Apabila tidak ada antisipasi ancaman jamur, inilah hal-hal yang berpotensi terjadi:
Meningkatnya eksaserbasi penyakit pernapasan: Di pengungsian dengan ventilasi buruk, banyak anak dan dewasa bisa mengalami batuk kronis atau serangan asma yang meningkat. Ini dapat membebani layanan kesehatan sementara dan meningkatkan morbiditas.
Infeksi jamur pada kelompok imunokompromis: Meskipun relatif jarang, tetapi dokumentasi pascabencana menunjukkan kasus invasif (misalnya aspergillosis atau infeksi jamur lain) setelah paparan berat atau luka bermateri organik. Contoh: laporan kasus pascatsunami dan bencana besar menunjukkan kemungkinan infeksi serius jika tidak ditangani cepat.
Dampak psikososial dan penurunan kualitas hidup: Pengungsian yang lembap, bau tak sedap, dan gangguan tidur akibat gejala pernapasan memperburuk stres pascabencana—mengurangi kemampuan pemulihan.
Jamur adalah ancaman pascabanjir yang sering diremehkan karena tidak selalu langsung berefek fatal. Padahal, dampaknya pada kesehatan, terutama bagi kelompok rentan, nyata.
Tindakan sederhana seperti mengeringkan bahan basah, memperbaiki ventilasi, memakai alat pelindung saat bersih-bersih, dan memberi perhatian khusus pada anak serta orang dengan penyakit kronis bisa mengurangi risiko secara signifikan.
Respons bencana yang baik termasuk memastikan lingkungan pemulihan aman dan kering. Dengan pengetahuan yang tepat dan penerapan langkah pencegahan yang realistis, komunitas di Aceh, Sumut, Sumbar atau wilayah rawan banjir lain dapat mengurangi beban kesehatan yang sering muncul setelah air surut.
Referensi
Institute Of Medicine, “Dampness, Moisture, and Flooding" in Climate Change, the Indoor Environment, and Health, National Academies Press eBooks, 2011, https://doi.org/10.17226/13115.
"WHO guidelines for indoor air quality : dampness and mould." WHO. Diakses Desember 2025.
Lisa Coulburn and Wendy Miller, “Prevalence, Risk Factors and Impacts Related to Mould-Affected Housing: An Australian Integrative Review,” International Journal of Environmental Research and Public Health 19, no. 3 (February 7, 2022): 1854, https://doi.org/10.3390/ijerph19031854.