Hepatitis B adalah salah satu infeksi yang menyerang organ hati, disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Virus ini termasuk dalam keluarga besar virus hepatitis, bersama dengan hepatitis A, C, D, dan E. Meskipun sama-sama menyerang hati, tetapi kelima jenis virus ini punya sifat yang berbeda-beda, dengan tipe B dan C dikenal lebih berisiko menjadi penyakit kronis yang diam-diam bisa menggerogoti kesehatan hati dalam jangka panjang.
Infeksi hepatitis B bisa muncul dalam dua bentuk: akut dan kronis. Pada orang dewasa, hepatitis B akut biasanya memunculkan gejala secara tiba-tiba, mulai dari demam, kelelahan, mual, hingga kulit dan mata yang menguning (penyakit kuning/jaundice). Kabar baiknya, sebagian besar orang dewasa yang terinfeksi mampu pulih sepenuhnya dalam beberapa bulan karena sistem kekebalan tubuh mereka cukup kuat untuk melawan virus ini.
Namun, ini berbeda bagi bayi. Ketika bayi tertular virus hepatitis B—biasanya saat proses persalinan dari ibu yang positif HBV—sering kali infeksi ini berkembang menjadi hepatitis B kronis. Artinya, virus bertahan di dalam tubuh bayi selama bertahun-tahun, sering kali tanpa gejala yang jelas. Kondisi inilah yang berbahaya karena infeksi jangka panjang bisa merusak hati, memicu sirosis, gagal hati, atau bahkan kanker hati di kemudian hari.
Yang membuat hepatitis B dapat berbahaya adalah sifatnya yang sering "bersembunyi". Pada infeksi kronis, gejala umumnya samar atau tidak terasa sama sekali hingga komplikasi serius muncul bertahun-tahun kemudian. Itulah sebabnya deteksi dini dan vaksinasi sangat penting untuk mencegah penyebaran virus ini, terutama pada bayi yang baru lahir dari ibu pengidap hepatitis B.