Milia: Gejala, Diagnosis, Penyebab, dan Perawatan

Bercak putih yang salah satunya bisa memengaruhi kulit bayi

Milia digambarkan mirip dengan benjolan kecil berwarna putih bening yang muncul pada area kulit dan tergolong tidak berbahaya. Kondisi ini paling sering memengaruhi bayi dan cenderung hilang dalam waktu sekitar 1 bulan. Kendati begitu, milia sendiri sebenarnya bisa muncul dan memengaruhi siapa saja, baik itu remaja, orang dewasa, atau paruh baya.

Benjolan kecil milia biasanya muncul di sekitaran area wajah, seperti dahi, pipi, hidung, dan dagu. Area tubuh lain yang mungkin terdampak adalah bagian badan atas, tungkai, atau selaput lendir. Milia yang muncul pada mulut bayi sering disebut dengan istilah mutiara Epstein. Adapun ukuran milia berkisar antara 1 sampai 2 milimeter.

Dirangkum dari berbagai sumber, mari memahami lebih dalam fakta menarik tentang milia melalui ulasan lengkapnya di bawah ini.

1. Seperti apa itu milia?

Milia: Gejala, Diagnosis, Penyebab, dan Perawatanilustrasi bayi sedang berbaring (pexels.com/Daniel Reche)

Milia adalah bentuk reaksi dari keratin (protein) yang tertahan pada kulit. Kemunculannya terlihat mirip dengan benjolan kecil berwarna bening atau putih kekuning-kuningan di permukaan kulit. Bayi cenderung mengalami pertumbuhan milia dikarenakan perkembangan kelenjar minyak dan belum optimalnya proses pengelupasan kulit.

Seperti yang telah disinggung di awal, milia sebenarnya tidak hanya memengaruhi bayi, melainkan juga dapat muncul di kulit orang dewasa. Secara umum kondisi ini terbagi ke dalam dua macam, yakni:

  • Milia primer: terjadi pada individu yang memiliki kulit normal dan tampak sehat. Ini berkaitan langsung dengan penumpukan keratin. Milia primer sering ditemukan pada area wajah bayi maupun orang dewasa.
  • Milia sekunder: terjadi pada individu dengan karakteristik dan kondisi kulit lain, seperti setelah cedera, kulit melepuh atau terbakar.

2. Klasifikasi milia pada orang dewasa

Milia: Gejala, Diagnosis, Penyebab, dan Perawatanilustrasi wanita dengan milia (pexels.com/ShotPot)

Beberapa klasifikasi milia yang dapat memengaruhi kulit orang dewasa, meliputi:

  • Juvenile milia: berhubungan dengan kelainan genetik langka seperti nevoid basal cell carcinoma syndrome (NBCCS), Bazex-Dupré-Christol syndrome, Gardner's syndrome, dan pachyonychia congenital.
  • Milia en plaque: umum disangkutpautkan dengan penyakit autoimun dan kelainan genetik kulit, seperti lichen planus dan lupus eritematosus diskoid.
  • Traumatic milia: jenis milia ini terjadi setelah kulit mengalami cedera, misalnya akibat ruam dan luka bakar parah.
  • Multiple eruptive milia: muncul dalam rentang waktu tertentu, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan di area wajah, lengan atas, atau dada.
  • Milia yang berkaitan dengan suatu produk: berhubungan dengan efek samping penggunaan suatu produk, misalnya salep kortikosteroid atau produk kosmetik yang mengandung unsur kimia tertentu.

3. Gejala

Milia: Gejala, Diagnosis, Penyebab, dan Perawatanilustrasi wanita dengan masalah kulit (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Milia primer pada bayi biasanya muncul sebagai benjolan kecil dengan besaran sekitar 1 sampai 2 milimeter. Kehadirannya bisa terlihat di beberapa area wajah, seperti pipi, hidung, dagu, dahi, atau sekitaran mata. Terkadang bisa muncul di bagian mulut bayi (mutiara Epstein) atau di kaki, lengan, alat kelamin, dan selaput lendir.

Pada kelompok usia yang lebih dewasa, milia dapat muncul dengan diikuti beberapa tanda yang mengarah pada kondisi kulit lain. Ini sering dikaitkan dengan tahi lalat atau pertumbuhan sel abnormal pada kulit. Beberapa kondisi yang mungkin menyertai milia pada orang yang lebih dewasa, meliputi:

  • Komedo: bintik-bintik kecil yang disebabkan oleh folikel rambut yang tersumbat.
  • Kista kulit: merupakan nodul yang berisi cairan.
  • Keratosis seboroik: benjolan mirip kutil yang tumbuh di permukaan kulit di sering dikaitkan dengan penuaan pada orang yang lebih tua.
  • Xanthelasma: plak berwarna kuning yang diakibatkan oleh gumpalan lemak. Terkadang dikaitkan dengan kadar kolesterol yang tinggi.
  • Syringoma: tumor jinak berupa benjolan kecil yang dikaitkan dengan keaktifan kelenjar keringat. Ini sering ditemukan di sekitar pipi atas dan kelopak mata bawah.

Baca Juga: 4 Cara Aman Memecahkan Jerawat di Rumah, Gak Sembarangan!

4. Diagnosis

Milia: Gejala, Diagnosis, Penyebab, dan Perawatanilustrasi bayi sedang mandi (pexels.com/ RODNAE Productions)

Dalam kebanyakan kasus, milia pada bayi bisa hilang dengan sendirinya. Namun, beberapa orang tua mungkin mengembangkan kecemasan terhadap kondisi kulit yang dialami bayinya. Dokter anak dapat membantu mendiagnosis kondisi terkait milia melalui pemeriksaan fisik. Dalam beberapa kasus, mungkin diperlukan biopsi kulit untuk mengesampingkan kondisi kulit lain yang mengindikasikan bahaya.

Sementara itu, bentuk perawatan yang mungkin akan disarankan untuk menjaga kesehatan kulit bayi, di antaranya adalah dengan:

  • Membasuh kulit bayi dengan air hangat dan sabun khusus bayi.
  • Memastikan kulit bayi benar-benar kering setelah mandi.
  • Untuk sementara menghindari penggunaan losion atau minyak bayi.
  • Jangan mencubit atau menggosok benjolan milia untuk menghindari kemungkinan infeksi.

5. Perawatan

Milia: Gejala, Diagnosis, Penyebab, dan Perawatanilustrasi perawatan kulit (pexels.com/SHVETS production)

Dilansir Healthline, milia yang menjangkit bayi biasanya tidak memerlukan perawatan medis. Pasalnya kondisi demikian akan hilang dalam kurun beberapa hari sampai beberapa minggu.

Berbeda dengan orang dewasa, milia yang muncul cenderung menetap lebih lama. Bicara perihal pengobatan untuk mengatasi milia, mungkin beberapa prosedur perawatan kulit berikut akan direkomendasikan dokter, meliputi:

  • Krioterapi.
  • Deroofing.
  • Ablasi laser.
  • Diathermy.
  • Tretinoin topical.

Milia merupakan bintik-bintik kecil berwarna putih bening yang dapat timbul pada bayi sampai individu lanjut usia. Ini pada umumnya tidak menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.

Namun, penting untuk dipahami apabila milia disertai dengan gejala terkait masalah kesehatan, maka perlu penyelidikan lebih lanjut melalui jalur medis. Berkonsultasi pada dokter adalah langkah yang tepat untuk mendapatkan diagnosis akurat. Jika sudah diketahui penyebab pastinya, maka akan lebih mudah dalam menentukan pengobatan dan perawatan yang tepat.

Baca Juga: 5 Manfaat Minyak Jarak untuk Wajah, Bisa Melembabkan Kulit!

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya