Apa Itu Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA?

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atau acute respiratory infection adalah infeksi akut yang disebabkan oleh mikroorganisme di saluran pernapasan, mulai dari hidung, telinga, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan sampai dengan paru-paru.
Umumnya ISPA mewabah pada musim hujan, ketika suhu rendah dan cuaca lembap, sehingga virus penyebab gangguan pernapasan ini tumbuh subur.
Walaupun termasuk masalah kesehatan yang umum, tetapi infeksi ini bisa berbahaya bagi anak-anak, lansia, dan orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh.
1. Apa itu ISPA?
ISPA adalah infeksi yang dapat mengganggu pernapasan normal. ISPA dapat dibagi menjadi dua kategori tergantung bagian saluran pernapasan yang terinfeksi. Ini termasuk:
- Infeksi saluran pernapasan atas: Dimulai dari sinus dan berakhir di pita suara.
- Infeksi saluran pernapasan bawah: Dimulai dari pita suara dan berakhir di paru-paru.
ISPA adalah masalah kesehatan utama di dunia yang terkait dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ISPA menduduki peringkat ke-4 penyebab kematian global tertinggi, mengakibatkan hampir 3 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2016 (40 kematian per 100.000). Di antaranya, infeksi saluran pernapasan bawah akut—termasuk pneumonia dan bronkiolitis—telah menjadi penyebab utama rawat inap dan kematian anak-anak di rumah sakit, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Kasus ISPA pada tahun 2015 menempati urutan pertama sebanyak 25.000 jiwa se-Asia Tenggara (Kemenkes RI, 2016). Prevalensi ISPA tahun 2018 di Indonesia telah mencapai 9,3 persen dengan rentang kejadian yaitu sekitar 9,2–9,4 persen dengan 16 provinsi di antaranya mempunyai prevalensi di atas angka nasional. Provinsi Jawa Barat merupakan peringkat ke-7 kejadian ISPA tertinggi di Indonesia dengan prevalensi sebesar 11,2 persen.
Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2018 menempatkan ISPA sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 32,10 persen dari seluruh kematian balita (Riskesdas, 2018). Kasus ISPA terbanyak terjadi pada anak
usia kurang dari 1 tahun.