ilustrasi seseorang terkena flu (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Setiap orang bisa mengalami gejala flu dengan cara yang berbeda. Umumnya, gejala berlangsung antara 7 hingga 10 hari. Namun, pada sebagian orang, gejala bisa bertahan lebih lama atau terasa lebih berat, terutama jika berusia di bawah 18 tahun, di atas 65 tahun, atau memiliki kondisi kesehatan tertentu maupun gangguan autoimun.
Derajat keparahan influenza bervariasi, dari mulai tidak bergejala, gejala ringan, gejala sedang, hingga gejala berat yang butuh perawatan di rumah sakit.
Orang dengan influenza A memang paling menular pada hari ke-1 hingga ke-3 sejak timbul gejala, tetapi penularan bisa terjadi sejak 1 hari sebelum gejala muncul (H-1) hingga sekitar 5–7 hari setelah gejala muncul (H+5 sampai H+7). Pada anak-anak kecil dan orang dengan sistem imun lemah, periode menular bisa lebih lama.
Sementara itu, periode inkubasi berada dalam rentang 1–4 hari.
Gejala umum influenza A
Influenza A terutama menyerang sistem pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Gejala biasanya muncul secara tiba-tiba dan dapat meliputi:
Gejala berat
Dalam kasus yang lebih parah, influenza A dapat menimbulkan gejala tambahan. Gejala ini jarang terjadi, tetapi bisa menjadi darurat medis:
Hipotensi (tekanan darah rendah).
Sesak napas atau kesulitan bernapas.
Takikardia (detak jantung sangat cepat dan berdebar).
Jika kamu mengalami tanda-tanda flu dan gejalanya parah, temui dokter. Dokter akan menanyakan gejala, kapan gejala mulai muncul, berapa lama berlangsung, serta riwayat kondisi medis lain. Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk membedakan influenza A dari flu biasa atau infeksi saluran pernapasan lain.
Tes lain mungkin diperlukan, seperti tes PCR untuk mendeteksi RNA virus; dan rontgen dada untuk melihat paru-paru, pleura, bronkus, dan diafragma, guna mendeteksi tanda pneumonia, bronkitis, atau infeksi lain.
Jika memang diagnosisnya adalah influenza A, dokter mungkin akan meresepkan antivirus oral. Obat-obatan ini bekerja dengan menghambat enzim neuraminidase, sehingga mencegah penyebaran virus dari sel yang terinfeksi ke sel sehat, sekaligus membantu mempercepat pembersihan virus dari tubuh. Efektivitasnya paling tinggi bila diberikan dalam 48 jam pertama sejak infeksi. Dokter mungkin akan meresepkan obat antivirus untuk kasus yang lebih berat atau pada kelompok risiko tinggi, yang paling efektif jika diminum dalam beberapa hari pertama sejak munculnya gejala penyakit.
Referensi
"Statistik Resmi Laporan Pengawasan Kasus Influenza dan COVID-19 : 18 Oct (Minggu ke 42) Diperbaharui 18 Oct 2025." Kemenkes RI. Diakses Oktober 2025.
"Influenza (seasonal)." World Health Organization. Diakses Oktober 2025.
"Influenza A: Ancaman Global yang Berulang." RS Pusat Pertamina. Diakses Oktober 2025.
"Types of Influenza Viruses." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Oktober 2025.
Boktor, Sameh W., and John W. Hafner. 2023. “Influenza.” StatPearls - NCBI Bookshelf. January 23, 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459363/.
"About Influenza." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Oktober 2025.
"What To Know About Influenza A." Health. Diakses Oktober 2025.
"Influenza (Flu) Treatment." National Foundation for Infectious Diseases. Diakses Oktober 2025.
Mario Karolyi et al., “Is There a Clinical Difference Between Influenza a and B Virus Infections in Hospitalized Patients?,” Wiener Klinische Wochenschrift 131, no. 15–16 (June 18, 2019): 362–68, https://doi.org/10.1007/s00508-019-1519-0.
"Influenza A: Causes, Symptoms, Treatments, Recovery." MedPark Hospital. Diakses Oktober 2025.