Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bisakah Banjir Menyebabkan Tetanus? Ini Faktanya

Seorang warga melintasi endapan lumpur usai banjir bandang untuk membantu proses evakuasi di Palembang, Kabupaten Agam.
Seorang warga melintasi endapan lumpur usai banjir bandang untuk membantu proses evakuasi di Palembang, Kabupaten Agam. (IDN Times/Halbert Caniago)
Intinya sih...
  • Banjir tidak secara langsung menyebabkan tetanus, tetapi kondisi selama dan setelah banjir meningkatkan peluang bakteri masuk ke tubuh.
  • Luka kecil yang terkena air banjir atau lumpur, apalagi yang mengandung tanah/puing, adalah jalur utama bakteri Clostridium tetani penyebab tetanus.
  • Vaksinasi tetanus yang lengkap adalah perlindungan terkuat, terutama bagi penyintas dan relawan yang melakukan pembersihan pascabanjir.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Air naik ke lutut, alas kaki terlepas saat mengarungi banjir, lalu kamu tersandung patahan kayu atau benda tajam lainnya. Lukanya mungkin kecil, cuma goresan. Namun, nyatanya ada ancaman penyakit, salah satunya adalah tetanus. Dalam kondisi bencana, sebisa mungkin luka kecil tidak diabaikan.

Tetanus bukan penyakit yang menular dari orang ke orang, tidak menyebar lewat batuk atau sentuhan. Penyebabnya, bakteri Clostridium tetani, masuk ke tubuh lewat luka terbuka, bahkan luka sekecil tusukan duri. Kombinasi antara luka, tanah, puing tajam, dan air kotor membuat banjir menjadi momen rawan penyakit, seperti peluang infeksi tetanusng infeksi.

Apakah banjir bisa menyebabkan tetanus?

Walaupun tidak secara langsung menyebabkan tetanus, tetapi banjir meningkatkan risiko tertular tetanus secara signifikan.

Bakteri Clostridium tetani hidup di tanah, lumpur, dan kotoran hewan—bukan di air itu sendiri. Namun saat banjir terjadi, tanah dan serpihan puing bercampur menjadi satu, lalu mengenai kulit atau luka terbuka. Itulah momen ketika bakteri bisa masuk dan berkembang di jaringan yang kurang oksigen.

Beberapa catatan kesehatan publik juga menegaskan bahwa risiko tetanus meningkat selama pembersihan pascabencana, ketika orang menyentuh paku berkarat, logam tajam, atau reruntuhan yang terendam lumpur. Studi dari Washington University School of Medicine menyebutkan bahwa vaksinasi tetanus sangat penting selama proses bersih-bersih setelah badai atau banjir, karena luka tusuk sering tidak disadari namun memiliki risiko tinggi.

Jadi, bukan banjir yang menyebabkan tetanus, tetapi situasi banjir membuka banyak kesempatan bagi bakteri untuk masuk ke tubuh.

Cara mencegah tetanus saat dan setelah banjir

Musrizal mengalami luka akibat terjangan banjir di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumbar, Kamis (27/11/2025).
Musrizal mengalami luka akibat terjangan banjir di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumbar, Kamis (27/11/2025). (IDN Times/Halbert Caniago)

Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk melindungi diri dari tetanus.

  1. Pastikan status vaksinasi kamu

Vaksin tetanus perlu diperbarui setiap 10 tahun. Untuk orang yang luka dan tidak ingat kapan terakhir divaksin, dianjurkan untuk mendapatkan booster segera. Di banyak daerah terdampak banjir, relawan kesehatan mungkin menyediakan vaksin gratis untuk penyintas karena risiko luka tercemar sangat tinggi.

  1. Tutup semua luka, bahkan yang kecil sekalipun

Luka gores, luka lecet, atau luka yang sebelumnya dianggap “sudah kering” tetap bisa menjadi pintu masuk bakteri tetanus. Air banjir penuh dengan tanah, logam, dan puing berkarat yang meningkatkan peluang kontaminasi.

Gunakan perban tahan air dan ganti sesering mungkin.

  1. Hindari berjalan tanpa alas kaki

Banyak kasus tetanus berasal dari luka tusuk di kaki akibat paku, serpihan kayu, atau besi karatan yang terendam air.

  1. Segera cuci luka dengan sabun dan air bersih

Sebagai langkah pertama agar bakteri tidak punya waktu berkembang, lakukan pembersihan luka secara menyeluruh.

  1. Gunakan sarung tangan dan sepatu tertutup saat membersihkan rumah

Pascabanjir sering kali tertinggal puing tajam di sudut-sudut rumah atau halaman. Peralatan pelindung mengurangi risiko luka kecil yang kadang tidak terasa.

  1. Cari bantuan medis ji ada luka dalam

Luka tusuk yang dalam, misalnya terkena paku atau logam tajam, sebaiknya diperiksa tenaga kesehatan. Studi mencatat kasus tetanus berat sering berasal dari luka-luka kecil yang tidak mendapat perawatan awal dan terjadi pada daerah bencana.

Banjir memang tidak menyebarkan tetanus melalui air. Namun, banjir membawa lingkungan yang ideal untuk cedera kecil dan kontaminasi lumpur, dua faktor yang membuat risiko tetanus meningkat. Di tengah kondisi darurat, luka kecil sering diabaikan, padahal justru di situlah bakteri Clostridium tetani bisa masuk dan memicu penyakit serius.

Perlindungan terbaik tetap sama: vaksinasi lengkap, menjaga luka tetap bersih dan tertutup, serta menggunakan peralatan pelindung saat membersihkan rumah. Di setiap wilayah yang terdampak banjir, langkah sederhana ini bisa menyelamatkan banyak orang dari risiko penyakit yang bisa dicegah.

Referensi

Junko Yamaguchi and Kosaku Kinoshita, “The Threat of a New Tetanus Outbreak Due to Urban Flooding Disaster Requires Vigilance: A Narrative Review,” Acute Medicine & Surgery 10, no. 1 (January 1, 2023): e839, https://doi.org/10.1002/ams2.839.

"Office of the Chief Medical Officer of Health (Public Health)." Government of New Brunswick. Diakses Desember 2025.

"Beware of health risks lurking in floodwaters and mud." Queensland Health. Diakses Desember 2025.

"Tetanus Shots Offered to Individuals Affected by Flooding." Lincoln County Health Department. Diakses Desember 2025.

"Tetanus shots are essential for storm cleanup." Health Communication Research Laboratory. Diakses Desember 2025.

"Safety Guidelines: Floodwater." CDC. Diakses Desember 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

5 Sumber Energi Alami yang Lebih Sehat daripada Energy Drink

03 Des 2025, 17:49 WIBHealth