Yang membuat temuan ini menarik adalah, studi ini melibatkan kelompok yang sering kali kurang terwakili dalam riset sejenis: mayoritas peserta adalah individu berpenghasilan rendah dan berkulit hitam, yang sering tinggal di lingkungan yang tidak ideal untuk aktivitas fisik, termasuk minimnya akses ke ruang jalan kaki yang aman.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa berjalan cepat selama 15 menit sehari bisa menurunkan risiko kematian total hampir 20 persen. Sebaliknya, berjalan lambat lebih dari 3 jam sehari hanya memberikan manfaat yang jauh lebih kecil," kata ahli epidemiologi Wei Zheng dari Vanderbilt University dalam sebuah pernyataan resmi.
Manfaat ini tetap konsisten bahkan setelah memperhitungkan faktor gaya hidup lainnya, dan terbukti melalui berbagai analisis tambahan.
Para peneliti mengategorikan berjalan lambat sebagai aktivitas seperti mengajak anjing jalan-jalan atau mondar-mandir di tempat kerja. Sementara itu, berjalan cepat merujuk pada aktivitas seperti naik tangga atau berjalan dengan ritme cepat sebagai bagian dari latihan fisik.
Meskipun studi ini belum cukup untuk membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung, tetapi penurunan risiko kematian yang terlihat sangat signifikan dan memperkuat dugaan adanya kaitan antara kecepatan berjalan dan kesehatan jantung.
Berjalan cepat membuat jantung bekerja lebih keras dan memperkuat sistem kardiovaskular. Selain itu, kalori yang terbakar bisa membantu menjaga berat badan tetap sehat.
"Walaupun manfaat berjalan kaki setiap hari sudah banyak diketahui, tetapi masih sedikit penelitian yang membahas dampak kecepatan berjalan terhadap angka kematian, terutama pada kelompok berpenghasilan rendah dan komunitas kulit hitam," tambah Zheng.
Salah satu alasan mengapa para peneliti sangat mendorong berjalan kaki sebagai aktivitas fisik adalah karena ini merupakan salah satu bentuk latihan yang paling mudah. Hampir semua orang bisa melakukannya tanpa alat khusus, dan mudah dimasukkan ke rutinitas harian, misalnya dengan memarkir kendaraan sedikit lebih jauh dari kantor.
Tim peneliti juga mengatakan, kampanye kesehatan publik dan program komunitas bisa menekankan pentingnya berjalan cepat untuk meningkatkan kesehatan, dengan menyediakan sumber daya dan dukungan agar masyarakat lebih mudah melakukannya.
Referensi
"Pick up the Pace of Your Daily Walk to Boost Longevity, Experts Say." Elsevier. Diakses Agustus 2025.
Lili Liu et al., “Daily Walking and Mortality in Racially and Socioeconomically Diverse US Adults,” American Journal of Preventive Medicine, July 1, 2025, 107738, https://doi.org/10.1016/j.amepre.2025.107738.