ilustrasi masker (unsplash.com/Ashkan Forouzani)
Kita mungkin sering dibuat dilema dengan berbagai pilihan produk masker di pasaran. Ada yang N, KN, masker bedah, dan banyak lainnya. Lantas, jenis masker yang aman dipakai untuk polusi udara itu baiknya mana, ya?
Dilansir IQAir, masker polusi udara yang baik seharusnya dapat menyaring hingga 95 persen partikel di udara hingga 0,3 mikron. Tentunya dengan standar internasional yang diakui. Masker dengan kemampuan tersebut biasanya dapat menghalau PM10, PM2.5, bakteri, virus, serbuk sari, spora jamur, hingga debu rumah tangga.
Oleh karena itu, dianjurkan untuk menggunakan masker jenis N95, KN95, atau FFP2. Ketiga seri masker tersebut dapat menyaring partikel super kecil. Lebih lanjut, masker jenis ini dapat melindungi dari polusi partikel dan aerosol infeksius di udara, melansir penelitian dalam One Earth.
Meski pernah populer saat pandemi, menggunakan masker kain sebagai pelindung polusi kurang disarankan. Masker dari bahan katun, poliester, rayon, atau material lainnya memang efektif melawan tetesan cairan tubuh. Namun, jenis masker ini tidak melindungi dari aerosol kecil.
Bagaimana dengan masker bedah? Sama halnya dengan masker kain, penggunaan masker ini pun kurang disarankan. Pasalnya, susunan pelapisnya tidak mampu melindungi dari partikel polusi kasar dan halus. Lebih lanjut, sisi samping masker pun memungkinkan aerosol masuk tanpa penyaring udara kotor.
Ingat, ya, jenis masker yang aman dipakai untuk polusi udara tidak bisa sembarangan. Semakin rapat filternya, makin baik dalam mencegah udara kotor masuk ke saluran pernapasan.