Obat Sedatif: Manfaat, Jenis, dan Cara Penggunaan  

Biasa digunakan untuk mengatasi kecemasan

Obat sedatif adalah jenis obat yang digunakan untuk meningkatkan relaksasi dan mengurangi kecemasan. Obat ini bekerja dengan memperlambat aktivitas sistem saraf pusat, yang dapat membantu mengurangi agitasi dan ketegangan.

Beberapa contoh obat sedatif yang umum, yaitu benzodiazepin, seperti diazepam, alprazolam, dan obat non-benzodiazepin, seperti zolpidem dan eszopiclone.

1. Penggunaan

Obat Sedatif: Manfaat, Jenis, dan Cara Penggunaan  ilustrasi meminum obat (freepik.com/vh-studio)

Obat sedatif sering digunakan untuk mengobati insomnia, gangguan kecemasan, dan kejang. Obat ini juga dapat digunakan untuk membantu memanajemen nyeri dan merelaksasikan orang sebelum melaksanakan prosedur medis seperti operasi.

Namun, penggunaan obat sedatif dalam jangka panjang dapat menyebabkan toleransi, yaitu kondisi tubuh menjadi kebal terhadap obat tersebut dan membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mencapai efek yang sama. Hal ini dapat meningkatkan risiko overdosis.

Menurut Medical News Today, obat sedatif juga dapat berdampak negatif pada fungsi kognitif, termasuk gangguan memori dan kesulitan berkonsentrasi. Obat ini juga dapat menyebabkan kantuk dan gangguan koordinasi, yang mana ini bisa berbahaya saat mengoperasikan mesin berat atau mengemudi. So, kamu harus menggunakan obat ini dengan bijak.

2. Manfaat

Obat Sedatif: Manfaat, Jenis, dan Cara Penggunaan  ilustrasi bersantai (freepik.com/snowing)

Baca Juga: Cataflam: Indikasi, Cara Kerja, Dosis, Efek Samping

Beberapa manfaat utama obat sedatif meliputi:

  • Mengurangi kecemasan dan meningkatkan relaksasi.
  • Meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi insomnia.
  • Membantu memanajemen nyeri.
  • Memfasilitasi beberapa prosedur medis.
  • Mengurangi gejala gangguan kesehatan mental tertentu.
  • Membantu individu dengan kondisi medis tertentu, seperti nyeri kronis, gangguan tidur, dan gangguan mood.
  • Meningkatkan efektivitas obat lain, seperti antidepresan, dengan membantu mengurangi gejala kecemasan dan insomnia.
  • Membantu seseorang dengan fobia tertentu atau kondisi kesehatan mental lainnya, seperti gangguan stres pascatrauma (PTSD) dalam mengatasi gejalanya dengan lebih efektif.

3. Jenis

Obat Sedatif: Manfaat, Jenis, dan Cara Penggunaan  ilustrasi meminum obat (freepik.com/stefamerpik)

Dilansir GoodRx Health, obat sedatif sebagian besar terbagi dalam tiga kelompok utama, yaitu barbiturat, benzodiazepin, dan obat tidur.

1. Barbiturat

Barbiturat adalah obat resep yang digunakan untuk mengobati kecemasan, meningkatkan kualitas tidur, dan mengatasi kejang.

Beberapa jenis barbiturat, meliputi:

  • Mefobarbital.
  • Fenobarbital.
  • Natrium pentobarbital.

Karena obat-obatan ini memiliki risiko overdosis yang signifikan, penyedia layanan kesehatan tidak lagi meresepkannya untuk kecemasan dan masalah tidur. Obat-obatan ini sekarang sebagian besar direkomendasikan untuk mengelola gangguan kejang. 

2. Benzodiazepin

Benzodiazepin adalah obat sedatif yang paling sering diresepkan. Benzodiazepin membantu mengobati sejumlah kondisi, seperti:

  • Stres dan kecemasan tinggi.
  • Serangan panik.
  • Kejang.
  • Masalah tidur.

Beberapa benzodiazepin yang paling sering diresepkan antara lain:

  • Alprazolam.
  • Chlordiazepoxide.
  • Clonazepam.
  • Diazepam.
  • Lorazepam.
  • Temazepam.
  • Triazolam.

Benzodiazepin dimaksudkan untuk digunakan dalam jangka pendek saja. Jika kamu meminumnya untuk waktu yang lama, risiko ketergantungan dan kecanduan akan meningkat.

3. Obat tidur

Obat tidur membantumu tertidur lebih cepat, tidur lebih lama, dan bangun dengan perasaan segar pada pagi hari. Obat tidur ini memiliki struktur yang berbeda dari benzodiazepin, tetapi menghasilkan efek yang serupa di dalam tubuh. Obat tidur, meliputi:

  • Eszopiklon.
  • Zolpidem.
  • Zaleplon.

4. Penggunaan

Obat Sedatif: Manfaat, Jenis, dan Cara Penggunaan  ilustrasi obat (freepik.com/7191052)

Berikut ini cara penggunaan obat sedatif dengan aman:

  • Ikuti instruksi dokter dengan cermat, termasuk instruksi dosis dan waktu.
  • Jangan minum alkohol saat minum obat sedatif, karena alkohol dapat meningkatkan reaksi obat sedatif dan meningkatkan risiko efek samping.
  • Jangan mengemudi atau mengoperasikan alat berat saat mengonsumsi obat sedatif, karena dapat mengganggu kemampuan untuk berpikir dan bereaksi dengan cepat.
  • Waspadai potensi efek samping obat, dan hubungi dokter jika kamu mengalami gejala yang tidak biasa.
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter tentang obat lain yang kamu gunakan, karena beberapa obat sedatif dapat berinteraksi dengan obat lain dan menyebabkan efek samping yang berbahaya.
  • Jika kamu memiliki riwayat kecanduan atau gangguan kesehatan mental, beri tahu dokter sebelum menggunakan obat sedatif.
  • Jika kamu diresepkan obat sedatif untuk penggunaan jangka panjang, penting untuk follow up secara teratur dengan dokter guna menilai efektivitas dan risiko obat tersebut.
  • Hitung penggunaan obatmu, termasuk dosis dan frekuensinya.
  • Jika kamu diresepkan obat sedatif untuk penggunaan jangka pendek, pastikan untuk menghentikan pengobatan saat perawatan selesai. Ini penting untuk mencegah gejala overdosis dan ketergantungan.
  • Waspadai potensi kecanduan dan ketergantungan pada obat sedatif dan diskusikan masalah apa pun dengan dokter.
  • Simpan obat di tempat yang aman, jauh dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan, serta buang obat yang tidak terpakai dengan benar.
  • Jangan berbagi obat dengan orang lain.
  • Jika kamu mengalami gejala overdosis, sangat penting untuk mencari bantuan dan dukungan dari profesional perawatan kesehatan. Mereka dapat membantu mengurangi dosis obat dengan aman dan mengatasi gejalanya.

5. Tanda-tanda ketergantungan

Obat Sedatif: Manfaat, Jenis, dan Cara Penggunaan  ilustrasi sakit kepala (pixabay.com/freepik)

Jika kamu sering meminumnya dan merasa tidak bisa berhenti, kamu telah masuk dalam fase ketergantungan. Hal ini akan menjadi lebih terlihat jika kamu mengambil lebih dari yang direkomendasikan atau dianggap aman.

Ketika seorang pengguna harus menggunakan lebih banyak zat untuk mencapai efek yang sama, ini adalah tanda lainnya dari ketergantungan. Hal ini menunjukkan bahwa obat tersebut menjadi kurang efektif karena tubuhmu telah mengembangkan toleransi.

Menurut Desert View Recovery, ada juga gejala fisik yang menjadi tanda ketergantungan sedatif, yaitu:

  • Bicara cadel atau melambat.
  • Pusing.
  • Otot gemetar.
  • Gangguan fungsi motorik.
  • Berkeringat berlebihan.
  • Halusinasi.
  • Mengigau.

Obat sedatif hanya boleh digunakan sebagai solusi jangka pendek dan sebaiknya selalu bekerja sama dengan dokter untuk mengevaluasi masalah mendasar lainnya yang mungkin perlu ditangani. Dokter dapat membantumu menemukan rencana perawatan terbaik sesuai kondisi dan kebutuhan.

Baca Juga: Midazolam: Manfaat, Dosis, Efek Samping, Interaksi Obat

Kazu Zuha Photo Verified Writer Kazu Zuha

Hanya seorang anak SMK yang menyukai pelajaran SMA. Cenderung seperti bunglon, bisa menjadi Kpopers, Wibu, Agamis, Anak Sosiologi, Anak Politik, dan lain lain sesuai situasi dan kondisi hehe

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya