk, mereka juga akan olahraga gila-gilaan. Dilansir Medical News Today, gangguan makan ini dilaporkan memiliki angka kematian yang lebih tinggi daripada semua gangguan mental. 

2. Kenapa seseorang mengalami anoreksia nervosa?

Ketakutan Berlebih Jadi Gemuk? Hati-hati Mengidap Anoreksia Nervosaunsplash.com/Olenka Kotyk

Orang-orang dengan anoreksia nervosa cenderung memiliki citra diri yang buruk. Umumnya ini terjadi karena mereka terlalu terobsesi untuk tampak sempurna.

Hingga kini, penyebab pasti anoreksia nervosa masih belum diketahui. Namun, dilansir Healthline, ada beberapa faktor yang berkontribusi: faktor lingkungan, biologis dan genetik, dan psikologis.

Dari faktor lingkungan, hentikan kebiasaan mengomentari tubuh, spesifiknya berat badan seseorang. Misalnya, "kok gemukan sih? dan sebagainya. Disadari atau tidak, kebiasaan ini bisa membuat orang yang dikomentari merasa tertekan dan berisiko berkembang menjadi anoreksia nervosa.

Hal tersebut terbukti dari penelitian dari American Family Physician tahun 2003 yang menggambarkan bahwa pengidap anoreksia nervosa membatasi asupan kalori secara ekstrem dan/atau olahraga berlebih guna mengendalikan kebutuhan emosional atau rasa sakitnya.

Baca Juga: 6 Fakta Bulimia, Gangguan Mental yang Berdampak pada Perilaku Makan

Ketakutan Berlebih Jadi Gemuk? Hati-hati Mengidap Anoreksia Nervosapixabay.com/Christian Dorn

Kedua adalah faktor biologis dan genetik. Berbagai bukti telah menunjukan adanya hubungan antara anoreksia nervosa dengan serotonin, bahan kimia otak yang bertanggung jawab atas rasa lapar, nafsu makan, hingga pencernaan. Sebuah studi dalam The Journal of Clinical Psychiatry tahun 1991 menunjukan adanya gangguan serotonin pada orang-orang dengan anoreksia nervosa akut.

Faktor genetik juga turut memengaruhi. Ini terbukti lewat penelitian dalam jurnal PLoS One tahun 2016 menyebut bahwa faktor genetik memengaruhi seseorang mengalami anoreksia nervosa, diabetes tipe 2, dan penyakit seliak. Dilansir Medical News Today , perkiraan persentase untuk seseorang mengalami gangguan makan ini adalah 50-80 persen.

Dari faktor psikologis, dikatakan bahwa orang-orang dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) cenderung melakukan diet ketat atau olahraga selayaknya pada anoreksia nervosa. Hal ini bisa terjadi mengingat orang-orang dengan OCD rentan pada obsesi dan kompulsi.

Selain OCD, gangguan suasana hati seperti depresi dan gangguan kecemasan seperti fobia sosial juga ikut berkontribusi terhadap anoreksia nervosa dalam beberapa kasus.

3. Gejala anoreksia nervosa

Ketakutan Berlebih Jadi Gemuk? Hati-hati Mengidap Anoreksia Nervosaunsplash.com/Jennifer Burk

Gangguan makan anoreksia nervosa merupakan keadaan yang kompleks. Namun, gejala utamanya adalah penurunan berat badan secara drastis.

Berdasarkan informasi dari WebMD, gejala pada orang-orang dengan anoreksia nervosa mungkin akan sulit diketahui. Sebab, setiap penderita memiliki pandangan yang berbeda tentang berat badan ideal versi mereka. Apalagi, mungkin beberapa penderita tampak tidak terlalu kurus.

Gejalanya pada fisik antara lain:

  • Penurunan berat badan secara ekstrem
  • Berkurangnya massa otot secara drastis
  • Lesu atau lemas
  • Hipotensi
  • Pusing
  • Suhu tubuh rendah
  • Kembung atau sembelit
  • Kulit kering
  • Bengkak pada tangan dan kaki
  • Rambut rontok
  • Menstruasi tak teratur
  • Insomnia

Sementara itu, gejala psikis yang bisa timbul meliputi:

  • Ketakutan berlebih untuk gemuk
  • Sering mengukur atau menimbang serta bercermin untuk memeriksa tubuh
  • Olahraga berlebihan
  • Menolak makanan
  • Mudah marah
  • Berkurangnya gairah seks
  • Merasa bersalah setelah makan
  • Gangguan ingatan

Kalau kamu merasakan beberapa gejala di atas, sebaiknya cari bantuan dokter, ahli gizi, atau profesional lainnya seperti psikolog agar mendapatkan penanganan yang sesuai.

4. Bagaimana diagnosisnya?

Ketakutan Berlebih Jadi Gemuk? Hati-hati Mengidap Anoreksia Nervosanews.mayocliniclabs.com

Nantinya, dokter akan memeriksa detak jantung dan tekanan darah. Dokter juga bisa memberi rujukan ke psikolog atau psikiater untuk pemeriksaan kondisi psikis.

Mengutip Verywell Mind, menurut panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi 5 (DSM-5) yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association, ada kriteria yang harus dipenuhi dalam diagnosis anoreksia nervosa, yakni:

  • Pembatasan asupan energi yang mengakibatkan berat badan sangat rendah yang tak sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan tinggi badan
  • Takut menjadi gemuk
  • Memiliki pandangan menyimpang terhadap diri dan kondisi mereka

Di samping itu, dokter mungkin juga akan memeriksa kadar elektrolit, fungsi hati dan ginjal, kepadatan tulang, serta ada atau tidaknya kelainan jantung.

Untuk memastikan kondisi psikis, dokter atau psikolog atau psikiater akan menanyakan tentang perasaan, pikiran, dan kebiasaan makan. Pasien juga biasanya akan diminta untuk mengisi kuesioner agar bisa memberi penilaian.

Sayangnya, menegakkan diagnosis bukan perkara mudah. Bahkan, kadang butuh waktu hingga bertahun-tahun karena pasien tidak terbuka akan diri mereka, apalagi bila sebelumnya mengalami obesitas.

Jika dokter mendeteksi adanya gejala, serangkaian tes mungkin akan dilakukan untuk mencari penyebab lain berkurangnya berat badan. Misalnya karena penyakit seliak, radang usus, diabetes, kanker, dan sebagainya.

Di samping itu, menurut keterangan dari National Eating Disorders Association, meski tidak ditemukan adanya kriteria yang disebutkan tadi, seseorang tetap bisa mengalami gangguan makan serius.

5. Komplikasi

Ketakutan Berlebih Jadi Gemuk? Hati-hati Mengidap Anoreksia Nervosaunsplash.com/Thought Catalog

Anoreksia nervosa rupanya dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Paling fatal, gangguan makan tersebut dapat menyebabkan kematian mendadak meski tubuh tidak terlalu kurus.

Diperkirakan, komplikasi fatal tersebut bisa terjadi akibat aritmia (detak jantung abnormal) atau terganggunya keseimbangan elektrolit seperti natrium, kalium dan kalsium.

Lebih lengkapnya, berikut ini adalah beberapa komplikasi fisik akibat anoreksia nervosa: 

  • Anemia
  • Masalah jantung
  • Osteoporosis
  • Gangguan siklus haid
  • Penurunan hormon testosteron pada laki-laki
  • Gangguan gastrointestinal (sembelit, kembung, dan lain-lain)
  • Kelainan elektrolit

Parahnya lagi, jika pengidap anoreksia nervosa mengalami malnutrisi parah, ini bisa menyebabkan kerusakan organ, termasuk otak, jantung, dan ginjal. Bahkan, kadang kondisi tersebut tak bisa sepenuhnya diperbaiki meski gangguan makan tersebut sudah terkendali.

Tak hanya menyebabkan komplikasi pada fisik, gangguan makan ini juga menyebabkan pengidapnya mengalami gangguan kesehatan mental, seperti:

  • Depresi
  • Cemas dan gangguan suasana hati lainnya
  • Gangguan kepribadian
  • OCD
  • Penyalahgunaan zat atau alkohol
  • Melukai diri sendiri

6. Bentuk perawatan dan pengobatan

Ketakutan Berlebih Jadi Gemuk? Hati-hati Mengidap Anoreksia Nervosapixabay.com/agnesliinnea

Kendala terbesar dalam perawatan anoreksia nervosa datang dari pengidapnya sendiri yang merasa tak memiliki masalah. Inilah yang sangat berpengaruh pada tingkat kecepatan penderitanya sembuh.

Tak hanya mengembalikan berat badan normal, ada banyak tujuan dari pengobatan. Misalkan saja mengatasi masalah emosional dan pemikiran menyimpang, serta memperbaiki perilaku jangka panjang.

Beberapa bentuk perawatan yang bisa dilakukan meliputi:

  • Psikoterapi: konseling mencakup terapi perilaku kognitif yang fokus pada perbaikan pola pikir dan perilaku yang berkaitan dengan berat badan dan mengelola stres.
  • Konseling nutrisi: tujuannya untuk mengembalikan pola hidup sehat, termasuk cara makan. Biasanya ini melibatkan ahli gizi.
  • Obat-obatan: dokter bisa meresepkan suplemen nutrisi atau obat antidepresan untuk mengendalikan gejala kecemasan, OCD, atau depresi.
  • Rawat inap: ini dibutuhkan jika pasien mengalami malnutrisi dan penurunan berat badan ekstrem, selalu menolak makanan, atau keadaan darurat psikiatri. Pasien akan diberikan cairan infus dan selang makanan ketika dehidrasi atau berat badan rendah. Untuk mencapai berat badan normal, tentunya akan dilakukan dengan aman secara bertahap.

7. Bisakah dicegah?

Ketakutan Berlebih Jadi Gemuk? Hati-hati Mengidap Anoreksia Nervosaunsplash.com/National Cancer Institute

Sayangnya, belum ada metode yang dapat dengan ampuh mencegah gangguan makan ini. Yang bisa kita lakukan adalah memperhatikan gejala-gejala yang disebutkan di atas tadi pada diri dan orang-orang terdekatmu, agar memudahkan diagnosis, pengobatan, dan pemulihan lebih cepat.

8. Perkiraan jangka panjang

Ketakutan Berlebih Jadi Gemuk? Hati-hati Mengidap Anoreksia Nervosaunsplash.com/bruce mars

Banyak penderita anoreksia nervosa yang berhasil sembuh. Namun, pada sejumlah kecil kasus, sayangnya kondisi tersebut tak bisa diatasi dan bahkan bisa berakhir pada kematian. Seperti yang disinggung sebelumnya, ini merupakan akibat komplikasi serius.

Ada pula penderita yang mengembangkan risiko gangguan makan lainnya atau butuh perawatan jangka panjang, bahkan bisa dialami seumur hidup. Apalagi, anoreksia nervosa ini bisa kambuh lagi ketika stres.

Itulah gambaran kondisi gangguan makan anoreksia nervosa. Bila kamu merasa mengalaminya, atau mengenal seseorang dengan gejala yang telah dipaparkan sebelumnya, sebaiknya segera ditangani agar tidak menyebabkan komplikasi berbahaya.

Baca Juga: Pernah Lihat Orang Makan Benda Aneh? Itu Tanda Gangguan Makan Pica

Garnis Sukma Photo Verified Writer Garnis Sukma

Have interested on journalism :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya