ilustrasi perempuan sedang sakit (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Demam bisa menjadi gejala penyakit Crohn karena peradangan yang terkait dengan penyakit tersebut. Beberapa orang dengan penyakit Crohn yang parah bisa mengalami demam jika mengalami abses perut, yaitu kantong nanah yang meluas melalui dinding usus ke rongga perut.
Demam juga bisa menjadi tanda infeksi. Minum obat tertentu, termasuk obat biologis, yang menekan sistem kekebalan, dapat meningkatkan risiko infeksi. Pasien yang menggunakan obat imunosupresif sangat berisiko terkena infeksi jamur tertentu dan reaktivasi tuberkulosis.
Kalau mengalami demam lebih dari 38 derajat Celcius, sebaiknya hubungi dokter. Jika sumber demam adalah infeksi, kemungkinan besar dokter akan meresepkan antibiotik.
Penting bagi orang yang menjalani terapi imunosupresif untuk tetap mendapatkan vaksinasi terbaru. Namun, vaksin virus hidup yang dilemahkan perlu dihindari. Vaksin yang tidak aktif ini dapat dan harus digunakan sebagai gantinya:
- Vaksin flu tahunan.
- Vaksin pneumonia tertentu.
- Tdap (tetanus, difteri, dan pertusis), yang harus diberikan sebagai booster, terutama jika sudah lebih dari 10 tahun sejak vaksin terakhir.
- Vaksin mati lainnya termasuk hepatitis A, Haemophilus influenzae tipe B (Hib), meningokokus, dan HPV.
Dokter dapat membantu menentukan vaksin apa yang diperlukan.
Itulah beberapa gejala penyakit Crohn yang tidak terkait pencernaan. Gejala non pencernaan ini lebih mungkin saat penyakit kambuh atau jika penyakit parah. Kalau kamu didiagnosis dengan penyakit Crohn dan mengalami satu atau lebih gejala di atas, segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.