Bagaimana Flu Berkembang menjadi Pneumonia?

- Flu dapat menyebabkan pneumonia, infeksi paru-paru yang berbahaya dan dapat mematikan.
- Pneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur dan bisa fatal bagi individu dengan kondisi kronis atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Strategi pencegahan termasuk vaksinasi flu, menjaga kebiasaan sehat, dan memahami gejala pneumonia untuk mendapatkan pengobatan tepat waktu.
Flu adalah penyakit pernapasan, yang menyerang orang-orang dari segala usia dan dapat berkisar dari ringan hingga parah. Biasanya, flu dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu dua minggu. Akan tetapi, terkadang flu memicu komplikasi, salah satunya adalah pneumonia.
Pneumonia adalah infeksi yang memicu peradangan pada kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru, yang dapat terisi cairan atau nanah. Memahami bagaimana flu dapat menyebabkan pneumonia sangat penting untuk mencegah komplikasi ini dan mendapatkan pengobatan tepat waktu.
Untuk memahami bagaimana flu dapat berkembang menjadi pneumonia, simak terus ulasannya di bawah ini ya.
1. Hubungan antara flu dan pneumonia
Pneumonia adalah peradangan paru-paru, yang menyebabkan gejala seperti batuk parah, demam tinggi, dan kesulitan bernapas.
Pneumonia dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan jamur. Pneumonia bisa bersifat mematikan, terutama bagi individu yang memiliki kondisi kronis, perokok, anak kecil, dan lansia.
Flu merupakan penyebab umum pneumonia. Virus pernapasan menyebabkan sekitar sepertiga kasus pneumonia, dengan flu sebagai yang paling umum.
2. Bagaimana flu berkembang menjadi pneumonia?

Flu dapat berkembang menjadi pneumonia melalui dua cara utama:
- Infeksi langsung: Infeksi langsung adalah kondisi virus menginfeksi saluran pernapasan atau menyebabkan kerusakan. Infeksi sel epitel alveolar dapat memicu perkembangan penyakit yang parah.
- Infeksi sekunder: Flu dapat melemahkan sistem imun, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi bakteri yang menyebabkan pneumonia. Flu menyempitkan dan memicu peradangan pada saluran udara, memperlambat pergerakan udara, dan menghambat pembersihan lendir dan sekresi. Peradangan ini dapat meningkatkan produksi lendir, yang menyebabkan penumpukan bakteri di paru-paru. Meskipun tubuh biasanya dapat melawan penumpukan ini, tetapi sistem imun yang lemah mungkin tidak dapat mengatasi bakteri dan virus asing.
3. Mekanisme interaksi virus/bakteri
Infeksi bakteri pneumonia yang terjadi bersamaan dengan infeksi virus influenza memiliki proses yang rumit dan berbeda, tergantung pada apakah infeksi bakterinya terjadi lebih awal atau belakangan.
Jika infeksi virus dan bakteri terjadi secara bersamaan, virus berinteraksi dengan respons tubuh terhadap bakteri dan menyebabkan peradangan. Hal ini mengakibatkan peningkatan kolonisasi bakteri, pertumbuhan bakteri yang lebih cepat, dan replikasi virus yang meningkat.
Respons tubuh terhadap virus dan bakteri dapat memengaruhi seberapa cepat virus bereplikasi dan bakteri tumbuh. Dengan kata lain, respons tubuh terhadap infeksi tersebut sangat menentukan seberapa parah infeksinya.
Pneumonia yang terjadi setelah infeksi influenza melibatkan perubahan yang disebabkan oleh virus pada tubuh. Kerusakan pada lapisan epitel saluran napas yang disebabkan oleh virus dapat meningkatkan kemampuan bakteri untuk mengolonisasi.
Influenza dapat merusak mekanisme pembersihan lendir di saluran napas. Hal ini menyebabkan bakteri lebih mudah menumpuk dan memperparah infeksi. Secara singkat, infeksi influenza dapat memicu pneumonia dengan melemahkan pertahanan tubuh dan memfasilitasi pertumbuhan bakteri di saluran napas.
4. Tanda flu berkembang menjadi pneumonia

Tanda utama dari flu yang berkembang menjadi pneumonia meliputi batuk yang makin parah, sesak napas, nyeri dada atau rasa tidak nyaman, kelelahan parah, dan demam tinggi.
Gejala pneumonia tambahan dapat meliputi:
- Batuk yang disertai lendir berwarna hijau, kuning, atau berdarah.
- Menggigil.
- Kesulitan bernapas, terutama saat bergerak.
- Banyak berkeringat.
- Napas cepat dan pendek.
- Nyeri dada yang tajam atau menusuk yang bertambah parah saat batuk.
- Kehilangan nafsu makan.
- Kulit, bibir, atau kuku kebiruan.
- Kebingungan, terutama pada lansia.
5. Mencegah flu menjadi pneumonia
Berikut ini strategi untuk mencegah flu berkembang menjadi pneumonia:
- Vaksinasi: Mendapatkan vaksinasi flu dapat membantu melindungi tubuh dari infeksi virus penyebab influenza. Pasien dengan pneumonia akibat flu sering kali tidak menerima vaksin flu. Vaksin pneumokokus juga dapat memberikan perlindungan terhadap pneumonia bakteri.
- Terapkan kebiasaan sehat: Menjaga kebiasaan tidur yang sehat dan mencuci tangan secara teratur dapat membantu mencegah infeksi pernapasan. Menutup mulut saat batuk dan menghindari berbagi peralatan makan dan minum juga dapat membantu mencegah penyebaran virus.
Meskipun sebagian besar kasus flu tidak menyebabkan pneumonia, tetapi ada baiknya kamu berhati-hati karena pneumonia bisa menyebabkan gejala yang parah. Dengan memahami hubungan antara flu dan pneumonia serta mengambil tindakan pencegahan, kamu dapat mengurangi risiko terkena komplikasi serius ini.
Referensi
"What Causes Pneumonia?" American Lung Association. Diakses Februari 2025.
"What Is The Connection Between Influenza and Pneumonia?" American Lung Association. Diakses Februari 2025.
"How The Flu Can Lead to Pneumonia?" bioMérieux. Diakses Februari 2025.
Kalil, A. C., & Thomas, P. G. (2019). "Influenza virus-related critical illness: pathophysiology and epidemiology." Critical Care, 23(1). https://doi.org/10.1186/s13054-019-2539-x
"How Does the Flu Become Pneumonia?" Passport Health. Diakses Februari 2025.
Sluijs, K., Poll, T., Lutter, R., Juffermans, N. P., & Schultz, M. J. (2010). "Bench-to-bedside review: Bacterial pneumonia with influenza - pathogenesis and clinical implications." Critical Care, 14(2), 219. https://doi.org/10.1186/cc8893